Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Amsal 4:23 

Apa yang terpancar dari hidup kita adalah gambaran dari kondisi hati kita. Apakah rasanya hidupmu berantakan? Apakah kehidupanmu tidak pernah beres? Maka saatnya kamu cek hatimu.

Hal utama yang mempengaruhi kondisi hati kita adalah masa lalu kita dan bagaimana orang tua kita membesarkan kita. Jika kita dibesarkan dengan penolakan, tuntutan, dan gambar orang tua yang salah, maka hati yang kita miliki berujung menjadi sebuah hati yang yatim piatu.Hari-hari ini banyak anak Tuhan yang mengalami kemiskinan, sakit-penyakit, depresi, dan tekanan. Seringkali Ada banyak yang mengalami hal itu bukan karena dosa, tetapi itu adalah efek hati yang yatim piatu, yakni hati yang belum menerima pembaharuan; hati yang butuh dipulihkan.

Pengendali kehidupan adalah Hati kita

Seringkali anak-anak Tuhan berpikir bahwa masalah-masalah yang mereka hadapi adalah masalah jasmaniah. Mereka berpikir bahwa ada faktor-faktor pengendali hidup mereka mereka dapatkan melalui DNA orangtua mereka. Misalnya masalah berat badan, sikap, kepribadian, dan banyak aspek lainnya. Ada banyak sekali ilmuan yang berusaha untuk menekan masalah-masalah dalam kehidupan dengan berbagai teknologi yang ada. Mereka berusaha menyembuhkan “penyakit” ini secara jasmaniah. Tetapi pada kenyataannya banyak orang yang juga tidak kunjung lepas dari permasalahan yang menimpa mereka. Jawabannya hanya satu: Karena pengendali kehidupan kita bukan hal yang jasmaniah, tetapi hati kita, dan hati kita kita terdiri dari jiwa dan roh (Ibrani 4:12).

Seringkali kita menginginkan perubahan dari hal-hal yang eksternal dalam hidup kita: uang, kesehatan, atau pekerjaan yang lebih baik. Banyak orang yang percaya bahwa hal-hal tersebut sangat mudah untuk dirubah, namun permasalahan yang mereka alami tidak kunjung selesai. Mereka bahkan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka mau. Perubahan yang benar akan kita alami ketika kita berusaha untuk mengubah sesuatu dari dalam ke luar. Ketika kita merubah mulai dari hati kita, dan pembaharuan terjadi bukan hanya di dalam, tapi juga hal yang ada di luar.

HATI YANG KESEPIAN

Berbicara tentang hati yang yatim piatu, hal ini sangat berhubungan dengan “Kesepian”. Pernahkah kamu merasa kamu sendirian dan kamu merasa sangat hampa? Kamu menginginkan sebuah kondisi dimana ada orang yang mengerti kamu, menemanimu, atau bahkan mengisi rasa sepi di hatimu. Seperti yang saya katakan di atas, bahwa hati kita terdiri dari jiwa dan roh. Ketika hati kita kesepian artinya ada yang sedang tidak beres dengan jiwa atau roh kita. Hati yang kesepian adalah hasil dari hati yang “mendambakan hubungan” yang benar. Roh kita alamiahnya mendambakan hubungan yang intim dengan Bapa kita. Maka, ketika kita kesepian artinya ada yang salah dengan hubungan roh kita dengan Bapa.

Hati yang kesepian adalah hasil dari hati yang “mendambakan hubungan” yang benar.

Memperbaiki hubungan kita dengan Bapa adalah salah satu proses pemulihan hati yang kesepian. Seperti yang telah dijelaskan, bahwa hati kita mewakili jiwa dan roh kita. Maka perbaikan hubungan kita dengan Bapa bukan hanya terlihat secara jasmaniah saja, tetapi diperlukan perbaikan secara jiwa dan roh. Jiwa kita akan dipuaskan dengan Firman, dan Roh kita terhubung dengan Tuhan dalam doa. Kunci untuk memiliki pemulihan yang sejati adalah kelahiran rohani. Kelahiran rohani terjadi ketika kita memberikan hidup kita bagi Kristus dan percaya bahwa Dia adalah Tuhan. Penyerahan hidup kita artinya kita membiarkan RohNya mengisi hati kita secara penuh. Hingga perlahan tidak ada lagi kekosongan di hati kita.

Mungkin kita merasa bahwa kita tidak memiliki kecakapan, kemampuan, atau talenta yang dapat kita banggakan. Tetapi Tuhan tidak melihat apa yang dilihat manusia, Tuhan melihat hati kita. Ketika hati kita didapatiNya berkenan, maka ada masa depan terbaik yang Dia sediakan bagi setiap kita. Penentu masa depan kita bukanlah hal yang jasmaniah, tetapi hati kita. Hati yang sehat selalu memandang segala ketetapanNya dengan ucapan syukur yang besar, tetapi hati yang sakit akan selalu menuntut lebih dan lebih lagi. Mari benahi hati kita, dimulai dari jiwa dan roh kita. Karena Hati kita mewakili jiwa dan roh kita.

Tuhan Yesus Memberkati