Dr. Gary Chapman menulis ada lima bahasa kasih dalam bukunya The 5 Love Languages. Lima bahasa kasih tersebut adalah kata-kata penegasan (words of affirmation), memberi dan menerima hadiah (receiving gift), waktu berkualitas (quality time), sentuhan fisik (physical touch), dan tindakan melayani (acts of service). Kita pasti memiliki satu, maksimal dua bahasa kasih yang dominan.

Dalam 1 Yohanes 4:7-21 menjelaskan bahwa Tuhan adalah sumber kasih yang sejati karena Ia adalah kasih itu sendiri. Kita akan bisa mengasihi dengan benar ketika kita mengenal kasih yang sejati itu, yaitu Kristus.

1. Words of Affirmation

Tuhan Yesus sering mengungkapkan kasihNya dalam bentuk kata-kata. Misalnya Yesus memberikan kekuatannya melalui khotbah di bukit dengan Ucapan Bahagia yang terkenal. Dalam Perjanjian Lama, Allah Bapa juga secara langsung menunjukkan kasihNya melalui perkataan, seperti yang disampaikan oleh Nabi Yesaya.

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. – Yesaya 41:10
Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. – Yesaya 43:1b
Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu. – Yeremia 31:3

Setiap kita yang sudah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, memiliki Roh Kudus dalam hati kita. Kita bisa mendengar suara Roh Kudus berbicara dalam hati kita, menegur dan menguatkan kita. Ketika kita belajar mendengar suara Tuhan, kita akan mengerti bagaimana suara Tuhan yang berbicara dalam hati kita.

Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, – Kisah Para Rasul 15:8

 

2. Receiving Gift

Tuhan memberikan diriNya untuk mati menebus dosa kita. Itu adalah pemberian terbesar yang Tuhan berikan bagi setiap kita.

Dalam Perjanjian Lama, saat Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, Tuhan memberikan mereka pakaian. Bahkan Tuhan menciptakan dunia dan segala isinya lebih dulu sebelum manusia agar ketika manusia ada, segala sesuatunya sudah tersedia.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, Tuhan memberikan begitu banyak hal dalam kehidupan kita. Namun seringkali kita sudah terbiasa sehingga kita tidak merasa spesial akan pemberian Tuhan. Misalnya kita masih bisa bernafas, masih bisa melihat dunia, masih bisa berjalan dan lain sebagainya. Ketika hal-hal yang biasa tadi diambil daripada kita, kita akan merasa betapa berharganya waktu yang Tuhan berikan dalam hidup kita.

 

3. Quality Time

Yesus sering berkumpul dengan muridNya. Bahkan saat Yesus akan disalibkan, Ia banyak menghabiskan waktu dengan murid-muridNya. Ia mengadakan perjamuan makan terakhir. Setelah itu Ia juga mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes ke taman Getsemani untuk berdoa bersama, meski akhirnya Yesus berdoa sendiri karena mereka tertidur.

Dalam Perjanjian Lama, Tuhan menjumpai Abraham dan makan bersama. Tuhan juga memberi penghiburan kepada Daud dalam masa pelariannya dari Saul.

Tuhan selalu rindu menjumpai kita dan menghabiskan waktu bersama kita, namun apakah kita mau menghabiskan waktu berdua bersama Tuhan? Bukan saat kita berada dalam ibadah di gereja, melainkan dalam waktu-waktu kita pribadi, kita berdoa, menyembah Tuhan, membaca Alkitab, melakukan saat teduh. Ketika kita sedang berdua bersama Tuhan, Tuhan akan berbicara lebih banyak kepada kita.

Kekristenan bukanlah tentang agama, melainkan tentang hubungan. Ketika hubungan kita dengan Tuhan tidak baik, maka pelayanan kita sehebat apapun akan menjadi hambar dan sia-sia.

 

4. Physical Touch

Sentuhan fisik selalu diartikan dengan memelgang tangan, memeluk, mencium dan lain sebagainya. Dalam kasih ada yang namanya menghormati. Walaupun bahasa kasih kita adalah sentuhan fisik, tidak berarti kita sembarang melakukan skinship kepada orang lain. Belajar dari Yesus sebagai sumber kasih yang benar, Ia tidak sembarangan menyentuh seseorang. Ia sering menjamah seseorang ketika ia melayani, yaitu menyembuhkan orang yang sakit. Ia melakukan sentuhan hanya ketika ia melayani.

Melakukan skinship sembarangan, yang tujuannya bukan untuk melayani, kepada orang-orang yang lawan jenis, yang tidak ada hubungan darah dengan kita, artinya kita tidak menghormati mereka dan tidak mengasihi mereka.

 

5. Acts of Service

Kristus datang untuk melayani. Ia berkeliling menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mengusir roh jahat dan lain sebagainya. Hidup Yesus selama 33 tahun di bumi ini sebagian besar dihabiskan untuk melayani dan mengajar.

Dunia berkata bahwa “cemburu adalah tanda cinta,” namun dalam 1 Korintus 13 dikatakan bahwa “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.”

Dunia akan selalu memberikan pemahaman-pemahaman akan kasih yang salah, tetapi mari kita belajar kasih yang sejati dari sumber kasih itu sendiri, yaitu Tuhan. Ketika kita mengenal Kristus, kita akan rindu disempurnakan seperti Kristus. Kita juga akan rindu mengasihi orang lain seperti kita telah dikasihi oleh Kristus.

 

Sumber : percayasaja.com | Ren