Post truth adalah sebuah kesalahan yang dianggap benar. Orang-orang yang telah mengerti kebenarannya, biasanya menganggap ini sebagai sebuah mitos. Misalnya :

Jangan makan makanan berlemak kalau ingin kurus

Padahal faktanya penyebab berat badan naik bukanlah makanan berlemak, melainkan kelebihan gula, termasuk karbohidrat, karena karbohidrat dipercah menjadi gula.

Karena semalam naik motor, kamu jadi masuk angin” kemudian kamu melakukan kerokan agar pori-pori tubuh membesar sehingga angin dalam tubuh dapat keluar.

Padahal faktanya, kerokan berbahaya bagi tubuh. Karena pori-pori pembuluh darah melebar yang membuat warna kemerahan pada punggung dan virus atau bakteri dapat masuk. Selain itu, faktanya, tidak ada istilah masuk angin dalam dunia kedokteran.

Masuk angin terjadi karena gas dalam tubuh tidak dapat keluar karena suhu di dalam tubuh lebih dingin daripada suhu di luar. Gas itu sendiri berasal dari asam lambung, bukan dari luar tubuh, yang akan dikeluarkan melalui saluran pencernaan, baik itu dari mulut atau dari dubur, bukan dari pori-pori tubuh.

Kita yang membaca ini mungkin sulit untuk mempercayainya karena “kebenaran” ini telah kita dengar secara turun temurun dari orang-orang sekitar, ataupun dari keluarga kita sendiri.

Asal muasal istilah post truth

Post truth atau pasca kebenaran, disebut pertama kali oleh Stephen Colbert dan terpilih sebagai “Word of the Year” pada tahun 2005 oleh American Dialect Society (ADS). Sejak tahun 2016, kata post truth marak digunakan pada era Brexit dan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat.

Post truth memiliki alasan logis yang wajar bagi pendengarnya, meskipun alasan tersebut belum atau tidak pernah dibuktikan kebenarannya. Akhirnya, pernyataan tersebut diterima dan kemudian disebarluaskan melalui mulut ke mulut dan akhirnya menjadi sebuah kebenaran dalam masyarakat setempat. Apalagi di jaman serba teknologi seperti sekarang, post truth tersebut mudah disebarkan ke masyarakat dan menjadi sebuah hoax.

Mengapa post truth berbahaya?

Karena post truth adalah sesuatu yang tidak benar dan bahkan memberikan dampak negatif, tetapi malah mendapatkan dukungan yang besar, sedangkan apa yang menjadi kebenaran justru tidak dipercayai sebagai sebuah kebenaran.

Post truth juga dapat mengorbankan seseorang sebagai kambing hitam. Misalnya, dalam sebuah video, ucapan seseorang dipotong dan diedit sedemikian rupa sehingga tampak provokatif dan salah di mata publik, padahal sebenarnya tidak demikian.

Bagaimana terhindar dari post truth?

Agar terhindar dari post truth, kita harus selalu memperluas wawasan kita dan membiasakan diri untuk melihat dari berbagai sudut pandang. Ketika kita mendengar sebuah cerita dari seseorang, tentu cerita tersebut akan berpihak kepadanya. Karena itu, kita harus berpikir obyektif dalam menilai suatu permasalahan.

 

Sumber : berbagai sumber | percayasaja.com