Baru saja menikmati masa kelegaan karena akan masuk endemi COVID-19, sudah naik kembali. Kapan pandemi ini berakhir? Sampai kapan saya terus berusaha mencari pekerjaan? Kapan saya bisa berhenti bekerja? Berapa lama lagi saya harus bertahan dalam pernikahan?

Ada masa-masa di mana kita ingin berhenti dan bebas, namun di dasar hati kita sebenarnya kita tahu bahwa yang harus kita lakukan adalah bertahan. Bertahan berarti menyelesaikan apa yang kita mulai dan tetap di jalur walaupun banyak rintangan. Berbagai penelitian mengatakan bahwa ketahanan seseorang menjadi kualitas penting untuk sukses dan kekuatan seseorang untuk bertahan menentukan pencapaian hidupnya.

Fokus Melihat Garis Akhir

Seorang atlet lari fokus pada garis akhir, bukan pada penonton atau gangguan di sekitarnya. Ia bertahan untuk menyelesaikan pertandingannya. Fokuskan pandangan kita pada upah, bahkan meskipun upah itu tidak kita dapatkan dunia, melainkan nanti ketika kita mendengar, “Well done, My servant.”

Melihat Kekuatan Tuhan

Kalau melihat ke belakang, setiap orang punya masa-masa sulit yang kita mungkin bisa terheran-heran, “kok bisa aku melewati hal itu.” Dalam setiap tantangan, Tuhan memberikan kekuatan kepada anak-anakNya untuk bertahan, entah berupa kesabaran yang luar biasa, pemahaman yang membuat kita bisa menerima dan mengerti hal itu, hikmat untuk menyelesaikan persoalan ataupun teman-teman yang mendukung dalam doa dan masih banyak lagi yang Tuhan berikan.

Melihat Manfaat

Kita menunggu dan percaya bahwa Tuhan bekerja dalam situasi yang nampaknya sangat buruk atau tantangan yang sangat sulit. Mungkin tuhan tidka bekerja mengubah keadaan seperti yang kita inginkan, karena Ia ingin membentuk kita melalui keadaan yang tidak kita inginkan. Masalah itu ada untuk mendewasakan kita. Menangislah bila perlu, beristirahat itu harus, tapi lanjutkan perjalanan.

Hidup bukanlah sebuah perlombaan lari jarak pendek, yang cepat yang menang, melainkan sebuah pertandingan maraton, yang bertahanlah yang menang. Mari bertahan, sedikit lagi, sebentar lagi, sambil terus berdoa dan mengucap syukur.

“Ketahanan bukanlah sekadar kemampuan untuk menanggung hal yang sulit, tetapi mengubahnya menjadi kemuliaan.” (William Barclay)

Sumber : Esther Idayanti