Setelah beberapa bulan tidak ada peningkatan, hari Senin, 13 Juni 2022, kasus COVID dikabarkan naik kembali. Hingga Rabu, 15 Juni 2022, kasus COVID telah menembus angka 1.000 kasus baru, tepatnya 1.242 kasus.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa kenaikan kasus COVID-19 bukan karena lebaran. Kementerian Kesehatan menemukan varian baru COVID-19, yakni subvarian BA.4 dan BA.5 telah masuk ke Indonesia. Subvarian baru inilah yang menjadi salah satu biang kerok peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia. Tidak hanya di Indonesia saja, tapi di seluruh dunia yang negaranya mengalami lonjakan kasus.

“Pengamatan kami, gelombang BA.4 dan BA.5 itu biasanya puncaknya tercapai satu bulan setelah penemuan kasaus pertama. Jadi seharusnya di minggu kedua dan minggu ketiga Juli,” tuturnya saat konferensi pers PPKM.

Kepala Dinas Kesehatan Yogyakarta mengatakan bahwa varian BA.4 dan BA.5 merupakan bagian dari varian Omicron, sehingga tingkat keparahannya rendah, namun penularannya sangat cepat.

Seperti gejala COVID pada umumnya, orang yang tertular akan mengalami batuk-batuk, kelelahan, hidung tersumbat atau pilek, demam, nyeri otot atau sendi, sakit kepala, anosmia, sesak nafas pada beberapa kasus. Pada beberapa kasus, ditemukan gejala diare, sakit perut, mual dan kehilangan selera makan.

Pada awal dikonfirmasi, ada delapan kasus subvarian BA.4 dan BA.5. Dari delapan kasus, hanya satu orang bergejala sedang dan ia belum menerima suntikan vaksin dosis ketiga atau booster. Karena itu pemerintah mendorong masyarakat untuk vaksinasi lengkap dan vaksinasi booster, serta tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Abraham Wirotomo, mengatakan bahwa pemerintah terus melakukan pemantauan terhadap kapasitas rumah sakit, obat dan oksigen untuk menghadapi lonjakan kasus akibat Omicron BA.4 dan BA.5.

“Kita tidak boleh lengah, jangan terjegal menjelang finish,” kata Abraham. “Kenaikan angka kasus kita lihat sebagai warning. Kalo kita mau menjaga Indonesia tetap on track menuju endemi maka kita jangan abai protokol kesehatan dan menolak vaksin booster,” ujar Abraham.

Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Zubari Djoerban, juga turut memperingati agar masyarakat waspada dan tidak memandang remeh penggunaan masker melalui media sosial Twitternya.

“Sudah saatnya siaga dan tidak memandang remeh,” demikian tulisnya. “Pakai masker dan mari kita tingkatkan capaian booster.”

Sumber : berbagai sumber