Sekitar 62% orang-orang Katolik, 56% orang Kristen yang berkulit hitam, 54% orang Kristen berkulit putih, dan 36% orang Kristen Protestan evangelis mengatakan bahwa melakukan hubungan seks sebelum pernikahan bukanlah sebuah masalah, selama dilakukan oleh orang-orang yang sudah cukup umur dan atas dasar suka sama suka. Hal ini diumumkan oleh Pew Research Center, menurut hasil survey yang mereka lakukan.

Di antara mereka yang tidak terlalu mempedulikan agama, sebanyak 84% mengatakan tidak apa-apa melakukan seks sebelum menikah. Jumlah orang yang menyetujui ini meningkat menjadi 94% dari orang-orang ateis dan 95% dari orang-orang agnostik. Ini membuktikan bahwa hubungan seks di negara tersebut bukanlah suatu hal yang suci dan sakral, bahkan untuk orang-orang Kristen sekalipun.

Di Indonesia sendiri, meskipun menganut budaya timur, kasus seks pranikah terus bertambah. Bahkan tidak jarang, pelakunya ditemukan adalah pelayan Tuhan aktif di gereja maupun di kegiatan-kegiatan rohani lainnya. Seks pranikah dianggap wajar sebab mungkin banyak orang di sekitar mereka yang juga melakukannya.

Alkitab jelas mengatakan dalam Roma untuk tidak menjadi serupa dengan dunia ini. Dunia semakin hari tidak semakin baik, namun semakin jahat dan jauh dari Tuhan. Jika kita terus mengikuti arus dunia, kita akan semakin jauh dari Tuhan.

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Roma 12 : 1-2

Pada dasarnya, seks adalah sebuah hadiah untuk pernikahan yang kudus. Tuhan memberikan perintah dan larangan bukan untuk mengekang kita, namun untuk menjaga setiap kita. Tidak ada seks pranikah yang didasarkan karena cinta. Seks sebelum menikah semuanya didasari atas nafsu. Orang yang mencintaimu akan menjaga kekudusanmu.

Melakukan seks pranikah sebenarnya menunjukkan bahwa tidak adanya tanggung jawab dan pengendalian diri.

Walaupun hubungan tersebut berlanjut ke pernikahan, melakukan seks pranikah akan menyebabkan kehilangan rasa aman dan kepercayaan, kekhawatiran akan ditinggalkan pasangan menjadi begitu besar karena sudah melakukan hubungan sebelumnya.

Tuhan mengatakan bahwa tubuh kita adalah bait Allah yang kudus. Melakukan seks pranikah berarti menodai kekudusan bait Allah dalam diri kita dan itu akan membuat kita jauh dari Tuhan. Sebab Tuhan adalah kudus dan tidak ada yang dapat mencemarkannya.

“Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah…”
1 Tesalonika 4: 3-5