“ Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.”
Mazmur 1 : 3

Sebuah pohon yang baik seharusnya memiliki 4 ciri dasar seperti yang disampaikan Mazmur 1:3, yaitu : ditanam, menghasilkan buah pada musimnya, daunnya tidak layu, dan apa saja yang dibuatnya berhasil. Seperti itulah seharusnya kita sebagai anak Tuhan. Kita diumpamakan sebagai sebuah pohon. Sebuah pohon yang baik pastilah akan berbuah dengan baik. Sudahkan kita menjadi pohon yang berbuah?

Ketika sebuah pohon ingin berbuah dengan baik, syarat utama yang harus dimiliki adalah tertanam dengan baik. Bagaimana agar kita bisa tertanam dengan baik? Rahasia tertanam adalah ketika kita memiliki akar yang kuat, akar yang terus mencari sumber mata air untuk menunjang pertumbuhannya. Orang yang menyatu dengan Firman Tuhan adalah orang yang tertanam dalam Tuhan dengan baik. Seperti Mazmur 1 :2 katakan, “tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan , dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam”, sumber mata air kita adalah Firman Tuhan. Mustahil bagi kita mau ditanamkan dengan baik dalam Tuhan, tanpa kita menyatu dengan Firman Tuhan. Kita akan menjadi kering, bahkan kita akan menjadi mati.

Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Yeremia 17:7-8

Ayat di atas menyampaikan, bahwa sebuah pohon yang ditanam dengan baik akan menghasilkan 6 YANG: Yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, Yang tidak mengalami datangnya panas terik, Yang daunnya tetap hijau, Yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan Yang tidak berhenti menghasilkan buah. Tuhan menginginkan setiap kita untuk memiliki buah yang tetap, artinya, ada buah dengan kualitas yang sama yang selalu kita hasilkan. Karena itu, sebagai anak Tuhan seberapa lama pun kita mengenal dan hidup dalam Tuhan, kita harus tetap dan terus menghasilkan buah bagi Tuhan. Janganlah kita menjadi lelah dalam berbuah bagi Tuhan.

Ada beberapa pohon yang dijelaskan dalam Alkitab, yang merupakan pohon yang berbuah dengan baik:

  1. Pohon Korma

Orang benar akan bertunas seperti pohon korma,…”
Mazmur 92:13a

Pohon Korma adalah pohon yang tumbuh baik di padang pasir. Akar pohon ini merambat dengan sangat dalam untuk mencari sumber air supaya tetap bertumbuh dan berbuah. Pohon ini kurus dan bertumbuh tinggi ke atas. Ketika badai melanda di padang pasir, pohon ini akan miring sedikit dan kemudian akan kembali tegak seperti semula. Pohon ini sangat produktif dalam menghasilkan buah. Dalam setahun, 1 pohon korma dapat menghasilkan 600 buah korma. Tidak hanya itu, daun dan seratnya pun berguna untuk kebutuhan rumah tangga. Apakah kita seperti sebuah pohon korma?

Pohon ini bertumbuh ke atas, bukan ke samping. Pertumbuhan ke samping yang berlebihan tanpa diimbangi  dengan pertumbuhan ke atas adalah pertumbuhan yang tidak sehat.

Pertumbuhan yang baik adalah pertumbuhan yang ke atas, artinya pertumbuhan yang mengarah kepada Kristus, pertumbuhan secara rohani. Pertumbuhan ke samping berbicara tentang hubungan kita dengan orang lain, hanya bertumbuh dalam hubungan kita dengan orang lain saja, Karena itu, baiklah kita terus bertumbuh ke kepada Kristus. Ketika kita bertumbuh dalam Kristus, akan ada karya-karya yang pasti kita hasilkan dalam hidup kita, sama seperti pohon korma yang sangat bermanfaat bagi banyak orang.

Pertumbuhan ke atas juga berbicara tentang orang yang mengerti visi dan tujuannya kepada Tuhan. Banyak anak Tuhan tidak mengerti apa yang menjadi tujuan hidupnya, apa yang menjadi panggilan hidupnya. Ini yang membuat dia tidak dapat bertumbuh secara maksimal di dalam Tuhan. Untuk itu, kita perlu berdoa kepada Tuhan supaya kita tetap berjalan dalam rencana Tuhan atas hidup kita. Biarkan kehendak Tuhan yang sempurna terlaksana atas hidup kita. Jangan kita mengambil jalan sendiri, dan mengerjakan semua rencana-rencana kita sendiri tanpa bertanya pada Tuhan. Maukah rencana Tuhan yang terjadi dalam hidupmu? Carilah kehendakNya yang sempurna dengan kerinduan yang dalam. Berdoa, dan minta hikmat Tuhan supaya kita tetap berjalan dalam rencanaNya.

Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.”
Amsal 19:21

  1. Pohon Aras

… akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon”
Mazmur 92:13b

Pohon Aras adalah pohon yang sangat besar. Pohon ini juga memiliki daya tahan yang kuat. Getah pohon ini wangi, dan kayunya dipakai untuk membangun rumah Tuhan dan pondok Daud. Pohon ini unik, karena pohon ini menghasilkan buah 3 tahun sekali saja. Pohon ini berbicara tentang ketekunan. Apakah kita tekun dalam menantikan buah-buah kita?

