Dalam 2 minggu sejak pencabutan lockdown yang diberlakukan karena COVID-19 di India, telah terjadi delapan serangan terhadap orang Kristen. Salah satu dari delapan serangan tersebut melukai seorang pendeta yang sedang berdoa untuk seorang yang sakit. Dikabarkan, gerombolan massa sekitar 150 orang menyeret seorang pendeta ke jalan dan memukulinya.

“Mereka menendang saya seperti bola. Mereka menyeret saya ke jalan dan mendorong saya,” kata Pendeta Suresh Rao, seorang pendiri gereja, kepada International Christian Concern, menceritakan serangan yang terjadi kepadanya. “Di sana, mereka mulai menginjak-injak tubuh saya. Mereka merobek pakaian yang saya kenakan, menendang seluruh tubuh saya dan bahkan meninju mata kiri saya. Saya mengalami cedera mata yang serius akibat pembekuan darah.”

Penduduk Kristen setempat mengatakan kepada ICC bahwa Rao sampai ke tempat orang yang sakit sekitar pukul setengah sepuluh pagi untuk mendoakannya. Tidak lama setelah itu, segerombolan massa sekitar 150 orang telah mengepung rumah. Gerombolan itu diketahui dipimpin oleh seorang bernama Ashok.

Orang-orang yang menyerang Rao menuduhnya mengubah agama Hindu menjadi Kristen secara ilegal. “Mereka mengatakan bahwa India adalah negara Hindu dan tidak ada tempat bagi orang Kristen,” kata Rao. “Saya siap menghadapi kemungkinan semacam ini. Saya tahu harga yang harus saya bayar untuk melayani Yesus dan saya akan terus melayani orang-orang ini.”

ICC mengatakan telah terjadi delapan serangan terpisah terhadap orang-orang Kristen dalam waktu dua minggu setelah lockdown karena virus corona dicabut di beberapa tempat.

Pada tanggal 11 Juni 2020, sekelompok orang tidak dikenal membakar gedung evangelis independen, Gereja Real Peace, yang beranggotakan 100 orang Kristen, di negara bagian selatan Tamil Nadu.

“Saya sangat tertekan dan hatiku terluka,” kata Pendeta Ramesh, gembala gereja Real Peace. “Membutuhkan waktu sepuluh tahun kerja keras untuk membangun gereja ini. Semua kerja keras dan pengorbanan dari jemaat yang miskin rata dengan tanah. Yang tersisa hanyalah abu.”

Selain itu, di timur tengah negara bagian Chhattisgarh, orang Kristen dilarang menguburkan kerabat mereka oleh penduduk desa sampai mereka membayar denda karena tidak ikut serta dalam festival dan ritual Hindu. Orang-orang Kristen “dihukum” karena tidak mengambil bagian atau memberikan sumbangan untuk ritual keagamaan.

Cukup banyak penganiayaan yang terjadi beberapa negara, seperti di India, Cina dan Nigeria. Namun negara India mendapat banyak sorotan terhadap penganiayaan orang-orang Kristen. Mari kita sama-sama mendoakan sesama kita agar mereka tetap kuat dalam masa-masa yang berat dan biarlah kita dapat mengikuti jejak mereka untuk tetap setia melayani Tuhan.

Sumber : www.christianpost.com