Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Efesus 2:8-9

Kita tentu telah mengerti bahwa keselamatan yang kita terima berasal dari kasih karunia dan bukan dari perbuatan baik kita. Kita tidak pernah bisa lepas dari dosa, sekalipun kita sudah bertobat. Dosa selalu mengejar kita dan tanpa kita sadar, kita berbuat dosa. Tidak ada seorang pun di dunia yang dapat memberi dirinya diselamatkan dengan menunjukkan perbuatan baiknya.

“Apakah keselamatan bisa hilang?”

Kita tentu sering mendengar pertanyaan tersebut, yang kemudian mengundang orang-orang penganut doktrin-doktrin tertentu saling berdebat. Coba kita baca ayat berikut :

Kalau Aku berfirman kepada orang benar: Engkau pasti hidup!  —  tetapi ia mengandalkan kebenarannya dan ia berbuat curang, segala perbuatan-perbuatan kebenarannya tidak akan diperhitungkan, dan ia harus mati dalam kecurangan yang diperbuatnya.
Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti mati!  —  tetapi ia bertobat dari dosanya serta melakukan keadilan dan kebenaran,
Yehezkiel 33:13

Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: “Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu  —  dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.”
Keluaran 32:31-33

Dari kedua ayat di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Tuhan dapat menghapus nama yang sudah tertulis dalam kitab kehidupan. Seperti yang telah kita ketahui, kitab kehidupan adalah kitab yang mencatat nama orang-orang yang masuk dalam kerajaan Surga dan itu berarti bahwa keselamatan dapat dihapuskan. Jika seseorang telah menerima Kristus Yesus sebagai juruselamat dan diselamatkan, tetapi kemudian ia puas dengan kehidupannya dan tidak mau berubah menjadi lebih baik, maka keselamatan itu akan hilang baginya.

“Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya.
Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.
Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.
Matius 22:2-13

Perumpamaan yang diberikan Yesus ini mengajarkan tentang keselamatan yang kita terima dari Tuhan. Memang ada orang-orang yang ditentukan untuk diselamatkan oleh Tuhan, tetapi jika orang-orang yang telah ditentukan tersebut tidak mengindahkan kasih karunia keselamatan, maka orang-orang tersebut akan digantikan dengan orang lain, yang sebenarnya tidak ditentukan sejak semula menerima keselamatan. Dan jika orang-orang yang telah datang menerima keselamatan, tetap berlaku sebagaimana cara hidupnya yang lama, maka keselamatan itu akan diambil kembali dari padanya. Sebagaimana yang tertulis pada ayat berikut :

Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah,
janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu. Mungkin kamu akan berkata: ada cabang-cabang yang dipatahkan, supaya aku dicangkokkan di antaranya sebagai tunas. Baiklah! Mereka dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak tercacak karena iman. Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah! Sebab kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak akan menyayangkan kamu.
Roma 11:17-21

Bangsa Israel adalah cabang asli yang dimaksud, tetapi sebagaimana yang kita tahu, mereka tidak menerima Yesus sebagai Mesias yang telah dinubuatkan dan tidak percaya, maka mereka dipatahkan dan bangsa-bangsa lain dicangkokkan untuk mendapat keselamatan dan kasih karunia. Oleh karena itu, janganlah kita bermegah, karena kita ini hanyalah bangsa “cangkokkan. Kalau cabang yang asli, yakni Israel, dapat dipatahkanNya apalagi kita yang hanyalah bangsa cangkokkan.

 

Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
2 Petrus 3:9

Tuhan memberi kesempatan yang sama kepada setiap orang  untuk beroleh keselamatan. Ia menghendaki banyak orang dapat diselamatkan. Jika Tuhan sudah menetapkan orang-orang yang akan dibinasakan, tentunya itu bertentangan dengan sifat Tuhan.

Yudas tidak ditetapkan untuk binasa.

Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.”
Matius 26:24

Dalam kisah penyaliban Yesus Kristus, Yudas tidak dibutuhkan untuk menyerahkan Yesus, sebab sudah tertulis bahwa Anak Manusia akan pergi. Tanpa Yudas untuk menyerahkanNya pun, Yesus Kristus tetap akan disalib. Yudas tidak ditetapkan untuk binasa, tetapi ada kemahakuasaan Tuhan yang tidak dapat kita pahami. Tuhan tahu apa yang akan dilakukan Yudas dan Ia memberikan kesempatan kepadanya berupa peringatan-peringatan, seperti yang diberikannya pada Petrus.

Tuhan tidak pernah membinasakan seseorang. Manusia binasa karena pilihannya sendiri.

Ini berarti tidak ada jaminan keselamatan yang kekal karena walaupun telah menerima keselamatan, kita tetap harus berjaga-jaga. Setiap orang tentunya ingin memperoleh keselamatan yang kekal. Namun sesungguhnya, rasa aman yang kekal ini justru membuat orang menjadi tidak aman, tidak lagi menjadi waspada dan tidak sungguh-sungguh menjaga hidup. Dalam ketidakamanan kita, ada keamanan yang besar.

Ada sebuah kota yang dikelilingi oleh sebuah tembok besar yang kuat dan kokoh. Jika sang pemimpin kota itu merasa begitu aman dan merasa tidak perlu menempatkan penjaga-penjaga, maka ketika suatu waktu musuh menyerbu dan meruntuhkan tembok, mereka akan mengalami kehancuran. Tetapi jika pemimpin kota itu merasa tetap tidak aman meskipun ada tembok besar yang kuat dan kokoh, ia akan menempatkan penjaga-penjaga untuk menjaga tembok. Kalau kita sok-sokan berkata bahwa kita tidak akan binasa, kemudian dengan kehendak bebas kita, kita keluar dari kasih karuniaNya, tidak mau mengikutiNya dan memilih untuk sendiri, maka kita akan kehilangan keselamatan itu.

Ada keamanan yang sejati dalam ketidakamanan kita. Dalam ketakutan akan Tuhan ada keamanan yang besar. Selama domba-dombaNya bersamaNya, maka tidak ada seorang pun dapat merebut mereka dari Tuhan.