“Taurat TUHAN  itu sempurna,  menyegarkan jiwa;  peraturan TUHAN itu teguh,  memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman”
Mazmur 19:8

Hidup adalah sebuah perjalanan yang panjang. Ada begitu banyak kisah yang terjadi dalam hidup ini. Ada kalanya saat mengikut Tuhan, kita dalam keadaan yang sangat baik. Pekerjaan kita diberkati, pelayanan berhasil, memiliki sahabat atau keluarga yang saling menopang. Namun juga ada juga pegalaman-pengalaman pahit dan penuh resiko kita alami. Hal- hal yang tidak enak tersebut juga sebenarnya tidak lepas dari ijin Tuhan. Mari kita renungkan mengapa Tuhan ijinkan adanya saat-saat berat dalam hidup kita, seperti kehilangan seseorang, sakit penyakit, tertolak, diabaikan, masalah keuangan.

Satu hal yang pasti, di atas semua permasalahan kita, Tuhan mau melatih kita untuk menjadi kuat!!

Mengapa Tuhan mau kita kuat?? Seperti induk rajawali yang memiliki anak, dia pasti tidak mau jika selama-lamanya anaknya tinggal di dalam sarang yang nyaman. Ada masanya anak rajawali harus belajar terbang dan berburu makanan sendiri. Induk yang baik akan mengajarkan anaknya untuk terbang dan berburu. Demikian juga Tuhan, Bapa kita. Dia rindu untuk melatih kita dewasa melalui setiap lubang permasalahan yang kita hadapi. Berani melawan ketakutan kita, berani keluar dari zona nyaman.

Banyak anak Tuhan yang hanya tinggal di dalam sarang yang merupakan zona nyaman mereka. Maka bisa dilihat dari kehidupannya, mereka akan dapat berbuah lebat. Hanya anak-anak yang berani dilatihlah yang akan menjadi rajawali handal. Taurat Tuhan adalah jawaban atas setiap pergumulan dan permasalahan kita. Lubang-lubang yang kita lalui dalam hidup ini akan memberikan pelajaran bagi kita mengenai maksud Tuhan dan hal-hal yang harus kita bereskan.

Kita semua tahu kisah kepahlawanan Yonatan yang berani keluar menghadapi orang Filistin dan membawa kemenangan besar. Berbeda dengan Saul yang ketakutan saat orang Filistin datang menyerangnya dan dalam keadaan panik dan terjepit, ia melanggar ketetapan Tuhan dengan mempersembahkan korban yang seharusnya bukan bagiannya. (1 Samuel 13-14)

Setiap kita memiliki peperangan yang berbeda-beda. Peperangan itu, apapun jenis peperangannya, besar maupun kecil, sama di mata Tuhan. Yang membedakannya ialah sikap hati kita ketika mengadapi peperangan itu, terutama dalam keadaan terdesak. Apakah kita berfokus menyelesaikan peperangan tersebut dengan cara kita sendiri walaupun itu melanggar ketetapan Tuhan atau memilih untuk tetap memandang kepada Tuhan dan mengandalkanNya. Respon hati kita menentukan banyak hal yang akan terjadi dalam hidup kita. Masalah atau peperangan kita boleh sangat berat namun jika mata hati kita tertuju dan percaya kepada Tuhan, Tuhan akan bukakan jalan untuk kita menyelesaikan peperangan kita.

Tidak selamanya jalan yang kita lalui itu mudah, begitu juga tidak selamanya jalan yang kita lalui itu sukar. Setiap peperangan atau lubang-lubang itu selalu ada masanya, Bangsa Israel Tuhan ijinkan untuk berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun bukan karena Tuhan tidak mau segera memberikan tanah perjanjian kepada bangsa Israel. Namun Tuhan mau melatih mental bangsa Israel terlebih dahulu agar layak hidup di dalam tanah perjanjian. Sikap hati kita terhadap proses Tuhan akan sangat menentukan masa atau seberapa lamanya kita mengalami peperangan atau padang gurun tersebut. Tujuan Tuhan ijinkan adanya setiap permasalahan adalah untuk mendewasakan kita.

Banyak orang hanya memilih jalur aman tinggal di dalam Mesir-Mesir mereka. Mesir berbicara zona nyaman. Bangsa Israel dalam perjalanannya, ketika menghadapi rintangan, mereka selalu mengeluh dan ingin kembali ke Mesir, kembali kepada kenyamanan mereka yang sebenarnya memperbudak. Mereka mau masuk tanah perjanjian, namun enggan melewati masa padang belantara atau peperangan untuk melatih mental. Banyak orang memilih tidak mau masuk dalam komunitas atau gereja lokal karena takut orang lain tahu akan peperangan dan ikatan-ikatannya yang dialaminya. Itu semua adalah tipu daya iblis untuk membuat anak-anak Tuhan tidak mendapatkan tanah perjanjian dan hanya tinggal di Mesir saja. Atau, mereka sudah masuk padang gurun namun menyerah di tengah jalan yang berakhir dengan kematian secara rohani.

Bapa memanggil kita bukan sebagai pecundang namun sebagai pahlawan yang cakap dalam perjuangan.

Mari bersikap sebagai seorang pahlawan, saudaraku. Dengan berani, kita melangkah menghadapi setiap peperangan dan lubang yang ada. Ingatlah bahwa kita memiliki Panglima besar, yakni Kristus di pihak kita. Mari bergabung dalam satu tubuh Kristus dan masuk dalam pelatihan pahlawan,

Biarlah setiap permasalah, peperangan dan lubang-lubang yang kita hadapi membuat kita semakin kuat dan dewasa di dalam Tuhan. Seorang pahlawan akan tampil di depan menghadapi setiap musuh yang ada. Mari berjuang bersama-sama dan menjadi dampak untuk banyak orang.

Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya,
Mazmur 33:18

Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!
Yesaya 30:18