Ada seseorang yang bangga ketika orang-orang takut kepadanya. Ia menganggap bahwa orang-orang menghormatinya, padahal sebenarnya orang-orang takut, bukan hormat. Boss memasang wajah galak dengan tujuan agar ia dihormati oleh anak buahnya. Pemimpin agama gemar menakut-nakuti dengan neraka. Orangtua mengancam anak-anaknya agar mereka mau tunduk. Seringkali ketakutan disalahartikan sebagai kehormatan, padahal keduanya sebenarnya berbeda. Di dalam ketakutan, belum tentu ada hormat.

Takut membuat orang menghindar, sedangkan hormat membuat orang mendekat

Ketika anak buah melihat Anda, mereka tiba-tiba berhenti bercanda atau mengobrol dan suasana kemudian menjadi tegang. Mereka membuat batas agar Anda tidak berbicara dengan mereka. Rasa takut menjauhkan, tetapi rasa hormat membuka kesempatan untuk Anda mengobrol dan mengenal anak buah Anda lebih dekat. Dengan kedekatan, dapat tercipta kerjasama yang baik. Sebenarnya, kedekatan merupakan sebuah cara untuk memberi pengaruh lebih besar. Sebagai orang tua, tanpa kedekatan dengan anak, anak tidak akan terbuka sehingga besar kemungkinan mereka akan kehilangan arah.

Takut menciptakan ABS, Hormat membangun secara maksimal

Bila anak buah Anda takut, mereka cenderung melakukan apa saja Asal Bapak Senang, tidak peduli itu efektif atau tidak. Sedangkan rasa hormat akan membuat mereka berani berbicara terus terang demi hasil yang maksimal. Mereka memiliki ketulusan untuk membangun bersama-sama. Rasa hormat membuat anak-anak berani bercerita, bukan menyembunyikan kegagalan mereka, sehingga sebagai orangtua atau pemimpin, dapat mendorong mereka ke arah yang benar.

Takut berdasarkan sikap buruk, Hormat berdasarkan integritas

Bawahan takut dimaki-maki, direndahkan atau dipermalukan oleh atasan mereka. Namun atasan yang bertindak dengan hikmat dan santun akan tetap dihormati walaupun ia tegas. Integritas adalah dasar dari kehormatan seorang pemimpin.

Adolf Hitler dan Abraham Lincoln sama-sama seorang pemimpin. Tetapi Hitler diikuti karena rasa takut, sedangkan Lincoln diikuti karena rasa hormat. Filsuf dari Perancis, Albert Camus, mengatakan bahwa “tak ada yang lebih tercela daripada respek yang didasari rasa takut.” Jangan bangga ketika seseorang takut pada Anda, tetapi berbanggalah ketika seseorang hormat pada Anda.

Sumber : Esther Idayanti