Bintang film Planet of the Apes, Mark Wahlberg, yang dikenal blak-blakan dengan iman Katoliknya, memutuskan untuk pindah dari California untuk memberikan kehidupan yang lebih baik pada ketiga anaknya. Aktor berusia 51 tahun tersebut membagikan alasan mengapa ia mengemasi barang-barang di rumah mereka, di Baverly Hills, untuk pindah ke negara bagian lain.

“Aku ingin bisa bekerja dari rumah. Aku pindah ke California bertahun-tahun lalu untuk mengejar karir akting dan aku hanya membuat beberapa film sepanjang waktuku di sana,” ungkapnya. “Aku ingin memberi anak-anak kehidupan yang lebih baik dan mengikuti dan mengejar mimpi mereka, entah apakah putriku ingin menjadi penunggang kuda, putraku menjadi atlit basket, si bungsu menjadi atlit golf.”

Rumah Wahlberg di Baverly Hills memiliki luas 30.500 kaki persegi dan memiliki nilai $87,5 juta. Rumah yang dibeli pada tahun 2009 tersebut sudah memiliki home theater, lapangan golf, taman skate dan gym. Sudah cukup lengkap untuk kehidupan yang baik. Dilansir oleh The Las Vegas Review-Journal, Wahlberg saat ini tinggal di rumah senilai $51,5 juta di Summerlin yang berpopulasi kurang dari 31.000 penduduk.

“Aku sangat diberkati dan sangat beruntung. Dan karena itu, aku akan memberikan fokusku kepada Tuhan dan kepada keluargaku yang telah memampukanku untuk mencapai banyak hal. Juga dengan segala kegagalan dan kekecewaan, hidup ini tidak mudah.” katanya dalam wawancara dengan The Christian Post sebelumnya. “Tidak ada yang lebih penting daripada iman dan keluarga.”

Mark Wahlberg baru-baru ini memproduseri, sekaligus membintangi film berjudul Father Stu yang juga dibintangi oleh pemenang Academy Award Mel Gibson yang berperan sebagai ayahnya, Bill Long. Film ini bercerita seorang petinju yang kemudian menjadi seorang pastor Katolik.

Wahlberg berkata bahwa film ini adalah misinya. Ia merasa terpanggil untuk membuat film itu dan konten-konten lainnya yang menginspirasi. Ia bercerita bahwa ia telah menghabiskan enam tahun yang sangat lambat untuk memperjuangkan film tersebut hingga akhirnya dibuat. Film tersebut merampungkan syuting selama 30 hari saat lockdown akibat pandemi di Amerika Serikat.

 

Sumber: The Christian Post