Sebuah pertanyaan klasik yang muncul dari mulut orang tua ketika anaknya mulai dewasa: “Kapan kamu punya pasangan?”. Tidak sedikit juga banyak orang tua yang mulai cemas ketika umur anak mereka “melewati batas” tetapi belum kunjung memiliki pasangan hidup. Tanpa sadar, orang-orang yang memiliki cara pandang yang sama dengan dunia akan menuntut orang yang dikenalnya untuk segera memiliki pasangan sebelum usia mereka expired. Di mata dunia, berpasangan adalah sebuah kebutuhan yang mutlak dimiliki oleh setiap orang pada batas usia tertentu; tidak melihat apakah orang tersebut siap atau tidak untuk berpasangan atau menikah. Tetapi anak-anak Tuhan perlu tahu bahwa berpasangan adalah sebuah panggilan, dan panggilan dari Tuhan sesuai dengan waktu Tuhan.

Sejak Tuhan menciptakan manusia, Tuhan menghendaki anak-anakNya hidup berpadanan dengan pasangannya. Tentulah pada mula Allah menciptakan Adam, Tuhan memanggil dia untuk berpasangan, sehingga Tuhan mengambil tulang rusuknya dan menciptakan Hawa baginya (Kejadian 2:21-22). Demikian juga dengan orang-orang yang Tuhan panggil untuk berpasangan, Tuhan sudah menyiapkan tulang rusuk terbaik baginya. Tetapi seorang yang terpanggil untuk berpasangan atau menikah tidak lantas bisa sembarangan untuk memutuskan untuk berpasangan. Hal ini berkaitan dengan kesiapan mereka untuk memiliki pasangan. Aspek apa saja yang perlu kita perhatikan untuk menjadi orang yang siap untuk berpasangan?

Pria yang terpanggil untuk Berpasangan

                Penting bagi seorang pria menyadari dengan baik bahwa berpasangan dan menikah adalah sebuah panggilan, bukan kebutuhan. Seorang pria dikatakan “siap” untuk berpasangan ketika dia sudah mengetahui dan mengerti tujuan hidupnya. Seorang pria akan menjadi seorang imam di dalam keluarganya. Ketika dia tidak memiliki tujuan hidup, maka dia tidak tahu arah tujuan hubungan yang dibangunnya. Dia akan menjadi sibuk menyenangkan hati pasangannya tanpa membawa pasangannya ke arah hubungan yang seharusnya. Maka dari itu, sebelum memutuskan untuk berpasangan, pria harus memiliki tujuan hidup yang datangnya dari Tuhan.

Seorang pria dikatakan “siap” untuk berpasangan ketika dia sudah mengetahui dan mengerti tujuan hidupnya.

Kriteria Pria yang siap untuk berpasangan:

  1. Memiliki penguasaan diri

Dikatakan dalam Amsal 31:1-9, seorang pria harus mampu mengendalikan dirinya. Motivasinya untuk berpasangan juga perlu diselidiki; apa alasannya memutuskan untuk berpasangan. Jangan sampai alasannya untuk berpasangan adalah untuk menunjukkan kepercayaan dirinya dihadapan orang-orang supaya dikatakan dia sudah “laku”, atau untuk memenuhi kebutuhan kasih; supaya ada seseorang yang menyayangi dan memperhatikan. Penguasaan diri yang perlu dimiliki seorang pria adalah kesabaran, berpikir jernih, dan tidak terburu-buru mengatakan cinta pada wanita yang dikenalnya.

2. Memiliki Keteguhan Hati

Seorang yang bimbang tidak akan dapat mengambil keputusan. Menjadi seorang pria yang siap untuk berpasangan, artinya siap juga untuk memutuskan arah hubungan yang dibangunnya. Seorang pria yang siap adalah pribadi yang teguh dalam pilihan dan keputusannya; baik dalam hal pekerjaan, pasangan, maupun tujuan hidupnya.

