dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
Efesus 5 : 16

Alkitab telah memperingatkan pada setiap kita bahwa hari-hari di dunia tidak akan bertambah baik, namun akan semakin jahat. Di tengah keadaan dunia yang tengah genting menghadapi badai virus corona, umat Kristen di Nigeria juga tengah menghadapi kekhawatiran akibat pembantaian yang dilakukan oleh kelompok radikal Islam di Nigeria.

Dalam empat bulan di tahun ini, sejak Januari 2021 hingga April 2021, kelompok radikal Islam di Nigeria telah membantai setidaknya 1.470 orang Kristen dan menculik lebih dari 2.200 orang.

Lebih dari setengahnya dilakukan oleh kelompok penggembala muslim Fulani yang terkenal beroperasi di daerah Afrika. Jumlah angka orang-orang Kristen yang terbunuh dalam empat bulan pertama di tahun ini adalah yang tertinggi sejak 2014 dan telah melebihi jumlah angka pada tahun 2019, kata sebuah kelompok masyarakat sipil di Nigeria, Intersociety Rule of Law.

Negara bagian barat laut Kaduna memiliki rekor tertinggi, sebanyak 300 orang, sedangkan di negara bagian Benue utara tengah adalah tertinggi kedua dengan 200 kematian. Diikuti negara bagian Plateau tengah dengan 90 kematian. Hal ini dilaporkan oleh kelompok Intersociety, sebuah organisasi yang dipimpin oleh kriminolog Kristen Emeka Umeagbalasi.

Dari 2.200 orang Kristen yang diculik, negara bagian Kaduna kembali memiliki rekor tertinggi dengan 800 penculikan. Dari 800 orang ini, 600 di antaranya adalah orang pribumi Kristen. Negara bagian Niger adalah yang tertinggi kedua dengan 300 penculikan.

Melalui wawancara dan laporan sumber terbuka, kelompok tersebut memperkirakan bahwa 220 orang Kristen yang diculik kemungkinan besar telah meninggal atau dibunuh.

“Ini mewakili 10% dari 2.200 orang Kristen yang diculik di seluruh negeri, di antara mereka adalah petani pria dan wanita muda termasuk mereka yang diculik dan diperkosa sampai mati atau dibunuh setelah diperkosa,” jelas laporan itu. Laporan tersebut berdasarkan rangkuman dari laporan media lokal dan asing, laporan pemerintah, dan laporan saksi mata.

Laporan tersebut juga mengklaim bahwa pemerintah Nigeria telah salah memperkirakan bahwa peristiwa pembunuhan dan penculikan yang terjadi di negara mereka merupakan bentrok antara penggembala dan petani, tanpa adanya motif agama. Pemerintah Nigeria dianggap menutupi pembantaian yang terjadi terhadap orang-orang Kristen di Nigeria dengan melaporkan bahwa peristiwa tersebut merupakan akibat bentrok gembala dan petani atau serangan oleh bandit.

Dalam empat bulan di tahun ini, sejak Januari 2021 hingga April 2021, kelompok radikal Islam di Nigeria telah membantai setidaknya 1.470 orang Kristen dan menculik lebih dari 2.200 orang.

Lebih dari setengahnya dilakukan oleh kelompok penggembala muslim Fulani yang terkenal beroperasi di daerah Afrika. Jumlah angka orang-orang Kristen yang terbunuh dalam empat bulan pertama di tahun ini adalah yang tertinggi sejak 2014 dan telah melebihi jumlah angka pada tahun 2019, kata sebuah kelompok masyarakat sipil di Nigeria, Intersociety Rule of Law.

Negara bagian barat laut Kaduna memiliki rekor tertinggi, sebanyak 300 orang, sedangkan di negara bagian Benue utara tengah adalah tertinggi kedua dengan 200 kematian. Diikuti negara bagian Plateau tengah dengan 90 kematian. Hal ini dilaporkan oleh kelompok Intersociety, sebuah organisasi yang dipimpin oleh kriminolog Kristen Emeka Umeagbalasi.

Dari 2.200 orang Kristen yang diculi, negara bagian Kaduna kembali memiliki rekor tertinggi dengan 800 penculikan. Dari 800 orang ini, 600 di antaranya adalah orang pribumi Kristen. Negara bagian Niger adalah yang tertinggi kedua dengan 300 penculikan.

Melalui wawancara dan laporan sumber terbuka, kelompok tersebut memperkirakan bahwa 220 orang Kristen yang diculik kemungkinan besar telah meninggal atau dibunuh.

“Ini mewakili 10% dari 2.200 orang Kristen yang diculik di seluruh negeri, di antara mereka adalah petani pria dan wanita muda termasuk mereka yang diculik dan diperkosa sampai mati atau dibunuh setelah diperkosa,” jelas laporan itu. Laporan tersebut berdasarkan rangkuman dari laporan media lokal dan asing, laporan pemerintah, dan laporan saksi mata.

Laporan tersebut juga mengklaim bahwa pemerintah Nigeria telah salah memperkirakan bahwa peristiwa pembunuhan dan penculikan yang terjadi di negara mereka merupakan bentrok antara penggembala dan petani, tanpa adanya motif agama. Pemerintah Nigeria dianggap menutupi pembantaian yang terjadi terhadap orang-orang Kristen di Nigeria dengan melaporkan bahwa peristiwa tersebut merupakan akibat bentrok gembala dan petani atau serangan oleh bandit.

Menurut laporan tersebut, selain pembunuhan, pelecehan dan penculikan oleh kelompok Jihad, pemerintah dan institusi lokal di negara bagian utara yang dikuasai oleh pemerintah muslim juga membuat komunitas Kristen di sana hidup dengan sengsara. “Hal ini termasuk negara bagian Katsina, di mana gadis-gadis Kristen di bawah umur dipaksa untuk menikah dengan pria Muslim dan masuk ke agama mereka,” tambah laporan tersebut.

The Global Terrorism Index menempatkan Nigeria sebagai negara ketiga yang paling berbahaya akibat terorisme, sebab telah terjadi lebih dari 22.000 kematian akibat terorisme sejak 2001 hingga 2019.

Laporan Komisi Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama pada tahun 2021 memperingatkan bahwa Nigeria sedang menuju pada genosida umat Kristen jika tidak ada tindakan yang diambil. Kelompok radikal Islam, terutama di bagian timur laut Nigeria, telah menyebabkan ribuan kematian dan jutaan orang terlantar dalam beberapa tahun terakhir. Nigeria merupakan negara demokratis pertama yang dimasukkan dalam daftar negara yang perlu perhatian khusus menurut Departemen Luar Negeri Amerika Serikat karena melanggar kebebasan beragama yang berat.

Mari kita berdoa lebih sungguh lagi. Kita berdoa agar saudara-saudari kita di Nigeria mendapat kedamaian. Kiranya kemuliaan Tuhan boleh dinyatakan, mereka mendapat kekuatan dan selalu berserah kepada Tuhan.

 

Sumber : christianpost.com