Home Articles Sermons Orang yang Bisa Dipercaya

Orang yang Bisa Dipercaya

0
321

Sudahkah kita menjadi orang-orang yang dapat dipercaya oleh Tuhan?

Mari saudara kita renungkan pertanyaan ini. Adakah kita memiliki kerinduan untuk menjadi orang yang dapat dipercaya oleh Tuhan? Daniel ada tokoh dalam Alkitab yang hidupnya dapat dipercaya. Kita akan belajar dan meneladaninya dari kehidupan Daniel.

Pada kitab Daniel pasal yang pertama diceritakan bahwa Daniel waktu itu hidup pada zaman pemerintahan Yoyakim. Pada saat itu Yehuda dijajah oleh Nebukadnesar, raja Babel. Kemudian raja Nebukadnesar memilih beberapa orang Israel yang dianggap memiliki kemampuan yang luar biasa untuk dipekerjakan di istana. Beberapa diantara mereka yaitu Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya. Mereka adalah orang-orang pilihan dan yang dipercaya oleh Tuhan.

Lalu raja bertitah kepada Aspenas, kepala istananya, untuk membawa beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan, yakni orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja, supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim (Daniel 1: 3-4)

Kita akan belajar dari kisah Daniel untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan Daniel bisa menjadi kepercayaan Tuhan.

Memiliki ketetapan hati untuk tidak menajiskan diri

Daniel berketetapan hati untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja. Hal ini dapat kita lihat dalam Daniel 1:8 “Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya”. Santapan raja berhubungan tentang makanan mewah (anggur, daging) yang berbicara tentang semua keinginan duniawi. Dalam kehidupan ini kita juga harus memiliki ketetapan hati untuk tidak menajiskan diri dengan dunia seperti yang Daniel lakukan.

Pada zaman itu Daniel mengalami hal yang tidak enak karena pada saat itu dia sedang dijajah. Sekalipun dia mempunyai kedudukan di istana raja tetapi dia sedang dijajah, dia menjadi kelompok minoritas. Hal tersebut juga seperti keadaan kita saat ini yang juga merupakan kelompok minoritas. Sekalipun menjadi kelompok yang minoritas, kita harus mempunyai ketetapan hati untuk tidak ikut menjadi sama seperti dunia ini.

Dunia ini dapat “meracuni” kita dengan prinsip-prinsip yang salah karena tidak sesuai dengan firman Tuhan. Kita harus mampu menjaga kekudusan kita ditengah dunia ini.

Jangan sampai prinsip-prinsip dunia tentang kekayaan, kedudukan, dan aspek kehidupan lainnya yang salah menajiskan kita. Kita harus mengikuti apa kata firman Tuhan bukan apa kata dunia.

Memiliki kualitas

Selanjutnya, untuk menjadi orang kepercayaan Tuhan kita juga harus memiliki kualitas yang bagus, baik secara jasmani maupun rohani. Daniel juga memiliki kualitas yang luar biasa. Kita dapat melihatnya di Daniel 1:20, Daniel 10 kali lebih cerdas daripada semua orang berilmu dan ahli jampi diseluruh kerajaannya.

Kualitas di poin yang kedua ini berbicara tentang kualitas secara jasmani yang meliputi kepandaian, keahlian kita. Sedangkan pada poin yang pertama lebih berbicara tentang kualitas rohani kita. Seringkali anak-anak Tuhan mengabaikan kualitas secara jasmani ini. Mereka hanya berpikir yang penting cinta Tuhan, hidup suci, tetapi kita kurang memiliki kualitas yang dapat dapat dilihat orang orang lain.

Jika saat ini Tuhan percayakan kita untuk kuliah disuatu universitas, kita harus memiliki kualitas yang bagus, kita harus rajin belajar. Jika kita bekerja kita juga harus mempunyai kualitas yang excellent supaya orang dunia bisa lihat inilah anak Tuhan yang secara jasmani maupun rohani memiliki kualitas. Orang yang bekerja harus bekerja dengan sebaik mungkin untuk mempermuliakan nama Tuhan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh IQ yang tinggi. IQ sebesar 90% dengan kerja keras hanya 10% sama dengan KEGAGALAN.

Memiliki iman yang teguh (Daniel 3)

Pada pasal yang ke 3 ini berbicara tentang perapian yang menyala-nyala. Kita pasti sudah tahu tentang kisah Sadrakh, Mesakh, Abednego yang mempertahankan iman mereka ketika diperintahkan untuk menyembah patung buatan Raja Nebukadnesar namun mereka berketetapan hati untuk tidak menyembah patung tersebut. Kita juga harus memiliki iman yang teguh, yaitu iman yang selalu melihat pada Tuhan, walaupun kita digoncang oleh dunia, oleh sekeliling kita, kita tetap berpegang pada Tuhan Yesus. Kalau kita mau menjadi kepercayaan Tuhan kita tidak boleh melihat keadaan sekeliling kita tetapi terus melihat pada Allah kita.

Memiliki keakraban dengan Tuhan

Daniel memiliki keakraban hubungan dengan Tuhan. Dan 6:11 “Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.” Walaupun Daniel pada masa itu dilarang menyembah dan berdoa kepada Allah tetapi Daniel tetap memuji dan menyembah Allah seperti yang biasanya dia lakukan.

Memiliki hati atas bangsanya (Daniel 9)

Daniel memiliki hati untuk bangsanya, sekalipun dia bukan seorang pendeta ataupun orang lewi. Dia merindukan pembebasan dan pemulihan terjadi atas bangsanya. kita juga harus memiliki hati atas bangsa Indonesia, hati yang rindu melihat terjadinya kebangunan rohani terjadi atas Indonesia agar kita bisa menjadi kepercayaan Allah. Kita harus sadar apa tujuan kita dipercayai Tuhan dibidang kedokteran, pendidikan, farmasi dan yang lainnya. Semua bidang tersebut bukan untuk kita mencari kekayaan bagi diri kita sendiri tetapi untuk pemulihan bangsa kita dan kebangunan rohani buat dunia ini.

Sumber: grahacmc.org

WhatsApp Support
Shalom kak, Kami menyediakan layanan Konseling dan Doa.