Home Articles Discipleship Bolehkah Poligami dalam Kekristenan?

Bolehkah Poligami dalam Kekristenan?

0
3500

Kita tahu bahwa orang Kristen tidak diperbolehkan untuk berpoligami atau memiliki istri lebih dari satu. Bahkan walaupun telah bercerai, dalam kekristenan tidak diijinkan untuk menikah lagi kecuali telah meninggal. Namun, jika mencari dalam Alkitab, tidak ditemukan larangan khusus atau sebuah perintah untuk hanya memiliki satu istri saja.

Bahkan dalam Perjanjian Lama, banyak tokoh-tokoh dalam Alkitab yang memiliki istri lebih dari satu, seperti Abraham, Yakub, Musa, Daud, bahkan Salomo yang terkenal memiliki banyak istri dan gundik, serta banyak lagi tokoh-tokoh Alkitab lainnya.

Sehingga kemudian muncul sebuah pertanyaan, apakah benar Tuhan melarang poligami? Jika Tuhan melarang, mengapa tokoh-tokoh dalam tersebut memiliki istri lebih dari satu dan tetap diberkati oleh Tuhan?

Jawab Yesus: “Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Kata mereka kepada-Nya: “Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?” Kata Yesus kepada mereka: “Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
Matius 19 : 4-8

Tuhan diam, tidak berarti Tuhan setuju dan senang akan hal itu. Hati Tuhan adalah seperti Bapa mengasihi anak-anaknya. Hati orang tua mana yang akan tega membiarkan anak merengek-rengek dan meraung-raung meminta sesuatu yang diinginkannya. Walaupun orang tua tidak setuju, namun orang tua akan memberikannya. Apa yang terjadi saat itu bukanlah kehendak Tuhan, melainkan karena ketegaran hati manusia. Sejak semula, Tuhan merancangkan seorang laki-laki dan seorang perempuan.

Hati Tuhan adalah seperti Bapa mengasihi anak-anaknya. Hati orang tua mana yang akan tega membiarkan anak merengek-rengek dan meraung-raung meminta sesuatu yang diinginkannya.

Dalam Perjanjian Lama, Tuhan berbicara mengenai perceraian maupun poligami dalam Maleakhi 2 : 13-16

Dan inilah yang kedua yang kamu lakukan: Kamu menutupi mezbah TUHAN dengan air mata, dengan tangisan dan rintihan, oleh karena Ia tidak lagi berpaling kepada persembahan dan tidak berkenan menerimanya dari tanganmu.
Dan kamu bertanya: “Oleh karena apa?” Oleh sebab TUHAN telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu.
Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.
Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel — juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!
Maleakhi 2 : 13-16

Istri masa muda artinya adalah istri yang pertama. Ayat ini telah mengatakan dengan jelas bahwa Tuhan membenci perceraian dan ketidaksetiaan. Dikatakan, bahwa Tuhan tidak berkenan atas hidupnya dan tidak berkenan menerima persemabahan yang diberikan. Tuhan juga telah memperingatkan untuk menjaga diri, menjaga diri dari hawa nafsu, menjaga diri dari dosa.

Di dalam Perjanjian Baru, Alkitab berbicara mengenai pernikahan dalam Efesus 5:22-33. Dalam bahasa Inggris KJV, tertulis seperti berikut :

Nevertheless let every one of you in particular so love his wife even as himself; and the wife see that she reverence her husband.
Ephesians 5 : 33

Kata wife dan husband menggunakan singular, bukan jamak. Di dalam bahasa aslinya pun demikian, menggunakan noun singular. Ini jelas menunjukkan bahwa hanya satu istri maupun satu suami. Tuhan tidak mengijinkan memiliki lebih dari satu istri atau suami.

Alkitab juga menunjukkan monogami dalam aturan memilih penatua jemaat. Tertulis dalam 1 Timotius 3 dan Titus 1, bahwa penilik atau penatua jemaat dipilih dari orang-orang yang hanya memiliki satu istri. Penilik atau penatua jemaat adalah orang-orang yang tentunya dipandang oleh jemaat dan menjadi teladan. Tentu ini berarti bahwa contoh yang benar dan dikenan Tuhan adalah memiliki satu istri.

Menikahi perempuan lain dengan alasan apapun ketika ia sudah beristri atau menikahi pria lain ketika ia sudah bersuami adalah sesuatu yang tidak dikenan oleh Tuhan. Menolong orang lain dapat dilakukan tanpa pernikahan. Jangan kita menyembunyikan nafsu kita dibalik alasan menolong sesama, karena Tuhan tahu kedalaman hati kita.

Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.”
Yeremia 17 : 9-10

 

Sumber : percayasaja.com | Ren

WhatsApp Support
Shalom kak, Kami menyediakan layanan Konseling dan Doa.