“Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!” (Wahyu 3:19)

Kasih orang tua kepada anaknya bukan hanya menerima anak tersebut apa adanya, tetapi juga ketika mendidik anaknya dalam segala hal. Karena mengasihi seseorang namun membiarkan orang itu terus hidup dalam kesalahannya, bukanlah kasih yang sesungguhnya.

Karena itu pertobatan kita seharusnya bukan hanya sebuah kesadaran bahwa Yesus mengasihi dan telah mati untuk dosa-dosa kita, tetapi juga sebuah kerelaan hati untuk mau dipimpin dan dididik-Nya.

Hanya yang merelakan hatinyalah yang mudah untuk berubah. Masih relakah hati kita jika hari ini Tuhan meminta kita untuk berubah dalam satu atau beberapa hal dalam hidup kita?

“Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” (Wahyu 3:20)

Suatu kali ketika saya sedang sendirian berada di rumah dan sedang mendengarkan musik begitu keras, saya tidak tahu bahwa ada orang di luar rumah yang sedang mengantarkan kiriman barang untuk saya. Sampai ketika saya mematikan musik yang saya dengarkan, saya mendengar suara orang yang mengetuk pagar rumah sambil berteriak “permisi”, sesegera mungkin saya membukakan pintu dan menerima orang tersebut, ternyata orang tersebut cukup lama menunggu di depan rumah. Untuk mendengarkan dengan jelas, kita butuh untuk tenang.

Sama seperti halnya saya tidak bisa mendengarkan suara orang lain yang datang mengirimkan barang karena saya sedang mendengarkan musik begitu keras, begitu juga sulit bagi kita untuk mendengarkan suara Tuhan dengan jelas ketika kita sibuk dan begitu banyak hal yang mengganggu pikiran dan hati kita.

“Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.” (1 Petrus 4:7)

Yang tidak kalah penting berikutnya adalah ‘membukakan pintu’. Banyak orang sekalipun sudah mendengarkan suara Tuhan, tetapi susah untuk membukakan pintu hatinya buat Tuhan. Banyak orang merasa bahwa dengan kehadiran Yesus untuk masuk ke dalam rumah kehidupan mereka, akan mengubah banyak hal yang dimana perubahan tersebut tidak mereka sukai.

Masihkah kita percaya kepada-Nya? Bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik dalam hidup kita. Kalau segalanya bahkan nyawa-Nya sendiri telah Dia berikan buat kita, masakan kita masih meragukan kasih-Nya dalam kehidupan kita? Maukah kita ‘mendengar suara-Nya’ dan ‘membukakan pintu hati’ kita untuk-Nya?

Tuhan Yesus memberkati.