Kelompok Islam radikal, Boko Haram yang berpusat di daerah Afrika tengah menahan ratusan anak sekolah di Nigeria. Beberapa orang membawa senjata api dan menyerang sekolah yang dikelola pemerintah minggu lalu dan menculik lebih dari 300 siswa. Pemimpin kelompok Boko Haram, Abubakar Shekau mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dan menyebut bahwa anak-anak tersebut dihukum atas perbuatan “tidak islami”.

Setelah serangan tersebut, polisi terlibat adu tembak dengan para penyerang yang memungkinkan beberapa siswa lari untuk berlindung dengan melompati pagar terdekat. Pasukan Nigeria, dibantu oleh drone Amerika sedang mencari anak-anak tersebut.

Melalui media sosial Twitter, juru bicara presiden Nigeria, Garba Shehu, mengatakan bahwa lokasi anak-anak telah diketahui dan pemerintah tengah bernegosiasi dengan kelompok teroris tersebut untuk menyelamatkan anak-anak.

Orang tua anak-anak diliputi ketakutan dan kecemasan akan keselamatan anak-anak mereka.

“Aku tidak dapat menjelaskan amarahku sekarang,” kata salah satu orang tua, Marwa Hamza Kankara yang sedang menanti kabar anak laki-lakinya. “Tidak ada wanita manapun ingin berada di luar di jam segini, tetapi kami tidak dapat tidur, tidak dapat makan, karena anak-anak kami yang hilang.”

“Aku tidak hanya menangisi anakku, tetapi juga semua anak-anak lainnya,” tambahnya.

Orang tua lainnya, Salish Masi mengatakan bahwa kedua anak laki-lakinya masih di tangan para teroris dan dia sangat cemas menunggu kabar dari pemerintah.

“Aku sangat khawatir. Sudah tiga hari aku tidak mendengar kabar tentang anak-anakku,” katanya kepada wartawan. “Aku menunggu kabar dari pemerintah untuk memberitahuku apa yang terjadi sampai sekarang, tetapi mereka belum memberi kabar apapun.”

Semua orang di Afrika Barat yang mengikuti insiden tragis ini mengutuk pemerintah karena membiarkan kejadian mengerikan ini terjadi.

“Tidak ada yang senang dengan ketidakamanan di negara ini. Bahkan anak-anak sangat takut di Nigeria sekarang karena ketidakamanan,” kata Syvester Anachike yang bekerja di Abuja. “Bayangkan anak-anak diculik di tempat presiden berada! Ini sangat tidak adil, ini tidak baik.”

Penculikan itu sekali lagi membuktikan bahwa lembaga pendidikan masih menjadi sasaran teroris Islam radikal di Nigeria.

“Sekolah harus menjadi tempat yang aman, dan tidak ada anak yang harus memilih antara pendidikan dan kehidupan mereka,” kata Isa Sanusi dari Amnesty International. “Anak-anak lain harus meninggalkan pendidikan mereka setelah terusir akibat serangan kekerasan yang sering terjadi di komunitas mereka, dan banyak guru terpaksa mengungsi ke negara bagian lain.”

Enam tahun lalu, Boko Haram menculik 276 siswi, memicu kampanye global untuk kepulangan mereka dengan selamat. Sayangnya, keberadaan lebih dari 100 di antaranya masih belum diketahui.

Sumber : cbn.com