Vaksin Sinovac mulai disuntikkan kepada masyarakat. Diawali dengan Presiden Jokowi yang menerima vaksin terlebih dahulu pada hari Rabu, 13 Januari 2021, bersama dengan selebriti papan atas, Raffi Ahmad sebagai langkah untuk meyakinkan masyarakat.

Penyuntikkan vaksin Presiden Jokowi disiarkan secara langsung melalui platform Youtube Sekretariat Presiden. Melalui berita yang beredar, vaksin tersebut akan diberikan gratis kepada masyarakat secara bertahap.

Namun demikian, masih banyak masyarakat yang masih ragu dengan vaksin tersebut. Di media sosial beredar Gerakan Menolak Vaksin dengan berbagai alasan. Bahkan salah seorang fraksi PDIP, Ribka Tjiptaning, bahkan secara terang-terangan mengatakan bahwa ia menolak vaksin dan memilih didenda. Sebagaimana diberitakan bahwa masyarakat yang menolak vaksin akan dihukum penjara satu tahun dan denda sebesar seratus juta rupiah.

Selain itu, di media sosial juga beredar kecurigaan bahwa vaksin merupakan tanda binatang yang disebutkan dalam Wahyu 13. Benarkah demikian?

Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga. Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh. Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang. Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu. Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh. Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
Wahyu 13:11-18

Kita mempercayai bahwa Alkitab adalah ya dan amin, tidak boleh dikurangi ataupun ditambah. Dalam Alkitab dikatakan bahwa tanda tersebut digunakan untuk berdagang, menjual dan membeli. Tanpa tanda itu, manusia tidak dapat melakukan tindakan ekonomi.

Sementara vaksin COVID-19 yang disebut merupakan tanda binatang itu bukanlah untuk berdagang, melainkan untuk membentuk imun terhadap virus COVID-19. Karena itu, berita bahwa vaksin merupakan tanda yang dimaksud dalam kitab Wahyu bukanlah merupakan kebenaran.

Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
Wahyu 13:19

Tuhan juga memberi peringatan bahwa hikmat merupakan hal yang sangat penting. Banyak hoax yang beredar dengan berbagai macam tujuan. Dengan hikmat, kita dapat mengetahui mana yang merupakan kebenaran dan bagaimana kita harus melangkah. Tuhanlah sumber dari segala hikmat, mari kita dengan sungguh-sungguh mencari Tuhan.

Alkitab mengatakan agar kita taat kepada otoritas pemerintah. Mari kita dukung pemerintah negara Indonesia yang berjuang melawan pandemi COVID-19 dengan kooperatif dengan kebijakan-kebijakan pemerintah. Kita perbanyak pengetahuan kita, siapa saja yang tidak boleh divaksin dan siapa saja yang dapat divaksin, kandungan dalam vaksin dan kontraindikasinya. Bantu sesama kita yang membutuhkan.

Tidak lupa, mari kita juga berdoa kepada Tuhan, sebab Ia adalah Tuhan yang Mahakuasa dan tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati.

 

Sumber : percayasaja.com | Ren