Wanita yang Terpanggil untuk Berpasangan

Bukan hanya pria, seorang wanita yang terpanggil untuk berpasangan perlu memiliki kesiapan. Sebuah pernyataan umum yang sering kita dengar, “Dibalik pria yang sukses ada wanita yang hebat”. Wanita memegang peranan penting sebagai pemegang masa depan orang lain. Wanita yang siap berpasangan akan menjadi seorang pendamping yang mampu mendukung dan menyokong pasangannya.  Lalu apa saja kriteria seorang wanita “siap” untuk berpasangan?

Ciri-ciri wanita yang siap berpasangan di dalam Amsal 31:10-30 :

  1. Cakap (Ayat 10)

Wanita yang siap berpasangan adalah seorang wanita yang memiliki kemampuan untuk mengelola dirinya, mampu membawa dirinya, dan memiliki keterampilan khusus di dalam Tuhan.

2. Bisa Dipercaya (Ayat 11)

Seorang wanita yang baik mampu menjaga kepercayaan yang diberikan kepadanya. Misalnya dia dapat dipercaya untuk mengurus kebutuhan sehari-hari dan kecakapan dalam mengatur keuangan.

3. Bekerja dengan tangan, bukan dengan mulut (Ayat 19)

Wanita yang siap untuk berpasangan tidak akan menggunakan mulutnya untuk mengomentari hasil kerja suaminya. Wanita yang siap berpasangan adalah ketika pasangannya mengalami masa-masa yang buruk, dia tetap setia dan memiliki iman untuk mendukung pasangannya. Tangannya siap untuk menopang, mulutnya tidak digunakan untuk menjatuhkan suaminya.

4. Siap memiliki anak (Ayat 26)

Siap memiliki anak artinya memiliki karakter yang matang untuk mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Dia harus mempunyai lidah yang lemah lembut untuk mengajar & mendidik anak-anaknya suatu saat nanti. Ketidaksiapan mendidik anak dapat merusak generasi selanjutnya. Karena itu, menjadi seorang wanita yang siap berpasangan harus siap juga secara karakternya.

5. Memiliki Inner Beauty (Ayat 29-30)

Cantik dari dalam adalah hal yang terpenting. Kecantikan diluar bisa memudar, tetapi kecantikan dari dalam mengalirkan damai sejahtera. Wanita yang siap berpasangan adalah seorang yang terus memilki kecantikan dari dalam, karena itu yang selalu mendatangkan sukacita bagi pasangannya.

Menjadi seorang wanita yang menikah bukan semudah membalikkan telapak tangan. Wanita yang menikah harus siap untuk menjadi tiang doa bagi suaminya, menjaga nama baik dan kehormatan suaminya, bisa menjadi seorang organisator dalam rumah tangganya, serta memiliki karakter yang matang untuk membesarkan anak-anaknya. Sebagai seorang pendamping, istri juga harus mendukung visi suaminya. Karena itu, penting juga memilih pasangan dengan visi yang benar dari Tuhan. Dengan kesiapan yang matang, pasangan yang tepat, dan waktu yang tepat, maka sebuah rumah tangga menjadi sebuah perkenanan bagi Tuhan.

Wanita yang siap berpasangan akan menjadi seorang pendamping yang mampu mendukung dan menyokong pasangannya

Sudahkah kalian siap untuk berpasangan? Berpasangan adalah sebuah panggilan. Sebuah panggilan akan digenapi langkah demi langkah sesuai dengan waktu dan cara Tuhan. Jika kau menerima panggilanmu untuk berpasangan, alangkah baiknya jika kita mempersiapkan diri kita sebaik mungkin. Ingat! Tujuan hidup kita adalah untuk memuliakan nama Tuhan. Baik berpasangan atau tidak, kita harus ingat tujuan akhir kita. Jangan salah fokus! Berpasangan bukan untuk memenuhi target umur, bukan untuk menyenangkan diri kita sendiri, bukan juga untuk menjadi pelampiasan terhadap hal-hal yang tidak bisa kita capai. Berpasangan tujuannya adalah menggenapi rencana Tuhan. So,Tetaplah siapkan dirimu dan jadilah seorang penggenap panggilan Tuhan yang berkenan ya!