Saat kita mendengar kata “nyaman”, hal apakah yang pertama kali muncul dalam benak kita? Mungkin ada yang menjawab, “Itu adalah hal yang menyenangkan, itu adalah hal yang sedang aku cari”, atau mungkin juga ada yang menjawab, “Itu adalah hal yang bila sudah kudapatkan, akan sulit bagiku untuk melepaskannya.” Tidak ada satupun pikiran yang “negatif” bila orang mengatakan “nyaman”. Dan memang benar tidak ada yang salah dengan hal itu karena memang sangatlah manusiawi. Semua orang menginginkan kenyamanan. Kenyamanan dalam bekerja, kenyamanan dalam berinteraksi dengan orang lain, kenyamanan saat tinggal dalam suatu lingkungan, kenyamanan dalam menggunakan fasilitas, bahkan kenyamanan saat kita beristirahat atau tidur sekalipun. Lantas, apakah yang menjadi masalah dari sebuah kenyamanan?

Kenyamanan yang berlangsung begitu lama sampai melebihi yang seharusnya itulah yang tidak baik buat setiap kita sebagai anak Tuhan. Mengapa tidak baik? Karena kenyamanan yang terlalu lama dan berlebihan akan membuat kita kurang berjaga-jaga, membuat kita sulit untuk berkembang, dan pada akhirnya akan membuat kita “melupakan” Tuhan.
Sebagai anak Tuhan, kita harus memiliki kewaspadaan. Kita harus waspada terhadap serangan dari si jahat yang selalu berusaha untuk menjatuhkan kita. 1 Petrus 5:8 mengatakan “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya“. Tuhan mengatakan berkali-kali dalam FirmanNya bahwa kita harus berjaga-jaga. Saat kita lengah, maka musuh akan dengan mudah menyerang kita.

Kenyamanan yang terlalu lama dan berlebihan akan membuat kita kurang berjaga-jaga

Diam dalam kenyamanan terlalu lama juga akan membuat kita sulit untuk berkembang. Kondisi yang nyaman membuat kita sulit untuk “beranjak”. Hal ini juga membuat kepekaan kita menjadi tumpul, pertumbuhan kita bisa terhambat, dan pada akhirnya kerohanian, karakter, talenta kita menjadi stagnan. Ingat bahwa saat kita berada dalam kondisi stagnan atau tetap di tempat itu artinya kondisi kita sedang mengalami penurunan.

Jangan diam terlalu lama dalam kenyamanan. Memang, ada waktunya dimana kita ingin bersantai dan melakukan hal yang bisa “menyamankan” diri kita dengan tujuan agar kita dapat refresh kembali. Namun, bila kita terlalu lama berada di tempat yang “nyaman”, kita akan ketinggalan banyak hal. Untuk itu, dalam hidup kita ada beberapa hal perlu kita perhatikan agar kita dapat terus berkembang.

3 hal penting dalam hidup kita yang perlu di perhatikan adalah R2C (dibaca : ar tu si):

R : Resources

Resources ini berbicara sumber daya, hal-hal apa saja yang kita miliki, atau apa saja yang sudah Tuhan percayakan kepada kita. Resources mencakup  3 hal, yaitu: waktu, talenta, dan uang. Sudahkah kita memanfaatkan waktu yang Tuhan berikan dalam kehidupan kita dengan efektif dan berguna? Talenta apa saja yang sudah Tuhan berikan untuk kita dan sudahkah kita mengembangkannya? Sudahkan kita mengelola uang yang Tuhan percayakan kepada kita dengan baik? Ada satu ayat di Alkitab yang mengatakan : “If you are faithful in little things, you will be faithful in large ones. But if you are dishonest in little things, you won’t be honest with greater responsibilitiesLuke 16:10 NLT. Jadi, mari kita belajar untuk tidak meremehkan apa yang sudah Tuhan percayakan kepada kita dan berusaha untuk mengembangkannya lebih lagi.

R : Relationship

Ini berbicara sebuah hubungan: Up, in, and out. Hubungan dengan Tuhan (Up), hubungan dengan orang-orang yang terdekat dengan kita (in), dan hubungan dengan orang-orang yang berada di lingkungan kita, yang kita tahu, dan bahkan yang tidak kita kenal (out). Hubungan itu berbicara mengenai apakah kita mau membangun atau membakar jembatan antara kita dengan pihak lain. Dengan belajar untuk tidak egois, lebih banyak introspeksi diri, lebih banyak mendengar daripada berbicara, lebih banyak melepaskan pengampunan daripada menyimpan dendam, semua itu pasti akan membuat kita mudah “membangun” jembatan hubungan kita. Bila kita memiliki hubungan dengan Tuhan (Up) yang baik, maka pastilah kita memiliki hubungan yang baik dengan “in” dan “out” kita.

C : Character

Sifat kita, kebiasaan kita, karakter kita saat kita sendirian itu akan menunjukkan diri kita yang sebenarnya. Memang manusia seringkali hanya melihat apa yang tampak dari luar, tapi sesungguhnya yang terpenting adalah “inside“nya kita. Alkitab mengatakan manusia batiniah atau manusia roh kita haruslah kita bangun hari demi hari (2 Kor 4:16). Ada yang mengatakan kalau kita itu ibarat adonan kue. Mungkin saat ini dunia sudah meletakkan kita dalam “loyang”nya sehingga hidup kita sudah tercetak dan terbentuk sesuai dengan loyang dunia. Namun, Tuhan mengangkat kita dari dunia ini dan memasukkannya ke dalam “loyang”nya Tuhan. Saat Tuhan memasukkannya, pasti bentuknya tidak sama. Ada bagian yang harus dipotong, ada bagian yang harus ditambahkan, bahkan ada bagian yang harus dihancurkan agar adonan tersebut bisa masuk sepenuhnya dan tercetak sesuai dengan bentuk loyang yang diinginkan Tuhan. Saat karakter kita dibentuk dan diproses Tuhan, marilah kita jangan berputus asa dan memberontak (Ibr 12:5). Jadilah anak-anak yang taat dan memiliki roh yang lemah lembut.

Nyaman itu berbahaya. Saat kita merasa puas diri, di saat itulah kita jatuh. Selalu ada puncak bukit yang lain, yang akan tuhan percayakan untuk kita daki lebih tinggi lagi.

Quotes dari seorang hamba Tuhan diatas mengajak kita untuk senantiasa rendah hati, selalu mau diajar, tetap berjaga-jaga dan menaruh sumber kenyamanan, sumber kekuatan, pengharapan kita hanya pada Tuhan dan bukan pada yang lain.

Tuhan Yesus memberkati