“BaPer” salah satu istilah yang familiar di telinga anak muda dan dengan/tanpa disadari banyak dialami oleh umat Tuhan. BaPer sebenarnya adalah singkatan dari “Bawa Perasaan” atau terbawa perasaan, istilah yang digunakan terutama oleh anak muda untuk menyatakan keadaan dimana seseorang menganggap serius atau menanggapi hal sepele dengan berlebihan memakai perasaan atau memaknai masalah kecil dengan berlebihan. Sedangkan menurut Kitab Gaul anak muda, BaPer ialah semacam perasaan yang datang secara tidak sengaja dan bila dilanjutkan bisa menimbulkan komplikasi berkelanjutan (Kitab Gaul, diakses pada Maret 2017).
Terbawa Perasaan (BaPer) adalah respon alamiah (normal) yang bisa muncul dalam perasaan siapa saja, namun akan mulai berkembang menjadi “sesuatu (yang negatif)” jika dibiarkan berlama-lama, kemudian ditindak lanjuti dengan sikap keliru dan tidak segera dibereskan dengan bijak.
Beberapa orang termasuk rentan atau mudah terbawa perasaan, sementara yang lain lebih cuek dan kurang peka. Umumnya orang yang mudah terbawa perasaan ialah mereka yang terlalu serius menanggapi sesuatu, orang yang perasa/sensitive, mereka yang memiliki pengalaman traumatik terkait, sering dilukai dan belum pulih sepenuhnya. Namun pada dasarnya semua orang memiliki potensi untuk terbawa perasaan yang negative apabila tidak menjaga hati/perasaan.
Beberapa contoh dalam Alkitab yang bisa menjadi pelajaran:
- Kain terhadap Habel (Kejadian 4:1-16)
Saat Tuhan lebih mengindahkan persembahan Habel, Kain menjadi tersinggung perasaannya sampai mengambil tindakan membunuh adiknya Habel.
- Saul terhadap Daud (1 Samuel 18:7-8)
Perasaan dan suasana hati Saul menjadi tidak nyaman saat banyak rakyat memuji keberhasilan dan kehebatan Daud dalam mengalahkan musuh bangsa Israel (perkataan rakyat menyebalkan hati Saul). Ia tidak segera membereskan perasaannya dan justru terjebak dalam iri hati dan kemarahan, pada akhirnya Saul kehilangan perkenanan Tuhan.
- Ahitofel (2 Samuel 17:23)
Seorang penasihat raja Israel, ia menjadi tersinggung saat nasihatnya tidak diterima oleh raja bahkan sampai memutuskan untuk bunuh diri.
- Murid-murid Yesus (Lukas 9 : 51 – 58)
Murid-murid Tuhan Yesus pun tidak luput dari potensi terbawa perasaan karena suatu keadaan. Saat mereka ditolak di Samaria, Yakobus dan Yohanes merasa tersinggung dan marah hingga ingin menurunkan api untuk binasakan kota Samaria.
Apakah BaPer itu boleh? Apakah BaPer diperlukan?
Tergantung! BaPer yang seperti apa? Ada BaPer yang positif dan ada BaPer yang negatif. Tentu saja BaPer yang negatif seperti beberapa contoh di atas tidak kita perlukan dan justru harus dihindari. Beberapa bahaya dari sifat mudah BaPer negatif yang tidak disikapi dengan bijak:
- Merugikan diri sendiri (selalu merasa diri tersakiti),
- Mempengaruhi hubungan dengan orang lain (tidak banyak yang mau berinteraksi, berteman atau berurusan dengan kita),
- Mempengaruhi hubungan dengan Tuhan dan penggenapan rencana Tuhan dalam hidup kita serta hidup orang lain melalui kita,
- Merugikan Tuhan dan kepentingan kerajaan Allah karena sifat BaPer,
- Mempengaruhi pertumbuhan rohani dan pemulihan jiwa.
BaPer yang positif sangat diperlukan dan sudah seharusnya kita miliki. BaPer positif ialah kita mudah tersentuh, peka, sensitive dan cepat berespon (positif) terhadap Firman Tuhan, Teguran Tuhan, Kerinduan Tuhan, Pertolongan Tuhan dan hal-hal dari Tuhan. Tidak hanya sampai pada perasaan namun juga dilanjutkan dengan pikiran, perkataan dan tindakan hidup sehari-hari. BaPer Positif akan membuat kita:
- Mudah ditegur oleh Tuhan, mudah dibentuk, peka dengan apa yang mendukakan hati Tuhan (2 Korintus 7:10)
- Mudah mengintrospeksi diri dan bertobat
- Mengalami pertobatan, perbaikan diri, perbaikan hubungan, peningkatan kualitas diri dan kerohanian, semakin taat dan menyenangkan hati Tuhan.
Jenis BaPer terakhir, sangat sering terjadi pada anak muda terkait respon seseorang terhadap perlakuan, perkataan, perhatian atau kebaikan lawan jenis dimana seseorang menjadi terbawa perasaan dalam memaknai sikap lawan jenisnya. Hal ini sebenarnya sangat alamiah dan umum terjadi, namun tidak sedikit anak Tuhan yang patah hati, berkonflik dan menjadi renggang dalam hubungan karena perasaan BaPer ini. Saat ia salah menafsirkan sikap lawan jenis, kemudian terluka karena perasaannya tidak berbalas. Terutama bagi anak muda yang cepat atau mudah merasa spesial dengan perlakuan lawan jenis.
Kadangkala memang terbawa perasaan bisa saja muncul dan tidak terelakkan namun kita harus segera mengendalikan dan menindak-lanjuti dengan pilihan yang tepat yang sesuai dengan Firman Tuhan.
“Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus”
2 Korintus 10:5b“Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.”
1 Petrus 4:7b
——————————————————————————————————
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk pulih dan menang dari sifat mudah terbawa perasaan (BaPer) yang negatif:
- Kenali kelemahan, kecenderungan diri (sifat mudah BaPer yang negatif), akui dihadapan Tuhan, mohon pengampunan dan pemulihan.
- Mau bekerjasama dengan Tuhan untuk berubah lewat pembentukan, teguran dan ketaatan pada tuntunan firman Tuhan.
- Kenakan pikiran dan perasaan Kristus (Filipi 2:5-7) dengan berpatokan pada prinsip “apa yang akan Yesus pikirkan dan lakukan” untuk segala sesuatu yang sedang dihadapi. Mengubah cara pandang terhadap apapun dengan menggunakan standart Firman Tuhan.
- Kendalikan perasaan! Kita yg harus menguasai perasaan bukan sebaliknya. Perasaan, sikap/isi hati, pilihan cara kita menangani perasaan kita akan mempengaruhi perjalanan hidup kita! (Amsal 4:23, 2 Korintus 10:5).
- Minta pertolongan Roh Kudus dalam menyikapi segala sesuatu
- Jadilah orang yang tetap positif bahkan di saat kita mengetahui maksud jahat orang lain. Ikan tidak berubah menjadi asin walaupun ia hidup di laut yang asin.
- Terkait BaPer dengan lawan jenis, adalah lebih baik agar kita jangan terburu-buru merasa spesial dengan perlakuan sesorang. Tetap berpikiran positif sebagai teman dan saudara seiman sampai orang tersebut (pria) menyatakan perasaan cintanya dan sampai seorang wanita memberikan respon positif dan menerima cinta.