Kita sering mendengar banyak orang yang berpindah pekerjaan karena tidak cocok dengan atasan mereka. Kita juga sering melihat begitu banyak pasangan suami istri yang dengan mudahnya memutuskan untuk bercerai karena ketidakcocokan di antara keduanya, dan masih banyak lagi kejadian yang menggambarkan betapa dunia mengajarkan kita untuk mudah menyerah. Tetapi Firman Tuhan berkata bahwa kita tidak boleh mudah menyerah dalam segala persoalan yang kita alami. Karena semua penderitaan kita di bumi hanya penderitaan yang ringan dibandingkan dengan kemuliaan kekal yang akan kita terima. Untuk itu, kita perlu bertekun di dalam Tuhan.

Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segalanya, jauh lebih besar dari daripada penderitaan kami.”
2 Korintus 4:17

Seorang yang bertekun dalam Tuhan tidak akan mudah dihimpit rasa kuatir seperti benih yang jatuh di semak duri. Juga tidak akan seperti benih yang jatuh di tanah berbatu, yang semangat hanya di awal mula mendengarkan Firman Tuhan, tetapi di kemudian hari dia menjadi tidak bersemangat lagi. Seorang yang bertekun di dalam Tuhan sama seperti benih yang tanah hati yang baik, yaitu pribadi yang berbuah. Seorang yang tidak bertekun tidak dapat berbuah dengan baik. Oleh karena itu baiklah kita jangan menyerah dengan segala proses kita. Tetap bertekun sampai hidup kita menghasilkan buah-buah yang berkenan bagi Tuhan.

Tuhan rindu setiap kita menghasilkan buah-buah yang tetap. Yang Tuhan cari dari setiap kita adalah sebuah konsistensi, artinya janganlah kita hanya berbuah pada musim-musim yang baik saja dalam hidup kita. Dalam setiap musim, baik atau buruk, Tuhan mau kita dapat menghasilkan buah yang terbaik untuk kerajaanNya. Kehidupan kita tidak akan lepas dari penderitaan, tapi maukah kita menjadi sabar dan bertekun untuk mendapatkan yang terbaik dari Tuhan; Bertekun untuk terus berbuat benar, bertekun untuk mengerjakan semua yang Tuhan percayakan sekalipun belum menunjukkan hasil, itulah yang Tuhan pandang dari setiap kita.

Rut adalah gambaran orang yang sungguh-sungguh bertekun. Dia setia mengikuti Naomi, mertuanya, meskipun suaminya telah meninggal. Dia juga setia untuk mengikut kemanapun Naomi pergi dan setia untuk mengikut Allahnya. Hingga akhir kisah Rut, dia mendapatkan bagian yang terbaik dari Tuhan. Arti dari bertekun lewat pribadi seorang Rut:

  1. Bertekun artinya Memiliki Komitmen

Tetapi kata Rut: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!”
Rut 1:16-17

Seorang Rut berkomitmen kepada Naomi untuk mengikut kemanapun Naomi pergi. Dimana Naomi bermalam, dia juga akan bermalam.. Bangsa Naomi menjadi bangsanya, dan Allah Naomi menjadi Allahnya. Seorang yang bertekun pastilah orang yang memiliki komitmen. Saat kita memiliki komitmen untuk mengerjakan sesuatu, maka kita akan pantang menyerah dalam hal itu. Itulah yang memotivasi kita untuk tetap tekun mengerjakannya. Sama halnya dengan panggilan Tuhan dalam hidup kita. Saat Tuhan panggil kita untuk mengerjakan sesuatu, dan kita berkomitmen untuk mengerjakan itu, maka kita akan dengan mudah bertekun mengerjakannya.

  1. Bertekun artinya Tidak Tergoda dengan Hal-hal yang Membuat Kita Menyerah

Tetapi Naomi berkata: “Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti? Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki, masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?”
Rut 1:11-13

Naomi meminta Orpa dan Rut untuk kembali ke negeri mereka. Naomi memberitahukan untung dan ruginya bagi mereka jika mereka tetap mengikut Naomi. Orpa yang mendengar itu, ada merasa bahwa benar apa yang dikatakan Naomi, lalu kembalilah dia ke negerinya. Seringkali banyak hal yang akan menggoda kita untuk segera menyerah. Ketika ada perhitungan untung dan rugi dalam mengikut Tuhan, itu menjadi celah besar kita untuk tidak lagi bertekun dalam Tuhan. Mengikut Tuhan bukan soal untung dan rugi, mengikut Tuhan adalah tentang kesetiaan kita. Ketika iman kita diuji, apakah kita masih memegang komitmen kita untuk setia ikut Tuhan sampai akhir. 

  1. Bertekun artinya Rela Menderita

Rut rela mengikut Naomi dengan segala keadaannya. Sekalipun hidup miskin dan bisa berpotensi untuk tidak bisa memiliki suami lagi, Rut tetap setia. Ketika kita memutuskan untuk bertekun, artinya kita siap membayar harganya untuk itu. Untuk terus bertekun dalam mengikut Tuhan, kita pasti akan menanggung “penderitaan” dalam kehidupan kita. Sekalipun demikian, “penderitaan” kita adalah penderitaan yang ringan dan bersifat sementara. Ketika kita tetap setia dan bertekun, akan ada kemuliaan kekal yang Tuhan sediakan bagi setiap kita.

Ada 2 hal yang menjadi kekuatan kita untuk tetap bertekun: Kekekalan dan riwayat hidup yang kudus dihadapan Tuhan. Tuhan menjanjikan sebuah upah ketika kita setia dan bertekun di dalam Dia selama kita hidup, yaitu kekekalan. Tuhan menyediakan sorga yang kekal untuk kita semua yang mau hidup benar dihadapan Tuhan. Sebagai manusia, tentunya kita juga rindu untuk memiliki riwayat hidup yang baik. Ketika kita meninggal, seperti apakah kita dikenang oleh orang lain? Apakah kita orang yang berdampak baik, atau sebaliknya?

Tuhan menerima ke dalam surga semua orang yang percaya kepadaNya dengan segenap hati, tanpa memandang bagaimana riwayat orang tersebut. Tetapi upah bagi yang memiliki riwayat hidup yang baik dengan yang tidak tentunya berbeda. Maka dari itu, mari kita tetap dan terus bertekun dalam Tuhan. Sebab ada upah Tuhan yang menanti kita saat kita mau tetap bertekun dan setia untuk memikul salibNya sampai akhir. GBU. (EN)