Alexander III atau yang biasa dikenal sebagai Aleksander Agung atau Alexander The Great adalah raja dari Kerajaan Yunani Kuno dari Makedonia. Ia meneruskan tahta ayahnya pada usia 20 tahun. Tak lama setelah kematian sang ayah, Aleksander menghabiskan sebagian besar waktu kekuasaannya merebut kekuasaan, dari Asia Barat, Mesir, Asia Tengah hingga Asia Selatan.

Di usia 33 tahun, Aleksander berhasil membentuk salah satu kekaisaran terbesar sepanjang sejarah yang wilayahnya terbentang dari Balkan di barat hingga India di timur. Disebut sebagai Aleksander Agung karena ia tidak pernah terkalahkan dalam pertempuran dan terkenal sebagai komandan militer tersukses dalam sejarah. Namun di tengah kejayaannya, ia menangis dan berkata, “Tidak ada lagi dunia untuk ditaklukan.”

Ambisi itu perlu, tetapi ambisi tanpa batas bisa menjadi kutukan. Orang yang ambisius menetapkan standar yang sangat tinggi bagi dirinya. Ketika standar tersebut tercapai, ia kembali menaikkan standar. Demikian seterusnya tidak berakhir, tidak ada rasa puas.

Putuskan kapan cukup

Kita perlu untuk memberi batas pada diri sendiri. Periksa kemampuan dengan realistis dan hitung baik-baik apa yang harus dikorbankan untuk mencapai hal itu. Jangan sampai mengorbankan keluarga dan integritas demi ambisi yang tidak berujung.

Apa motivasinya?

Untuk apa dan siapa melakukannya? Apakah untuk orang lain? Ataukah untuk diri sendiri saja? Apakah demi ambisi tersebut hingga menghalalkan segala cara? Ataukah tetap berpegang pada integritas dengan menjaga moral dan nilai-nilai yang kita pegang? Apakah hasilnya untuk kejayaan kita? Atau untuk memuliakan nama Tuhan? Apakah ambisi kita bisa kita pertanggung jawabkan?

Bagaimana jika gagal?

Kita perlu memikirkan kemungkinan jika kita akan gagal. Jangan pertaruhkan semuanya. Kalau ingin terkenal, daripada memanjat gedung tanpa tali pengaman, lebih baik pasang video konyol yang norak di media sosial. Setidaknya, jika gagal, tidak mengorbankan hal yang sangat besar seperti nyawa.

Contoh sederhana lain, kita pernah membaca cerita orang yang sampai menggadaikan sertifikat rumah untuk bisnis atau untuk investasi. Ternyata ekonomi berbalik, bisnis rugi, sertifikat rumah belum ditebus dan ia tidak punya tempat tinggal. Hati-hati! Ambisi adalah nafsu yang tidak pernah terpuaskan.

Letakkan setiap keinginan dan ambisi kita ke dalam tangan Tuhan. Tuhan selalu tahu yang terbaik untuk anak-anakNya. Ia adalah Tuhan yang tidak akan membiarkan anakNya meminta-minta.

Sumber : Esther Idayanti