“Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engaku diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.” (Ibrani 12: 5-6)

Tuhan adalah Bapa yang mengasihi kita. Dia juga adalah Tuhan yang rindu mendidik kita. Tuhan mendidik orang-orang yang diakui-Nya sebagai anak. Apa reaksi kita ketika dididik Tuhan? Berbahagialah karena jika kita dididik Tuhan, artinya kita masih diakui sebagai anak oleh Tuhan.

Tidak ada yang lebih membahagiakan bagi orang tua selain melihat anak-anak mereka melakukan kebenaran.

Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar daripada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran. (3 Yohanes 1:4)

Fungsi Bapa adalah mendidik dan menyesah anak-Nya. Bapa rindu memukul kita dengan kebenaran. Di akhir jaman, ada begitu banyak Injil-Injil palsu. Karena itu, kebenaran harus terus diwariskan kepada anak-anak kita, sehingga kita tidak disesatkan oleh rupa-rupa pengajaran. Untuk itu, kita perlu rela untuk dibentuk dan dimurnikan oleh Tuhan sehingga hidup kita akan dapat dipakai oleh Tuhan. Dan marilah kita menjadi orang-orang yang mau berkata: “Hidupku karena perkataanMu, bukan kata orang lain.

Tuhan Menikmati Penyembahan Kita

Penyembahan adalah sesuatu yang bersifat pribadi. Itu adalah ungkapan cinta kita kepada Tuhan. Seseorang yang tidak memiliki inisiatif untuk melakukan sesuatu kepada orang yang dikasihinya, tentu saja diragukan: apakah dia sungguh-sungguh mencintai atau tidak?

Cinta itu berat. Cinta itu butuh pengorbanan, dan jatuh cinta adalah hubungan pribadi yang tidak bisa dicampuri oleh orang lain. Dan jika kita mencintai Tuhan, maka kita akan menyembah Dia dengan sepenuh hati.

Mirisnya, banyak orang yang meninggalkan gereja hanya karena alasan “Aku tidak bisa menikmati penyembahan di tempat ini.” Lantas, sebenarnya untuk siapa penyembahan kita? Sesungguhnya yang berhak menerima dan menikmati penyembahan kita adalah TUHAN.

Seringkali kita sebagai manusia menilai apa yang kita lihat. Ketika melihat orang yang memuji Tuhan dengan meneteskan air mata, kita menganggap bahwa dalam penyembahannya ada hadirat Tuhan. Padahal penyembahan yang dikagumi oleh Tuhan bukan hanya milik orang yang menyembah dengan berurai air mata; Tuhan lebih tertarik dengan hati kita. Tuhan yang menilai setiap cinta dan pengorbanan kita.

Manusia melihat rupa, tetapi Tuhan melihat hati

Seperti seorang janda miskin yang memberikan yang ada padanya. Sekalipun ada orang kaya yang memberikan persembahan yang nampaknya sangat banyak, namun Tuhan memuji janda ini daripada orang kaya itu, karena dia memberikan yang terbaik untuk Tuhan; Ia korbankan apa yang ada padanya untuk diberikan kepada Tuhan.

Hubunganmu dengan Tuhan adalah urusanmu dengan  Tuhan. Sama seperti orang yang jatuh cinta, ekspresikan cintamu kepada Tuhan. Jangan biarkan penilaian orang menjatuhkan dirimu, karena Tuhan yang menilai semuanya.

Bapa rindu Kita mengerjakan kerinduanNya

Tuhan rindu kita menjadi gereja yang hidup. Seperti jemaat mula-mula yang memecahkan roti dan bersatu, mereka menceritakan Injil Kristus yang sejati tanpa iming-iming kekayaan, tanpa iming-iming kenyamanan. Maukah kita menjadi gereja yang hidup itu? Kita hidup dalam kebenaran dan menceritakan kebenaran yang sejati itu kepada banyak orang.

Apakah kita seperti Petrus yang menyangkal Tuhan Yesus? Petrus adalah orang yang menyangkal, bahkan menghujat Yesus. Ketika dia sadar akan kesalahannya, dia bersembunyi dari Yesus. Tapi Yesus datang memanggil dia dengan namanya. Sama halnya dengan kita; Mungkin kita berdosa dan terikat, tetapi Tuhan sedang memanggil kita.

Seberapa parahnya dosa dan kesalahan kita, Tuhan masih mengasihi kita, dan selalu ada harapan untuk pulang ke rumah Bapa.

Berapa banyak kita masih hidup terikat dengan dosa? Ayo kita bangkit! Kita diciptakan segambar dengan Tuhan. Roh Tuhan dalam diri kita jauh lebih besar untuk melawan dosa-dosa kita.

Tuhanlah yang menilai hidup kita. Karena itu janganlah kita hidup hanya dari penilaian manusia semata. Biarkan Tuhan yang menikmati setiap penyembahan dari hidup kita.

Sumber : grahacmc.org