Akhir-akhir ini banyak berita-berita, baik di dalam maupun di luar negeri, tentang pelecehan seksual yang dilakukan oleh pemimpin agama. Sebuah laporan dari Proven Men Ministry, mengungkapkan hampir semua pria beragama Kristen, bahkan 37% pendeta mengatakan sedang berjuang dalam dosa pornografi.

Melalui sebuah podcast miliknya, “Ask Pastor John,” John Piper menanggapi hal tersebut sekaligus menjawab sebuah pertanyaan “Apakah kekudusan tanpa cela merupakan standar yang terlalu tinggi bagi seorang pendeta?”

John Piper mengatakan bahwa seorang pemimpin gereja, terutama pendeta, seharusnya bukan sekadar “salah satu dari laki-laki.” Pemimpin gereja seharusnya memiliki standar yang lebih tinggi.

Piper menyadari bahwa dibutuhkan sebuah kasih karunia yang sangat khusus untuk seseorang dapat menahan godaan seksual, namun kasih karunia ini “tersedia di dalam Kristus untuk semua orang yang percaya.”

Standar untuk seorang pemimpin gereja, entah untuk pendeta maupun pelayan-pelayan Tuhan, lebih tinggi daripada untuk anggota gereja biasa, karena mereka memiliki tanggung jawab untuk mengajar dan memimpin. Maksudnya adalah, mereka menjadi teladan bagi orang-orang.

Pemimpin dari Bethlehem College & Seminary di Minneapolis, Minnesota, mengambil ayat dalam 1 Timotius 3:2, sebagai standar untuk setiap pemimpin. Karena pemimpin adalah tokoh yang menjadi figur dan memiliki panggilan untuk menjadi contoh, seperti yang dikatakan dalam 1 Petrus 5:3, serta dalam 1 Timotius 3:7 dikatakan bahwa ia adalah contoh untuk dunia.

Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang,
1 Timotius 3:2
Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.
1 Petrus 5:3
Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis.
1 Timotius 3 :7

 

Piper menekankan “rendah hati yang salah tempat.” Maksudnya adalah banyak pendeta yang mencoba memberikan kesan “rendah hati” dengan menunjukkan bahwa mereka adalah “salah satu dari mereka”, namun itu merupakan sebuah kesalahan. Bagaimanapun, mereka bukanlah “salah satu dari mereka.”

“Mereka adalah gembala dari para pria yang juga menjadi penangkap serigala dan yang melawan serigala;Mereka adalah contoh untuk pria. Mereka adalah pelindung dan guru dengan otoritas atas pria.”

“Tidak dapat dibayangkan secara Alkitabiah bahwa seorang gembala dapat hidup di atas standar Musa, dan di atas standar orang-orang Kristen biasa dan di atas celaan dunia, namun hidup dalam dosa seksual,” kata Piper. “Jawabanku atas pertanyaan itu adalah itu bukanlah standar yang terlalu tinggi untuk seorang pendeta bebas dari dosa seksual dan perzinahan.”

Sebenarnya, tidak hanya untuk pemimpin gereja, namun setiap orang berhak untuk mendapat kebebasan dari ikatan dosa, termasuk di dalamnya dosa pornografi. Ikatan akan menghalangi kita untuk lebih dekat kepada Tuhan.

Jika kamu memiliki ikatan akan dosa, termasuk di dalamnya dosa pornografi, dan ingin lepas dari ikatan tersebut, kami membuka layanan konseling.

Sumber : christianpost.com | percayasaja.com