Home Articles Zoom Pemimpin Myanmar Dikudeta, Apa Kata Alkitab tentang Kudeta?

Pemimpin Myanmar Dikudeta, Apa Kata Alkitab tentang Kudeta?

0
263

Aung San Suu Kyi, politisi negara Myanmar yang mendapatkan Nobel Perdamaian, menjadi sorotan seluruh dunia ketika pihak militer Myanmar melakukan kudeta terhadap kepemimpinannya pada awal bulan Februari lalu. Kudeta yang dilakukan oleh pihak militer ini mendapat kecaman dari berbagai beberapa negara, meskipun Indonesia tidak mengeluarkan pernyataan apapun.

Di waktu yang hampir sama, Agus Harimurti Yudhoyono atau yang akrab disebut AHY, mengadu kepada Presiden Jokowi melalui surat. Ia menyebut bahwa ia akan dikudeta dari tubuh Partai Demokrat. Namun, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengatakan bahwa Istana tidak akan menjawab surat  yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo. Istana menganggap bahwa surat itu berisi dinamika internal Partai Demokrat.

Arti kata kudeta menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perebutan kekuasaan pemerintahan secara paksa atau tidak sah. Hal ini disebabkan pemimpin yang saat itu berkuasa dianggap tidak layak menjadi pemimpin.

Salah satu peristiwa kudeta terbesar yang dicatat dalam Alkitab adalah kisah pemberontakan bangsa Israel yang dipelopori oleh Korah, Datan dan Abiram. Peristiwa ini membuat empat belas ribu orang lebih meninggal dalam satu waktu.

Bilangan 16 menceritakan kronologi pemberontakan yang dilakukan oleh Korah, Datan dan Abiram, beserta 250 orang lainnya yang telah dihasut oleh Korah. Mereka mendatangi Musa dan protes mengapa Musa seakan-akan lebih tinggi daripada bangsa Israel. Kemudian mereka memberontak dan tidak mau mendengar apapun yang dikatakan Musa.

Korah bin Yizhar bin Kehat bin Lewi, beserta Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, dan On bin Pelet, ketiganya orang Ruben, mengajak orang-orang untuk memberontak melawan Musa, beserta dua ratus lima puluh orang Israel, pemimpin-pemimpin umat itu, yaitu orang-orang yang dipilih oleh rapat, semuanya orang-orang yang kenamaan.
Maka mereka berkumpul mengerumuni Musa dan Harun, serta berkata kepada keduanya: “Sekarang cukuplah itu! Segenap umat itu adalah orang-orang kudus, dan TUHAN ada di tengah-tengah mereka. Mengapakah kamu meninggi-ninggikan diri di atas jemaah TUHAN?”
Bilangan 16 : 1-3

Tuhan membela Musa.

Tanah terbelah dan Korah, beserta keluarga dan harta bendanya, terkubur hidup-hidup dan dibinasakan seketika. Tidak hanya Korah, dua ratus lima puluh orang pengikut Korah disambar Tuhan dengan api.

Namun demikian, meski bangsa Israel telah melihat pembelaan Tuhan terhadap Musa dan Harun, mereka tetap tidak mengerti dan menyalahkan Musa dan Harun atas meninggalnya Korah dan dua ratus lima puluh orang pengikutnya. Sekali lagi Tuhan menunjukkan pembelaanNya terhadap Musa dan Harun. Tuhan menulahi bangsa Israel dan tulah berhenti ketika Musa dan Harun mengadakan pendamaian untuk bangsa Israel. Orang yang mati karena tulah itu sebanyak empat belas ribu orang meninggal.

Tuhan tidak menyukai pemberontakan.

Entah seperti apapun pemimpinmu, Tuhan menghendaki kita taat kepada otoritas di atas kita, entah itu pemerintah negara, bos di kantor, guru di sekolah, orang tua, pemimpin rohani dan lain sebagainya. Musa dan Harun bukanlah pemimpin yang sempurna. Musa adalah orang yang gagap, Harun adalah orang yang mudah diombang-ambingkan. Tetapi mereka adalah orang-orang yang dipilih Tuhan untuk memimpin bangsa Israel.

Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik.
1 Petrus 2 : 13-14

Apapun kelemahan pemimpin kita, kita tidak memiliki hak untuk memberontak kepada pemimpin kita. Memberi masukan dan kritis boleh, tetapi kita tidak diperkenankan untuk memberontak kepada pemimpin.

Menjadi pemimpin tidaklah mudah. Tetapi pemimpin adalah orang yang berjaga-jaga atas setiap kita. Tuhan berpesan ketika kita taat pada pemimpin, pemimpin pun dapat memimpin dengan sukacita. Tetapi jika kita terus menerus memberontak kepada pemimpin, mereka tidak dapat memimpin dengan sukacita dan menjadi beban. Itu akan merugikan kita sendiri.

Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.
Ibrani 13:17

 

Sumber : percayasaja.com | Ren

WhatsApp Support
Shalom kak, Kami menyediakan layanan Konseling dan Doa.