Hampir semua orang suka menunda-nunda pekerjaan atau setidaknya pernah melakukannya satu dua kali. Ternyata, kecenderungan orang suka menunda pekerjaannya ini bisa dibagi menjadi enam tipe dan memiliki solusinya masing-masing. Apa saja enam tipe tersebut?

The perfectionist (Si Sempurna)

Tidak selalu orang menunda pekerjaannya karena malas. Faktanya, si perfeksionis juga bisa menunda-nunda pekerjaannya. Penyebabnya adalah karena terlalu ingin menjadi sempurna hingga mengulur waktu untuk memulai karena cemas jika hasilnya tidak maksimal. Orang perfeksionis cenderung menunda pekerjaan karena terlalu fokus memikirkan hal kecil yang sebenarnya tidak terlalu penting. Mereka sibuk mengerjakan hal yang kecil tersebut sehingga pekerjaan utamanya tidak selesai-selesai.

Solusi bagi the perfectionist ini, cobalah untuk belajar menghargai setiap pekerjaan yang dilakukan. Memberikan yang terbaik itu penting, tetapi seringkali kita menetapkan standar terlalu tinggi yang bahkan tidak realistis. Jangan takut membuat kesalahan, karena dari kesalahan kita akan belajar. Berikan motivasi pada diri sendiri dengan kalimat-kalimat positif.

The dreamer (Si Pemimpi)

Tipe pemimpi sangat suka membuat perencanaan, tetapi kemudian menjadi frustasi karena terus sibuk memikirkan rencana ini dan itu yang membaut pekerjaannya terus tertunda-tunda.

Cobalah tuangkan rencana dan ide itu menjadi aksi yang nyata. Jangan terlalu khawatir jika menemui kegagalan saat melakukan tindakan nyata. Tetapkan tujuan dan target harian yang bisa dicicil setiap harinya.

The Worrier (Si Penghindar)

Tipe ini sangat khawatir akan kegagalan atau jika hasilnya jelek. Ia selalu takut tidak bisa mengerjakannya sehingga terus menunda pekerjaan dengan menghindarinya. Ia tidak berani menghadapi konsekuensi jika hasil tugasnya tidak maksimal.

Tipe ini perlu memperbanyak berpikiran positif dan menghindari ketakutan akan hal-hal buruk yang bahkan belum tentu terjadi. Ini hanya akan membuat stres dan semakin menunda pekerjaan yang sudah menanti. Percayalah akan kemampuan diri sendiri dan coba berkomitmen untuk mengerjakan tugas yang diberikan dengan maksimal. Kerjakan perlahan dengan membagi tugas dari yang paling mudah ke yang paling sulit atau sebaliknya. Ingat sellau bahwa pekerjaan tidak akan selesai jika kita terus menghindarinya. Mintalah bantuan orang lain untuk mengarahkan jika memang kita kesulitan.

The crisis-maker (Si suka di bawah tekanan)

Ada orang-orang yang suka bekerja di bawah tekanan. Mereka akan menunda pekerjaan jika deadline masih jauh dan akan bekerja jika sudah mendekati waktunya. Mereka menikmati sensasi adrenalin bekerja di menit-menit terakhir sebab menurut mereka tingkat kreatifitas dan produktivitas mereka lebih tinggi saat menyadari deadline semakin dekat.

Namun, bekerja terburu-buru tidak membuat hasilnya menjadi lebih baik. Bisa jadi karena terlalu mepet dengan deadline, kita jadi tidak punya waktu untuk mengecek kembali atau memperbaiki ketika salah. Jika memang kita merasa terpacu di menit-menit terakhir, buatlah deadline untuk diri sendiri dengan memberi target batas pekerjaan. Misalnya dalam dua hari harus sudah selesai 50%. Jauhkan semua hal yang bisa mengganggu fokus, seperti handphone, televisi dan lain sebagainya.

The defier

Orang dengan tipe ini sebenarnya adalah orang yang suka membangkang dan masa bodo dengan deadline dan ketentuan yang seharusnya. Orang tipe ini akan selalu mengiyakan pekerjaan, tetapi berujung tidak dikerjakan.

Tipe ini perlu belajar bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan. Sadari bahwa kamu dipercayai untuk mengerjakan sesuatu dan jangan sampai kamu merusak kepercayaan orang tersebut. Hal ini tentu juga akan berpengaruh pada hubungan, bisa jangka pendek maupun jangka panjang.

The overdoer

Ada orang yang cenderung menunda pekerjaan karena tugas yang dikerjakan terlalu banyak sehingga kebingungan mengatur prioritas pekerjaan. Hal ini sering terjadi pada orang-orang yang yes man atau tidak bisa menolak pekerjaan ekstra, padahal pekerjaan sebelumnya masih belum selesai.

Kita harus tahu batas kemampuan kita. Jangan menjadi seorang yang tidak enakan, alias sungkan untuk menolak. Kita perlu belajar berkata tidak jika sekiranya kita memang tidak mampu menyelesaikannya. Jangan memforsir diri sendiri untuk bekerja di luar batas toleransi tubuh.

Terlepas dari fakta bahwa kebiasaan menunda-nunda tidak selalu karena alasan kemalasan, kebiasaan menunda-nunda bukanlah hal yang dapat dibenarkan. Kebiasaan menunda-nunda bisa menjadi sebuah kebiasaan buruk yang dapat membuat kita menjadi orang yang tidak dapat dipercaya dalam apa yang kita kerjakan. Tuhan selalu rindu setiap anak-Nya menjadi orang-orang yang dapat dipercaya, dimulai dari hal-hal yang kecil. Apabila kita tidak dapat dipercaya dalam hal tepat waktu, maka kita pun tidak dapat dipercaya dalam hal-hal yang lebih besar.