Home Articles Perkara Mengajak ke Gereja Jadi Sorotan, Bagaimana Seharusnya Mempraktekkan Amanat Agung yang...

Perkara Mengajak ke Gereja Jadi Sorotan, Bagaimana Seharusnya Mempraktekkan Amanat Agung yang Benar?

0
140

Saat ini dunia maya tengah heboh setelah seorang konten kreator mengunggah video keluhannya kepada oknum gereja yang mengajak dan memaksa orang-orang beragama lain untuk ikut ke gereja oknum tersebut. Konten tersebut banyak menuai perdebatan di dunia maya karena banyak yang pro dan kontra.

Banyak yang kontra dengan konten kreator tersebut karena dianggap menjelekkan agama sendiri dan tidak mempermasalahkan untuk mengajak orang-orang ke gereja karena sesuai dengan Amanat Agung Kristus. Namun tidak sedikit juga yang pro dengan sang konten kreator karena turut mengeluhkan hal yang sama dan dianggap tidak sepantasnya mengajak orang yang beragama lain untuk ikut ke gereja karena bisa dianggap sebagai kristenisasi.

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Matius 28:18-20

Memang benar bahwa Amanat Agung memerintahkan kita untuk menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus, lalu bagaimana seharusnya? Jangan sampai kita melakukan segala cara dengan dalih memperkenalkan Kristus kepada orang-orang, karena kebenaran yang setengah-setengah bukanlah kebenaran, standar kita adalah Firman Tuhan, bukan kata pendeta atau pemimpin.

Mengajak bukan memaksa, apalagi menghakimi

Setiap kita memiliki kewajiban untuk memperkenalkan pribadi Yesus kepada orang-orang. Namun, kita juga harus menghargai dan menghormati mereka jika mereka menolak. Seperti kita yang memiliki kehendak bebas, mereka juga memiliki kehendak bebas untuk menolak. Jangan sampai ajakan kita mengganggu mereka, karena tidak ada orang yang nyaman dengan paksaan. Apalagi jika kita sampai menghakimi apa yang mereka percayai, karena Alkitab juga berkata bahwa kita jangan menghakimi.

Karena itu, hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.
(Roma 12:1)

Hargai apa yang mereka percayai, hargai jawaban mereka, hargai penolakan mereka. Daripada kita menghakimi, lebih baik jika kita mendoakan mereka dalam doa pribadi kita untuk melembutkan hati mereka dan waktu Tuhan untuk menjamah mereka. Karena dengan menghakimi mereka, justru membuat mereka tidak nyaman dengan kita. Injili mereka dengan kasih dan kasih tidak menghakimi, tetapi menghargai. Bukan hak kita untuk menghakimi orang lain.

Ajak mereka yang belum tertanam di gereja lokal

Jika kita memiliki teman yang belum tertanam di gereja lokal, ada baiknya kita mengajak mereka untuk bertumbuh di gereja lokal. Misalnya mereka hanya datang ke gereja saat ibadah Minggu, tidak melayani di gereja, atau bahkan hanya datang saat ibadah natal dan paskah, kita wajib untuk mengajak mereka ke gereja karena mereka belum bergereja lokal. Ciri-ciri tertanam di gereja lokal:

  1. Mengetahui dan mendukung visi dan kegerakkan gereja lokal
  2. Mempraktekkan nilai-nilai gereja lokal
  3. Berkomitmen dalam ibadah-ibadah gereja lokal
  4. Tunduk dan taat pada pemimpin gereja lokal
  5. Melayani sesuai dengan panggilan di gereja lokal
  6. Mendukung keuangan gereja lokal

Jika keenam hal ini sudah dilakukan oleh teman atau saudara kita, maka tidak perlu kita menarik mereka ke gereja kita. Ingat bahwa Tuhan bisa memakai semua gereja untuk kemuliaanNya, bukan hanya gereja kita saja. Amanat Agung berkata “jadikan semua bangsa muridKu” bukan “menjadikan semua bangsa gerejamu.” Bahkan dari jemaat mula-mula ada jemaat dari rasul Petrus dan jemaat dari rasul Paulus, tetapi mereka satu kesatuan karena menyembah Yesus Kristus sebagai Tuhan dan mengikut teladanNya.

Kenalkan pada Kristus, bukan pada figur manusia

“Ayo ikut ke gerejaku, pendeta di gerejaku ganteng dan cantik lho.”

“Ayo ikut ke gerejaku, ceweknya cantik-cantik dan cowoknya ganteng-ganteng lho.”

“Ayo ikut ke gerejaku, jemaatnya kaya-kaya lho.”

Pernahkah kita mengajak seseorang ke gereja dengan cara-cara seperti di atas? Jangan sampai kita menjadikan manusia untuk menarik orang-orang ke gereja, bukan Kristus Yesus. Apalagi sampai mengagung-agungkan manusia melebihi Kristus itu sendiri, sebab dalam Amanat Agung dikatakan “jadikan semua bangsa muridKu” yang artinya adalah murid Kristus, bukan murid figur hamba Tuhan. Karena itu, yang kita kenalkan haruslah Yesus Kristus, bukan figur-figur pelayan Tuhan di gereja kita.

Jika sudah bergereja lokal, tetapi ingin mengikut ke gereja kita, apakah tidak boleh pindah gereja?

Ada etika untuk berpindah gereja, apalagi jika sudah tertanam di gereja lama. Jika memang memiliki kerinduan dan panggilan untuk berpindah gereja, pastikan bahwa hal tersebut benar-benar dari Tuhan karena memiliki panggilan untuk mendukung visi gereja tersebut. Jangan sampai berpindah gereja karena bertengkar dengan orang-orang di dalam gereja, karena itu bukan hal yang benar. Bicarakan baik-baik dengan pemimpin gereja mengenai kerinduan untuk berpindah gereja dan tetap bangun hubungan baik dengan pemimpin gereja karena sudah merawat dan mendewasakan.

Sebagai murid Kristus yang mengajarkan tentang kasih, maka dalam penginjilan kita juga senantiasa menjadikan kasih sebagai yang terutama. Jangan sampai semangat kita menginjili mengalahkan kasih itu sendiri, karena tanpa kasih, semua itu sia-sia.

Sumber : percayasaja.com | Ren

WhatsApp Support
Shalom kak, Kami menyediakan layanan Konseling dan Doa.