Beberapa hari terakhir, di kota Surabaya dan beberapa kota lainnya di Indonesia terjadi hujan es. Tidak hanya satu kali, melainkan beberapa kali berturut-turut. Beberapa tahun terakhir, fenomena hujan es terjadi setidaknya satu kali dalam setahun, namun tahun ini terjadi beberapa kali dalam waktu berdekatan. Apa fakta yang perlu kita ketahui tentang hujan es?

Terjadi akibat kondensasi uap air yang sangat dingin

Menurut Satiawan Prakirawan BMKG Juanda, suhu permukaan bumi yang panas bertemu dengan awan Cumulonimbus di langit. Suhunya sangat rendah membaut suhu konveksi tercapai dan mengaibatkan terjadinya hujan es.

Bisa menimbulkan korban

Sejauh ini yang ditemukan di Indonesia es yang turun berukuran kecil, tetapi es yang turun saat hujan es bisa berbagai ukuran. Pada tahun 1888 pernah terjadi hujan es di India yang menewaskan 230 orang dan banyak hewan ternak. Bahkan di Australia pernah turun hujan es seukuran bola golf. Lebih berbahaya lagi kalau hujan es turun disertai dengan angin kencang.

Ukuran terbesar yang pernah ditemukan sebesar 20 cm

Saat terjadi badai tornado di Amerika Serikat pada 23 Juli 2010, ditemukan bongkahan es yang jatuh memiliki diameter mencapai 20 cm. Mengerikan, bukan?

Berdampak pada lahan pertanian

Meski hampir semua merasakan dampaknya hujan es, namun salah satu dampak terbesar dirasakan pada lahan pertanian. Es yang jatuh bisa merusak daun dan ranting, bahkan bisa membuat gagal panen karena merusak tanaman di sawah.

Bisa dideteksi

Hujan es ternyata bisa dideteksi sebelumnya menggunakan alat pendeteksi cuaca yang memiliki informasi tentang kondisi atmosfer. Ciri-ciri yang baisa terjadi sebelum hujan es misalnya udara yang menjadi lebih panas beberapa jam sebelumnya, kemudian juga ada angin kencang dan puting beliung.

 

Kalau terjadi hujan es, meski berukuran kecil, tetap waspada dan berlindung ya. Kita tidak pernah tahu seberapa besar ukuran hujan es yang akan turun. Apalagi hujan es seringkali disertai dengan angin kencang. Selain itu, jangan lupa berdoa dan meminta penyertaan Tuhan kemanapun kita pergi ya!

 

Sumber : Suara Surabaya