Beberapa bulan lagi, tahun akan berganti. Waktu selalu berjalan dan berlalu begitu cepat. Namun ada orang-orang yang tidak mengikuti musim dan tahun, karena mereka memutuskan untuk berhenti hidup di masa lalu dengan berbagai alasan. Ada yang ditinggalkan orang yang disayangi, ada yang bisnisnya bangkrut, dan lain sebagainya. Usia terus bertambah, tetapi waktu seolah-olah beku.

Dalam hidup ini selalu ada banyak hal yang bisa terjadi di luar kendali kita. Kita berjuang dan berusaha mengendalikan semuanya, entah keuangan, pekerjaan, hubungan, pertemanan, bahkan masalah. Tetapi terkadang mempertahankan akan membuat kita lebih terluka.

Kita tidak bisa mengubah masa lalu. Kata-kata “Seandainya…” adalah borgol yang mengikat kita dengan masa lalu. Kita mungkin menunggu dibebaskan, tetapi sebenarnya kitalah yang memegang kuncinya. Kita bisa memutuskan bahwa masa lalu tidak akan menguasai masa depan kita. Masih ada orang-orang yang menyenangkan yang belum kita temui, masih banyak pengalaman baru yang menunggu, masih ada berkat Tuhan yang menanti. Semua itu baru bisa kita rasakan ketika kita memutuskan untuk “move on.

Stop memutar ulang memori

Tidak perlu mengulang cerita lama, baik pada orang lain atau dalam pikiran kita sendiri. Setiap kali cerita diulang, perasaan yang sama dirasakan lagi dan kita akan semakin sulit untuk move on. Ketika kita tergoda, fokuslah pada saat ini, fokus pada kebaikan yang kita terima dan rencana-rencana kita yang baru.

Ambil tanggung jawab

Keputusan sudah diambil, jalankan dengan konsisten. Tidak perlu mengenang masa lalu, mantan pacar, karir yang kita sayangi dan lain sebagainya, tetapi cintai dan bangun apa yang ada pada saat ini. Maksud dari tanggung jawab adalah sadar bahwa kita adalah sumber sekaligus solusi akan hal itu.

Redefine Yourself

Ada waktunya mungkin kita perlu mengubah definisi diri kita. Misalnya, saya bukan lagi seorang istri pengusaha, bukan lagi istri CEO perusahaan dan lain sebagainya. Bila perlu, ganti teman dan lingkungan jika itu memang bisa membantu kita untuk move on atau belajar dari seseorang yang pernah melalui jalan seperti yang kita lalui. Terima kenyataan saat ini dan sesuaikan ekspektasi kita. Melepaskan memang menyakitkan, tetapi jauh lebih menyakitkan untuk terus mempertahankannya.

Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
Filipi 3:8

Tanpa melepaskan, kita tidak akan bisa mendapat berkat dari Tuhan yang jauh lebih besar daripada apa yang kita genggam saat ini. Onesimus adalah budak Filemon yang melarikan diri karena ia berbuat kesalahan besar. Melalui pelayanan Paulus, Onesimus bertobat dan meminta Filemon untuk menerima Onesimus kembali. Filemon belajar melepas kekecewaannya dan mengampuni kesalahan Onesimus. Akhirnya, Onesimus menjadi pribadi yang baru yang dikasihi Paulus dan sangat berguna bagi pelayanan.

Mari lepaskan apa yang kita genggam saat ini. Belajar berserah penuh pada Bapa. Kita akan mendapat jika kita melepas apa yang harus kita lepas.

Sumber : Esther Idayanti | Evie Mehita | percayasaja.com