Setiap orang diberikan sebuah misi dalam kehidupannya. Tidak ada seorang pun Tuhan ciptakan tanpa sebuah tujuan. Saat Tuhan Yesus turun dan lahir sebagai manusia, Ia juga membawa sebuah misi untuk menyelamatkan umat manusia. Seseorang dapat menyandang gelar seorang pahlawan ketika orang tersebut mampu untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas diberikan oleh tuannya. Demikian juga kita hanya dapat disebut sebagai Pahlawan ketika kita mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang Bapa berikan.

Mari kita mulai merenungkan hidup kita, apakah peran yang Tuhan mau untuk kita kerjakan? Sebelum seseorang diangkat menjadi seorang pahlawan, Ia harus melalui tingkatan yang dinamakan hamba atau prajurit. Apa maksudnya hamba dan prajurit? Hamba merupakan seseorang yang sudah kehilangan haknya untuk hidup, artinya segala hal yang dia buat hanya berdasarkan keinginan Tuannya. Sedangkan prajurit adalah seseorang yang lekat dengan perjuangan dan kegigihan dalam hidupnya. Sebelum menjadi seorang pahlawan, kita harus menjadi hamba yang setia dan prajurit yang tahan uji.

Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”
Lukas 17:10

Seorang pahlawan tidak akan disibukkan dengan hal-hal penghidupannya, seperti makan minum atau hubungan-hubungan pertemanan. Karena seorang pahlawan SADAR bahwa Ia dipanggil untuk mengerjakan kepentingan yang lebih besar. Saudaraku, mari kita membuka mata dan hati kita, melihat keadaan kita hari-hari ini, apakah sebagian besar waktu kita habis untuk mengerjakan perkara yang sia-sia saja? Saat kita mengikut Tuhan, Ia juga yang akan memelihara dan memenuhi kebutuhan kita. Jadi, marilah kita melepaskan setiap beban dan dosa yang merintangi untuk memusatkan perhatian kita kepada pekerjaan Tuhan di dalam kehidupan kita. Sadarlah bahwa kita dipanggil untuk berkarya dan melayani Bapa.

Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya.
2 Timotius 2:3-4

Bapa memiliki rencana yang jauh lebih besar daripada apa yang kita pikirkan. Hidup ini akan jadi sangat sia-sia–dan bahkan mengerikan–jika kita hanya hidup bagi diri kita sendiri. Umur hidup kita akan habis hanya untuk mengerjakan perkara yang fana. Kita harus ambil keputusan dan untuk mengabdikan hidup ini dan mengerjakan perkara-perkara yang Ilahi, serta menyelesaikan panggilan Bapa dalam hidup kita.

Banyak orang rindu menjadi seorang pahlawan, kemudian mengambil langkah awal dengan radikal seperti menyerahkan hidup bagi Tuhan. Namun tidak sedikit pula yang menyerah di tengah-tengah perjalanan panggilan. Sebelum Tuhan mempercayakan perkara besar dalam hidup kita, Ia melatih dan menguji kita dalam perkara-perkara yang kecil untuk memurnikan dan mematangkan kita. Bapa mencari orang-orang yang setia dan tahan uji untuk menjadi rekan sekerjaNya. Mari kita menikmati setiap proses dan setiap musim dalam hidup kita dan tetap setia mengerjakan bagian yang Tuhan percayakan, entah itu besar atau kecil, tersembunyi atau terlihat banyak orang, kita harus mengerjakannya dengan kesungguhan hati karena Tuhan melihat hati dan proses yang kita lalui.

Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?

Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
Lukas 16:10-13