Cinta adalah keajaiban dari Tuhan yang diberikan kepada manusia sebagai pribadi yang segambar dan serupa dengan Dia

Banyak orang bertanya-tanya apakah arti CINTA itu? Semua manusia rindu merasakan dan mempunyai kisah cinta untuk dirinya sendiri yaitu kisah cinta yang indah dan berlangsung selamanya bersama dengan yang dikasihinya. Cinta adalah keajaiban dari Tuhan yang diberikan kepada manusia sebagai pribadi yang segambar dan serupa dengan Dia.

Cinta yang berasal dari Tuhan dapat mengangkat hidup seseorang, memulihkan dan mengubahkan segalanya.

Sedangkan sisi lain dari cinta itu sendiri adalah sebuah penderitaan, tangisan, penyesalan, kesakitan dan neraka. Lalu apakah cinta itu?

Semua orang pasti pernah merasakan cinta. Cinta bukan hanya hubungan kasih antara sepasang kekasih yaitu pria dan wanita, tetapi suatu perasaan yang tidak berubah, yang dikaruniakan dalam diri masing-masing manusia sejak mereka dilahirkan ke bumi. Cinta antara orangtua dan anak, cinta antara sahabat, cinta antara saudara dan juga cinta antara lawan jenis.

Sebagai anak-anak muda, kita akan mengalami banyak pelajaran dan fase kehidupan yang akan kita lewati. Banyak anak muda terjebak dalam pemikiran masalah pasangan hidup. Mereka merasa harus segera memperoleh pasangan dan hidup bahagia. Mendapatkan pasangan hidup adalah hal yang baik, tetapi menantikan kehendak Bapa atas panggilan kita masing-masing adalah jauh lebih baik. Memperoleh pasangan adalah sebuah panggilan Tuhan, ini diberikan sesuai waktu dan cara-Nya. Tetapi yang sering terjadi, kita hanyut dalam pikiran untuk “harus dan cepat” dalam memperolehnya. Kita sedang disesatkan.

Hidup kita sesungguhnya diciptakan untuk memahami cinta yang benar. Cinta yang benar kepada Tuhan, Pencipta kita, kepada sesama, maupun kepada lawan jenis kita kelak.

Banyak orang tidak dapat memahami dan membedakan perasaan yang dialaminya apakah itu benar dari Tuhan? Apakah itu jebakan? (jangan heran! Perasaan dan pasangan adalah salah satu jebakan iblis yang besar untuk anak-anak muda juga!), atau itu hanya sekedar simpatik, suka atau sayang? Ataukah itu bukan sekedar perasaan saja, namun sebuah cinta yang suci yang ditanamkan oleh tangan Bapa sendiri. Saya percaya jika sudah waktu-Nya, Dia sendiri yang akan mengantarkan tangan kita kepada orang yang tepat yang telah dipilihkan-Nya kepada kita.

 sebuah cinta yang suci ditanamkan oleh tangan Bapa sendiri

Apakah kita sudah memiliki cinta yang benar?

Ketika kita melihat kisah cinta orang lain, seringkali kita mudah membanding-bandingkannya dengan kisah kita sendiri. Jika kita melihat teman kita mulai berpasangan, kita akan mudah menjadi iri dan mulai berkata dalam hatinya, ”Aku harus segera mendapatkan pasangan juga!”. “Apakah mungkin pria atau wanita yang sedang kusukai sekarang memang ternyata benar dari Tuhan?”. “Untuk apa ditunda-tunda?”. “Mengapa orang lain boleh berpasangan dengan mudah? Mengapa saya tidak bisa?

Untuk mengenali apakah perasaan yang kita rasakan itu murni ditanamkan oleh Bapa sendiri atau oleh hawa nafsu kita, maka kita patut mempertanyakan pada diri sendiri apa motivasi hati kita yang paling dalam.

Jika itu didorong oleh keinginan yang menggebu-gebu, karena iri melihat orang lain, karena dorongan dan desakan keluarga dan lain sebagainya, maka kita patut segera berdoa agar Bapa memurnikan hati kita terlebih dahulu. Perlakuan Bapa kepada masing anak-anaknya memang berbeda. Dia tidak pilih kasih, tetapi Dia membentuk masing-masing kisah dengan hati-hati, sesuai panggilan dan waktu-Nya. Ada orang yang menikah muda, ada yang mendapat pasangan begitu mudahnya, ada yang menikah sebentar tetapi maut segera memisahkan mereka, ada yang menikah dan memiliki anak, ada yang tidak memiliki anak, dan ada begitu banyak kisah- kisah lainnya dalam hidup ini.

Janganlah kita mulai melihat kisah orang lain. Itu adalah destiny mereka, atau terkadang, itu adalah kesalahan mereka dan merupakan kehendak Bapa yang diijinkan saja, bukan kehendak Bapa yang semula atau sempurna. Apakah anda menginginkan yang biasa ataukah yang kehendak Bapa? Apabila kita mau mempercayai Tuhan kita, maka sekaranglah waktu untuk belajar mengejar kehendak-Nya dalam hidup kita, dalam hal apapun, termasuk kisah cinta kita dengan pasangan.

Jika kita sekarang belum berpasangan, bukan berarti kita sedang kehilangan kisah cinta dan menjadi orang yang miskin akan cinta atau tidak kenal akan cinta.

Ada orang berkata pada orang yang belum menikah “Tentu saja dia tidak akan mengerti tentang cinta, dia kan belum menikah!”. Saya rasa hal ini tidak bijak. Memahami cinta bukan karena hal pasangan saja.

Jika seseorang belum memahami KASIH SEJATI dari Bapa, maka dia tidak akan pernah dapat mencintai orang lain juga dengan benar.