“Aku sayang dia, kan cuma pegangan tangan…”

“Dia memelukku, itu berarti dia sayang sama aku…”

 

Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh”
1 Korintus 6:13

“Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan”
1 Tesalonika 4:3

Tuhan memerintahkan kita untuk menjaga kesucian dan menjauhi percabulan, tapi di sisi lain, kita menghadapi realitas bahwa di dalam diri kita ada selera seksual dari Tuhan. Karena itulah, terkadang kita menghadapi saat-saat yang begitu menggoda untuk menyentuh pasangan. Pada saat seperti itu, kita harus memilih antara mengikuti apa yang diinginkan tubuh kita atau taat kepada apa yang Tuhan perintahkan. Nah, kali ini, PercayaSaja.com akan membahas topik menarik ini untuk memberikan tips gaya pacaran anak-anak Tuhan, yang tidak hanya bisa menjaga diri dari segala hawa nafsu percabulan yang bisa merusak diri atau pasangan kita, tetapi juga bisa menjadi terang dan berkat bagi sekeliling bahkan sampai kepada generasi yang kemudian.

Cinta itu tidak harus selalu dibuktikan dengan adanya sentuhan fisik!

Ini adalah salah satu tipu muslihat iblis yang meracuni banyak anak-anak muda, bahkan prinsip ini sudah menjadi hal yang wajar bagi kebanyakan anak muda. Kita harus melawan dan membuang prinsip ini dari pikiran. Cinta yang sejati adalah cinta yang tidak berpusat pada hawa nafsu, pemenuhan sentuhan fisik atau melakukan hal yang lebih jauh seperti ciuman, berpelukan bahkan sampai bersetubuh. Itu semua bukanlah tolak ukur dari pasangan tersebut mencintai atau tidak. Yang sebenarnya menjadi tolak ukur adalah keseriusan pasangan tersebut untuk melanjutkan hubungan tersebut kearah pernikahan, merencanakan bersama untuk hubungan itu akan dibawa seperti apa, membuat prinsip-prinsip bersama untuk saling menjaga diri terhadap percabulan, mengenali karakter pasangan dan mempersiapkan diri masing-masing untuk menjadi pasangan yang semakin dewasa dan siap untuk hubungan yang lebih serius yaitu pernikahan. Ini yang seringkali diabaikan oleh banyak pasangan, padahal ini adalah hal yang esensi dari suatu hubungan karena tanpa perencanaan semua hal diatas, hubungan yang terjalin ujung-ujungnya hanyalah untuk sekadar coba-coba, memenuhi hawa nafsu, atau hanya sekadar pemenuhan tuntutan untuk segera menikah.

Sentuhan fisik akan membuka celah bagi pasangan, baik itu laki-laki atau perempuan untuk menyentuh lebih jauh. Sebelum melangkah lebih jauh, sebaiknya tidak menyentuh sejak awal.

Sepakatlah dengan Tuhan (Buat komitmen)

Ditengah godaan yang begitu kuat, kita tidak hanya cukup atau berhenti hanya sampai punya pengetahuan tentang kekudusan hidup, kita harus terpikat oleh keindahan dan kebahagiaan yang lebih besar yang ada di dalam kehendak Tuhan. Hal ini haruslah melibatkan kesepakatan kita dengan Tuhan tentang kekudusan seks dalam pernikahan, menolak “cara” yang ditawarkan dunia, gentar terhadap konsekuensi dari pelanggaran seks dan buah dari dosa itu. Kita perlu sungguh-sungguh memiliki rasa takut akan Tuhan, hal ini perlu dibangun tiap hari melalui kehidupan doa dan saat teduh membaca firman dan yang paling penting kita bulatkan hati dan tekad untuk punya komitmen menaati Tuhan.

Jauhilah dan larilah dari Godaan/pencobaan.

Jika kedua hal itu sudah dilakukan, lalu bagaimana jika masih sering mengalami godaan yang mengintip dihati dan pikiran kita? Jawabannya sangat tegas yaitu jauhilah dan larilah dari godaan itu. Jika kita tergoda di saat berduaan, atau jika bertemu di tempat yang selalu sepi dengan suasana yang mendukung untuk tergoda, maka lakukanlah perlawanan! Carilah tempat yang lain atau menghindari pergi berdua terlalu sering dan tidak sampai larut malam, karena secara biologis, malam hari adalah waktu-waktu yang rawan untuk adanya godaan. Pikirkan dan rencanakan tempat yang aman dan dapat menghindari dari berbagai godaan.

Jangan tawar menawar

Dalam bukunya yang berjudul Boy Meets Girl, Joshua Harris memperingatkan kita untuk harus sadar dan mengetahui bahwa hawa nafsu tidak akan pernah terpuaskan. Hawa nafsu selalu ingin membuat kita percaya bahwa ia dapat membuat kita bahagia, dan kalau kita menuruti keinginannya, ia akan berhenti menganggu kita; ia akan terpuaskan. Jangan percaya! Hawa nafsu tidak akan pernah terpuaskan. Kita tidak bisa tawar menawar dengannya lalu keluar sebagai pemenang. Hawa nafsu selalu “membajak seks. Ia selalu ingin melatih keinginanmu untuk menikmati sensasi dari hal-hal terlarang sehingga kamu kehilangan selera terhadap apa yang baik dan rohani. Tolaklah dan jangan pernah tawar-menawar dengannya.

Buatlah panduan bersama

Joshua Harris juga menjelaskan pentingnya untuk membuat panduan spesifik bersama pasangan tentang hubungan fisik. Panduan yang kamu dan pasanganmu buat seumpama garis yang memisahkan sebuah ruas jalan. Meski garis itu tidak dapat memberhentikan seorang pengemudi yang sengaja tidak mengindahkannya, namun garis itu dapat menolong pengemudi yang mau menghindari bahaya. Contoh membuat paduan spesifik bersama :

  1. Kami tidak akan saling pegang-pegang, maksudnya: mengusap-usap punggung, leher, atau lengannya, menyentuh atau membelai mukanya, memainkan rambutnya, menggaruk lengan atau punggungnya;
  2. Kami tidak akan berdekapan, maksudnya: tidak duduk berdempetan di sofa, menonton film, tidak bersandar di pundaknya, tidak berbaring bersebelahan, tidak main gelut-gelutan;
  3. Kami akan menjaga pembicaraan dan pikiran kami, maksudnya: tidak membicarakan hubungan fisik di masa depan, tidak memikirkan apa yang bisa menjadi dosa sekarang ini, tidak membaca (sebelum waktunya) bacaan tentang hubungan intim dalam pernikahan;
  4. Kami tidak akan berduaan ketika hari sudah larut malam; dll.

Panduan-panduan tersebut seperti “pagar” yang menjaga hubungan tetap dalam kekudusan. Namun yang paling penting adalah apakah ada perbuatan yang memancing keinginan yang tidak pantas atau yang membangkitkan gairah cinta sebelum waktunya? Semuanya kembali pada komitmen masing-masing dengan hati nurani yang murni dihadapan Tuhan untuk menyenangkanNya.