Keluarlah raja Yoram pada waktu itu dari Samaria, lalu ia memeriksa barisan seluruh orang Israel. Selanjutnya ia menyuruh orang kepada Yosafat, raja Yehuda, dengan pesan: “Raja Moab telah memberontak terhadap aku! Maukah engkau bersama-sama aku berperang melawan Moab?” Jawabnya: “Aku akan maju. Kita sama-sama, aku dan engkau, rakyatku dan rakyatmu, kudaku dan kudamu.” Lagi ia bertanya: “Melalui jalan manakah kita akan maju?” Jawabnya: “Melalui padang gurun Edom!
2 Raja-Raja 3 : 6-8

Apakah kita pernah berpikir mengapa Tuhan menciptakan padang gurun? Padahal begitu suram, tidak ada keindahan apapun yang bisa kita nikmati. Sama sekali tidak menyejukkan mata dan menyenangkan hati, hanya membuat pikiran dan hati menjadi makin kusut.

Lebih baik tinggal di padang gurun dari pada tinggal dengan perempuan yang suka bertengkar dan pemarah.
Amsal 21:19

Di padang gurun selalu akan berlaku keadilan dan di kebun buah-buahan akan tetap ada kebenaran.
Yesaya 32:16

Padang gurun adalah sebuah tempat yang istimewa dalam Alkitab. Segala kemenangan melewati padang gurun. Orang Israel harus melewati padang gurun sebelum tiba di Kanaan. Sebelumnya, Musa tinggal di padang gurun selama 40 tahun sebelum dipanggil memimpin umat Israel. Daud harus ada di padang gurun selama 17 tahun sebelum duduk di singgasana raja meskipun ia telah dipanggil sebelum itu. Raja Yosafat juga harus melewati padang gurun Edom sebelum meraih kemenangan atas Moab. Bahkan, Yesus juga dibawa ke padang gurun untuk dicobai oleh iblis.

Padang gurun adalah rintangan atau hambatan yang harus dilalui dan juga diatasi sebelum menerima kemenangan. Padang gurun merupakan tempat Tuhan memproses, tempat pengujian komitmen seseorang, tempat untuk memisahkan orang yang percaya dengan sungguh kepada Tuhan dengan orang yang hanya berpura-pura untuk percaya. Ketika bangsa Israel keluar dari tanah mesir, mereka bergabung menjadi satu dari berbagai macam karakter dan latar belakang. Ada yang menyembah berhala-berhala Mesir, ada yang hanya ikut-ikut saja, ada yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, ada juga para “pengikut palsu” yang menyusup masuk untuk meracuni pikiran orang Israel agar kembali ke Mesir. “Pengikut palsu” ini selalu mencari-cari kesempatan untuk menyusupi pikiran bangsa Israel agar mereka melawan Musa dan menghujat Tuhan.

Tuhan tahu ada orang-orang seperti itu dengan berbagai macam rencana mereka, sehingga Tuhan membawa mereka ke padang gurun. Di padang gurun terjadi proses pemurnian dari Tuhan, proses pemisahan antara mereka yang taat dan mereka yang tidak taat. Hanya Yosua dan Kaleb yang lolos dari ujian pemurnian Tuhan di padang gurun dari generasi mereka yang diijinkan masuk ke Tanah Kanaan. Sedangkan mereka yang tidak taat, mereka tereliminasi di padang gurun. Mati dengan berbagai sebab. Itulah cara Tuhan memisahkan domba dari kambing , emas murni dari kotoran-kotorannya.

Sebelum kita menerima kemenangan, kita juga harus melewati padang gurun. Padang gurun kita berupa kesulitan-kesulitan, penderitaan, penghinaan, kebingungan, kesusahan, penolakan, ancaman, sakit dan lain sebagainya. Lewat pergumulan kita di padang gurun itulah, kita mendapatkan pembentukan. Karakter-karakter kita diubahkan menjadi baru. Kita belajar untuk mengubah sikap dan cara pandang kita. Kita dipersiapkan untuk menerima mahkota, throphy kemenangan, dengan menjaga iman percaya kita dan selalu percaya kepada Tuhan.

Keadaan selama di padang gurun akan merubah kita menjadi orang yang selalu bersyukur kepada Tuhan, berhikmat dalam mengambil keputusan atau mampu melihat tujuan hidup kita berdasar rencana Tuhan kepadanya. Proses itu mungkin akan membuat kita mencucurkan air mata, tetapi di sanalah kita belajar juga untuk bergantung penuh pada Tuhan, menyerahkan diri kita sepenuhnya alam kekuatan tanganNya.

Padang gurun bukanlah tujuan akhir dari perjalanan, tetapi kita bisa memilih untuk mengakhiri perjalanan kita di sana.

Tujuan akhir kita adalah sebuah tempat yang indah. Tuhan mengizinkan berbagai masalah ada dalam perjalanan hidup kita, membiarkan kita masuk ke padang gurun, tetapi itu bukanlah tujuan utamanya. Itu hanya proses yang memang harus dilewati dan dijalani. Kasih Karunia Bapa akan membuat kita mampu melewati langkah demi langkah dalam padang gurun. Sebab, meskipun kita tahu bahwa masa depan, tujuan perjalanan kita, baik dan indah, tetapi perjalanannya bukanlah perjalanan yang mudah dan mulus tanpa hambatan apapun. Perjalanan yang kita lalui penuh tantangan dan tipu daya si jahat.

 “Jika aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami; sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang tegar tengkuk, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami; ambillah kami menjadi milik-Mu.”
Keluaran 34 : 9

Kasih karunia Tuhan adalah sesuatu hal yang sangat kita butuhkan. Hanya di dalam kasih karunia Tuhan, kita mendapat penyertaan dan perlindunganNya, yang memampukan kita melewati perjalanan padang gurun. Kasih karunia adalah kesanggupan Tuhan yang cukup untuk membawa kita mampu menghadapi tantangan dan masalah-masalah yang ada dalam hidup kita. Di luar kasih karunia Tuhan, kita harus hidup dengan kekuatan dan kemampuan kita sendiri yang lemah dan terbata. Ancaman terbesar bukanlah dahsyatnya padang gurun dengan kalajengking atau ularnya, bukan juga bangsa-bangsa di padang gurun yang siap menyerang dan memeranginya. Ancamannya bagi umat Tuhan adalah jika Tuhan menolak menyertai perjalanan umat pilihanNya.

Dalam kasih karuniaNya, Tuhan telah berjanji bahwa Ia sendirilah yang akan membimbing dan memberikan ketentraman kepada kita. Jika kita ingin dibimbing dan dipimpin, kita harus bersungguh-sungguh dengan sepenuh hati menginginkanNya seperti yang dilakukan Musa. Baginya, tanah yang berlimpah susu dan madu tidak ada artinya jika tidak ada penyertaan Tuhan di sana. Musa hanya menginginkan penyertaan Tuhan. Karena ia mengerti bahwa segala yang dia perlukan ada dalam penyertaan Tuhan.

KASIH KARUNIA-NYA LEBIH DARI CUKUP ATAS SETIAP HIDUP KITA.