TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”
(Kejadian 2:18)
Ini adalah ayat yang sering digunakan untuk pasangan. Benar bahwa setiap kita tidak baik seorang diri saja dan memerlukan penolong. Namun tujuan Tuhan untuk setiap orang memiliki pasangan tidak sesederhana memenuhi bumi dan beranak cucu, tetapi setiap pasangan yang Tuhan selalu memiliki Janji dan Visi di dalamNya. Pasangan adalah sebuah panggilan. Seseorang pasti diberikan sebuah visi dari Tuhan jika ia dipanggil berpasangan.
Supaya aku mengambil sumpahmu demi TUHAN, Allah yang empunya langit dan yang empunya bumi, bahwa engkau tidak akan mengambil untuk anakku seorang isteri dari antara perempuan Kanaan yang di antaranya aku diam. Tetapi engkau harus pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku. (Kejadian 24:3-4)
Saat Abraham diberi visi Tuhan akan adanya umat kesayangan Tuhan yang lahir dari keturunannya, Abraham mengutus hambanya Eliezer untuk mencari pasangan bagi Ishak agar keturunannya lahir dari pasangan yang baik pula.
Untuk memilih pasangan, kita belajar dari Abraham kepada Ishak, Abraham tidak mengambil istri bagi Ishak dari perempuan Kanaan di mana ia tinggal, tetapi dari sanak saudaranya. Ini berbicara tentang identitas. Tuhan tidak akan memanggil kita berpasangan dengan seseorang yang tidak memiliki Identitas yang sama, yaitu orang percaya. Ini adalah hal dasar yang Tuhan tetapkan. Jika kita tidak menaatinya, tentunya akan ada konsekuensinya.
Ketika Abraham berusaha menggenapi janji Tuhan dengan caranya sendiri, yaitu ketika ia mengambil Hagar yang seorang Mesir, menghasilkan suatu keturunan yang menjadi musuh Israel. Demikian juga ketika Esau mengambil istri dari orang Kanaan dan anak dari Ismael. Tuhan memiliki perjanjian atas hidup kita jika kita melanggar ketetapan Tuhan dan berpasangan dengan orang yang tidak percaya maka konsekuensinya kita akan kehilangan janji dan visi Tuhan.
TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah memanggil aku dari rumah ayahku serta dari negeri sanak saudaraku, dan yang telah berfirman kepadaku, serta yang bersumpah kepadaku, demikian: kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri ini — Dialah juga akan mengutus malaikat-Nya berjalan di depanmu, sehingga engkau dapat mengambil seorang isteri dari sana untuk anakku. Tetapi jika perempuan itu tidak mau mengikuti engkau, maka lepaslah engkau dari sumpahmu kepadaku ini; hanya saja, janganlah anakku itu kaubawa kembali ke sana.(Kejadian 24:7-8)
.Abraham menetapkan syarat yang kedua untuk tidak membawa Ishak ke sana. Abraham menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan sekalipun Ia memiliki standart. Ini berbicara tentang penyerahan dalam berpasangan. Kita boleh memiliki standart dan kriteria, namun belajar untuk menyerahkan pilihan di tangan Tuhan. Tuhan akan menuntun kita kepada orang yang tepat.
Penyerahan butuh Iman dan ii berkaitan dengan visi dan janji Tuhan.
Sebelum ia selesai berkata, maka datanglah Ribka, yang lahir bagi Betuel, anak laki-laki Milka, isteri Nahor, saudara Abraham; buyungnya dibawanya di atas bahunya. Anak gadis itu sangat cantik parasnya, seorang perawan, belum pernah bersetubuh dengan laki-laki; ia turun ke mata air itu dan mengisi buyungnya, lalu kembali naik. (Kejadian 24:15-16)
Tuhan mau pasangan yang datang dari Tuhan memiliki kualitas, tidak hanya elok parasnya namun juga bisa mendukung pekerjaan dan visi Tuhan. Tuhan tidak akan memberikan seseorang yang justru mencobai kita dan membuat kita jauh dariNya. Jika kita belum menemukan seseorang yang tepat, percayalah Tuhan sedang mempersiapkan seseorang yang berkualitas.
Apa yang harus kita lakukan di dalam penantian orang yang tepat? Tentu saja kita juga berusaha menjadi orang yang tepat, karena Tuhan akan mempertemukan kita dengan orang yang seimbang. Visi dan janji Tuhan tergenapi saat seseorang hidup tepat pada sasarannya. Tuhan Yesus Memberkati







