“…….tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.”
Kejadian 3:3

Hari-hari ini banyak anak Tuhan dan gereja-gereja Tuhan yang sedang diperbudak. Tidak segan-segan anak Tuhan saling memfitnah satu dengan yang lain, gereja dengan gereja. Dengan maksud untuk menarik jiwa, tidak segan memfitnah seseorang atau gereja. Melakukan hal-hal tidak baik untuk kepentingan sendiri, bahkan juga berbohong untuk kepentingan diri sendiri. Banyak anak-anak Tuhan yang tidak merepresentasikan kuasa Tuhan, namun kuasa yang dibangun karena brosur, kuasa yang dibangun karena tampil di TV. Pada zaman Yesus ada di bumi, tidak pernah ada tertulis diceritakan bahwa Tuhan dipublikasikan, menggunakan make up, menggunakan brosur untuk memberitahukan kedatanganNya. Banyak anak-anak Tuhan yang secara tidak sadar jatuh dalam dosa modernisasi, banyak anak-anak Tuhan yang membangun kuasa bukan karena Kuasa Roh Tuhan yang bekerja dalamnya tapi karena kuasa pemberitaan, kuasa pencitraan, karena dengan mudahnya seseorang diangkat dengan mempublikasikan dan dipromosikan dengan kekuatan manusia. Kebohongan demi kebohongan terjadi. Dan ini adalah sebuah perbudakan dalam gereja Tuhan.

Kita perhatikan ayat ini

“Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati”. “Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati…..”
Kejadian 3:4

Cara pertama iblis menipu kita adalah dia akan membuat kekacauan dalam pikiran kita. Iblis menyisipkan kata-kata yang terlihat rohani. Iblis berkata bahwa ini saatnya kita mandiri dan tidak perlu bergantung pada Tuhan. Iblis berhasil menipu Hawa dengan pikiran demikian. Hal ini membuktikan bahwa semua pikiran jahat selalu berasal dari iblis.

“Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya…”
2 Korintus 11:3

Kata-kata kalau-kalau pikiran kamu disesatkan, ini artinya kita tidak sadar kalau pikiran kita disesatkan.

Yang kedua, dia berusaha menanamkan pikiran-pikiran yang terlihat benar dalam pikiran kita. Seringkali untuk masalah-masalah mengenai pasangan hidup atau pekerjaan, kita seringkali melakukan semuanya dengan mandiri, dengan kata-kata : “untuk kali ini dan urusan ini ijinkan saya untuk memutuskan sendiri”. Pada detik kita berkata saya yang pilih, kita sebenarnya sudah jatuh dalam dosa kemandirian dan tidak mau bergantung lagi kepada Tuhan. Pada saat itulah panah-panah api masuk dalam pikiran kita dan hancurlah hidup kita.

“Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian”.
Kejadian 3:6

Yang Ketiga, sekali lagi panah api mengubah paradigma kita. Pikiran kita dibutakan. Yang pada awalnya kita masih takut-takut melakukan itu, tapi saat dipanah api, paradigma dan pengertian kita diubahkan. Bukan diubahkan pada kebenaran, tetapi kita menjadi berjalan sendiri dan tidak mau bergantung sama Tuhan.

Inilah dosa kemandirian.

Atau dengan kata-kata : “ijinkan saya menyelesaikan tanggungjawab saya sendiri”. Inilah kata-kata ketidakbergantungan sama Tuhan.

“Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel..”
1 Tawarikh 21:1

Ayat ini juga membuktikan kalau pikiran jahat asalnya dari iblis. Daud bertindak tanpa perintah dari Tuhan. Memang secara pikiran manusia kelihatannya masuk akal untuk menghitung pasukan karena mereka akan berperang. Tetapi Daud bertindak tanpa perintah Tuhan dan justru mendatangkan celaka untuk bangsa Israel.

Ide dan pikiran dari Tuhan tidak selalu identik dengan berkat, sesuatu hal yang mewah. Kadang cara berpikir Tuhan adalah sesuatu yang sederhana dan tidak harus berkat, berkat dan berkat. Di dalam Tuhan berkat itu adalah pasti, pasti akan diberikan. Tipu daya tingkat tinggi kepada anak-anak Tuhan dengan keadaan zaman, iblis akan menangkap emosi kita untuk sangat menginginkan sesuatu, menawarkan keindahan dan kemewahan dunia. Saat itu banyak anak Tuhan yang tidak tahan dan jatuh dalam tipu daya iblis yang satu ini. Iblis mengobrak-abrik pertahanan anak-anak Tuhan dan jatuh banyak anak-anak Tuhan.

Dengan hidup bergantung dan melekat pada Tuhan, maka kita tidak akan terjerumus dalam dosa kemandirian. Sebenarnya saat manusia terpisah dari Allah, maka saat itu manusia merasa gagal, apapun yang dilakukannya selalu gagal di mata Tuhan. Ini juga salah satu tipu daya iblis kepada banyak anak-anak Tuhan, yaitu pikiran selalu merasa gagal menyenangkan Tuhan dan selalu merasa tidak puas dan menuntut diri lebih untuk memuaskan dan menyenangkan Tuhan dengan cara dan kekuatannya sendiri. Padahal Tuhan berkata bahwa kita ini berharga dan kita ini adalah kesenanganNya, hal kecil apapun yang kita lakukan bagiNya, selama hati kita melekat kepada Tuhan, itu sudah menyenangkan hatiNya.