Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.”
Matius 11:28-30

Dengan lembut dan kasih, Bapa mengundang siapa saja yang letih lesu dan berbeban berat untuk datang kepadaNya. Tapi pada ayat selanjutnya, Bapa menyuruh kita memikul kuk yang dipasangNya dan belajar kepadaNya. Mungkin kita merasa aneh, kita diundang untuk datang kepadaNya, tetapi kita akan disuruh untuk memikul kuk.

Seorang guru sekolah minggu membacakan ayat Matius 11:29-30 kepada anak-anak dikelasnya, lalu bertanya: “Tuhan Yesus berkata bahwa Kuk yang Kupasang itu enak, siapa yang tahu apakah kuk itu.” Seorang anak laki-laki mengacungkan jari dan menjawab, “Kuk adalah sesuatu yang diletakkan pada leher binatang supaya mereka dapat saling membantu.” Kemudian guru itu bertanya lagi “Lalu kuk apakah yang diletakkan Yesus pada kita?” Seorang gadis kecil yang pendiam mengangkat tangan dan berkata, “Tangan Bapa yang dilingkarkan di bahu kita”

Kuk yang diberikan Yesus untuk kita adalah kuk yang enak. Seperti yang anak kecil katakan, kuk itu seperti tangan Bapa yang dilingkarkan di bahu kita. Kuk yang diberikan Bapa tidak sama dengan kuk yang diberikan orang-orang Farisi. Orang Farisi menganggap kuk sebagai sesuatu yang sangat berat dan mustahil untuk dilaksanakan (Matius 23:4, Kisah Para Rasul 15:10). Tuhan tidak ingin memberikan kuk yang berat untuk setiap kita. Kuk yang Dia berikan adalah kuk yang enak, sebab Dia pun tahu bahwa kita tidak bisa mencapai standar kesempurnaanNya. Karena itu, Dia mengutus Yesus ke dunia untuk mengerjakan kehendak Bapanya dengan sempurna.

Kuk yang harus kita tanggung tidak akan terasa berat apabila kita memiliki kerendahan hati. Dengan memiliki kerendahan hati untuk dibentuk-Nya, Tuhan akan dengan mudah memulihkan setiap kita. Tangan yang dilingkarkan-Nya pada bahu kita memberikan kita rasa aman sehingga tidaklah menjadi berat menaati-Nya, tetapi justru terasa nyaman untuk mengerjakannya. Dia, Bapa yang akan selalu bersama dengan kita melewati segala sesuatu, begitu juga ketika kita memikul kuk kita. Sebuah sikap yang rendah hati yang harus kita miliki adalah sebuah sikap hati yang mengakui kesalahan. Ketika kita dengan rendah hati datang kepadaNya dan mengakui segala kelemahan kita kepada Tuhan, kita akan mendapatkan kuk yang enak dari Tuhan. Karena dalam kelemahan kita, Dia memeluk dan akan selalu mendampingi kita.

Dia adalah Guru yang Agung, yang akan selalu mendidik dan melatih kita. Dia bukanlah guru yang jahat, yang akan selalu menghukum kita ketika kita berbuat salah. Dia adalah pribadi yang sabar dan penuh kasih, yang senantiasa menuntun kita untuk menuju pada jalan-Nya.

Baiklah kita memiliki kerendahan hati senantiasa rela untuk mengerjakan perintahNya, sehingga kuk kita tidak terasa berat bagi kita. Dengan hati yang lembut dan rendah hati, Bapa yang penuh kasih akan mengajar dan melatih kita dengan sabar. Kita pun juga akan menjadi pribadi yang lebih baik dan semakin disempurnakan seperti-Nya. God Bless You (EN)