Seorang pendeta dari sebuah megachurch di Missouri, Amerika Serikat, ditemukan meninggal dengan luka tembak. Menurut hasil autopsi, pendeta tersebut menembak dirinya sendiri.

Pendeta tersebut bernama Darrin Patrick. Ia membangun megachurch The Journey dan juga melayani di megachurch Seacoast. Ia meninggal pada tanggal 7 Mei lalu saat melakukan kegiatan target shooting dengan seorang teman. Menurut laporan autopsi yang dirilis hari Kamis, peluru yang ditembakkan dari jarak dekat di bawah dagu dan itu menyebabkan kematian dari Darrin Patrick.

Dalam sebuah pesan kepada anggota gereja Seacoast, pendeta Greg dan Josh Surrat mengatakan :

“Hari ini, kita telah mengetahui bahwa petugas medis telah meninjau kematian dari Darrin dan telah memberitahukan bahwa kematian Darrin adalah bunuh diri. Kami hancur mendengar berita ini. Kami tidak tahu dan kami tidak pernah dapat mengerti alasan dari balik tragedi ini. Kita diingatkan bahwa kita seringkali tidak menyadari bahwa orang-orang terdekat dengan kita justru sedang terluka dan sedang berjuang. Mari kita membuat komitmen baru pada diri kita sendiri untuk mencintai orang-orang di sekitar kita dan yakinkan mereka bahwa mereka benar-benar mengetahui betapa berharganya hidup mereka. Kami mendorong siapapun yang sedang berjuang dalam depresi, keputusasaan, atau bahkan berpikir untuk bunuh diri untuk mencari pertolongan. Kami memiliki sumber daya yang tersedia untuk siapapun yang membutuhkan mereka.”

Pendiri gereja Seacoast, Greg Surratt, pertama kali mengumumkan kematian Darrin dalam sebuah pesan tertulis pada tanggal 8 Mei. Kami berkabung, tetapi dengan harapan adanya kebangkitan di dalam hati kami, kami tahu bahwa kematian bukanlah akhir. Begitu banyak dari kita yang menderita saat ini dan kami ingin Anda tahu bahwa Anda tidak sendirian.

Setelah kematian Darrin, sang istri, Amie, bercerita tentang suaminya, “Dia sangat mencintai Tuhan dan orang-orang dengan cara yang menantang saya. Dan dia sangat mencintai saya. Saya belajar banyak bagaimana Tuhan mencintai saya melalui suami saya melihat saya, mengenal saya dan peduli pada saya. Kami akan berantakan untuk sementara waktu, tapi kami akan baik-baik saja. Kami sangat berduka dengan harapan yang tak tergoyahkan bahwa dunia ini bukanlah akhir dan bahwa kita akan melihat Darrin kita lagi,” katanya.

Pada tahun 2016, Darrin dipecat dari posisinya sebagai pendeta di gereja The Journey. Ia juga mundur dari posisinya sebagai wakil presiden dari Acts 29 Network, sebuah organisasi non-profit untuk membantu penanaman gereja secara global.

Penatua The Journey mengatakan bahwa Garris terlibat dalam kegiatan tercela, namun bukan berzinah. Ia hanya melanggar standart yang tinggi dalam pernikahan melalui pertemuan yang tidak pantas, percakapan dan panggilan telepon dengan dua wanita. Garris mengatakan bahwa ia berduka dan hancur karena dosanya dan meminta ampun kepada gereja.

Sumber : berbagai sumber