Sebagai pelayan Tuhan, mungkin kita rindu apa yang kita kerjakan segera menghasilkan buah. Tapi ada saat dimana kita harus tekun dalam mengerjakan apa yang Tuhan percayakan, barulah kita dapat melihat buah-buah dari hasil jerih payah kita. Karena itu, janganlah kita lelah dan menyerah dalam memperjuangkan pekerjaan Tuhan. Seperti pohon Aras yang dengan tekun menanti buahnya dalam 3 tahun. Ketika kita seperti pohon ini, kita akan dapat membangun rumah Tuhan dengan hidup kita. Kita menjadi “rumah” yang layak bagi Tuhan.

  1. Pohon Zaitun

“Tetapi aku ini seperti pohon zaitun yang menghijau di dalam rumah Allah; aku percaya akan kasih setia Allah untuk seterusnya dan selamanya.”
Mazmur 52:10

Minyak yang dihasilkan dari pohon ini sering dipakai untuk obat atau salep. Minyak zaitun juga seringkali digunakan untuk menjadi minyak urapan. Buah dari pohon ini adalah buah kismis. Apabila buahnya kering, dapat menjadi bahan bakar. Maukah kita menjadi maksimal seperti pohon zaitun? Setiap bagian dari pohon ini dapat berguna untuk banyak hal. Ketika kita mau menjadi seperti pohon zaitun, artinya seluruh bagian kita mau dipakai Tuhan oleh pekerjaan tanganNya.

 

Menjadi berbuah tidak lantas membuat kita berkenan di mata Tuhan. Banyak jenis buah, ada buah yang busuk, buah yang kering, buah yang masam, dan buah yang matang. Ketika hidup kita menghasilkan buah yang busuk, buah yang kering, buah yang masam.. apakah hidup kita dapat dinikmati banyak orang? Orang menyukai buah yang matang, buah yang baik untuk dinikmati. Jenis buah dalam hidup kita bukan dinilai dari manusia, sebab hanya Tuhan yang mampu menilai apa buah yang kita hasilkan. Apakah kita sudah berbuah? Hanya Tuhan yang mampu menilainya.

Karena itu janganlah kita menjadi rendah diri ketika manusia menghakimi bahwa kita tidak berbuah, sebab hanya Tuhan yang mampu mengukur apakah kita sudah berbuah baik atau tidak.

Kita tidak bisa mengatakan bahwa kita berbuah, kalau kita tidak pernah hidup mencintai Tuhan. Sebuah pertanyaan penting bagi kita semua: Siapakah Yesus bagiMu? Mungkin mudah bagi kita untuk merangkai kata-kata manis untuk menggambarkan siapa Yesus dalam hidup kita. Tetapi seribu puisi yang indah tidak menjamin bahwa seseorang mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Orang yang sudah mengalami perjumpaan dengan Tuhan pasti orang itu mengenal Tuhan, dia pasti berbuah, dan tidak berorientasi pada diri sendiri. Ketika kita sudah lahir baru dan mengalami perjumpaan dengan Tuhan, seharusnya hidup kita bukan hanya tentang diri kita sendiri, tetapi juga hidup yang melayani orang lain. Orang yang mengenal Tuhan dengan benar tidak akan pernah mempertanyakan Tuhan akan apa yang terjadi dalam hidupnya.

Orang yang seringkali mempertanyakan Tuhan seperti orang-orang di Korintus. Jemaat di Korintus seringkali mempertanyakan tentang persembahan yang diberikan, boleh atau tidak untuk dimakan. Tetapi Paulus katakan bahwa segala sesuatu diperbolehkan, tetapi tidak segala sesuatu itu membangun dan tidak semuanya berguna (1 Korintus 10:21-24). Tidak berguna artinya tidak membangun, tidak memulihkan, dan tidak mengerjakan apa-apa dalam hidup kita. Menjadi seorang Kristen, kita harus menjadi pribadi yang mengerti mana yang perlu kita lakukan, mana yang tidak perlu kita lakukan. Jangan sampai kita menjadi batu sandungan bagi orang lain.

Sebab hidup kita sebagai pengikut Kristus dinilai oleh orang lain. Ketika kita menjadi batu sandungan bagi orang lain, apakah orang lain akan dapat memuliakan Tuhan?

Dalam kita mengerjakan segala sesuatu, mari kita cek diri kita. Apa yang kita lakukan untuk kepentingan diri kita sendiri, ataukah untuk kepentingan Tuhan? Pribadi yang berbuah matang dan tetap adalah pribadi yang mengejar dan mengerjakan segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan. Mari kita menghasilkan buah yang baik di mata Tuhan.. bukan hanya sekedar buah yang baik dinilai manusia, karena mungkin saja tampak luarnya baik dan segar, tetapi dalamnya busuk. Sedangkan buah yang baik dimata Tuhan adalah buah benar-benar matang dan dapat dinikmati banyak orang. (EVN)