Kebangunan rohani bukan dengan melihat video tentang kebangunan, kata-kata kebangunan atau acara-acara kebangunan. Kebangunan rohani juga bukan karena mendengar nubuatan-nubuatan atau cerita-cerita akan kebangunan. Kebangunan rohani bukan pula mengadakan KKR dengan jumlah massa yang banyak dan merasakan kehadiran Tuhan disana.

Kebangunan rohani sejati selalu dimulai dari kesadaran yang kuat akan dosa. Kesadaran yang kuat bahwa kekosongan hati hanya bisa diisi oleh pribadi Bapa. Kesadaran yang kuat bahwa upaya kita untuk membuat diri kita terlihat baik di mata orang adalah sebuah kepalsuan tanpa Kristus yang membuat kita lebih baik. Kebangunan yang besar dimulai dari diri sendiri yang dibangunkan oleh kesadaran yang kuat.

Terkadang kita begitu banyak mencela orang lain dari pada mendengar, lebih mudah menghakimi daripada memahami, lebih banyak membangun benteng-benteng pertahanan yang kuat sehingga kita menjadi pribadi yang tidak bisa disalahkan dari pada menjadi pribadi yang rela hati untuk memperbaiki kesalahan.

Bagaimana mungkin kebangunan terjadi jika anak-anak Tuhan tidak mulai belajar melepas ego, melepas dosa, melepas mimpi dan kemudian mulai menerima pembentukan, menerima kebenaran, menerima kerinduan Tuhan!

Jika anda tidak belajar melepas, anda tidak akan mungkin mendapat. Jika anda masih bertanya mengapa dan mengapa, maka anda tidak akan mengalami kemurahan dan kemuliaan. Tidak ada kebangunan rohani dari pemberontakan dengan jalan jalanNya. Tidak ada kebangunan rohani tanpa kerendahan hati. Tidak terasa kita sibuk mengomentari mana yang disebut kebangunan, tetapi tidak cukup punya waktu untuk Tuhan dan berkata kepadaNya “Tuhan, jadilah kehendakMu“.

Hidup kita diisi oleh pengakuan demi pengakuan dunia. Kita lupa pengakuan dari surga itu sudah lebih cukup untuk kita. Seringkali kita menciptakan diri sebagai pribadi-pribadi yang tidak bisa menerima kesalahan, pribadi-pribadi yang cepat marah tanpa mau mendengar. Jika demikian, kita seakan tidak membutuhkan Tuhan lagi sebagai pribadi yang paling kita rindukan, sebab gambaran kesempurnaan yang kita ciptakan mengenai sebuah kehidupan akan menghalangi sang penebus menghampiri kita.

Kebangunan Rohani selalu berasal dari pribadi-pribadi yang hancur, pribadi-pribadi yang mau dibentuk dan pribadi-pribadi yang haus akan kebenaran dariNya. Yang membuat Tuhan turun dari surga bukanlah kisah cinta kita dibumi seperti Romeo dan Juliet. Yang membuat Tuhan turun dari surga bukan perusahaan kita yang punya omzet meningkat, gaji yang sangat besar dan segudang prestasi kita. Yang membuat Tuhan melangkah dari singgasana dan melawat kita bukan juga dengan mengikat seluruh pasukan kegelapan menggunakan hikmat terhebat yang kita miliki. Tuhan melangkah dari surga karena tangan-tangan yang bergetar akan kerinduan kepada Tuhan. Dari air mata kerendahan hati yang berkata “bentuklah aku dan jadikanku“.

Hati Bapa akan tersentuh dengan korban, tetapi korban yang diinginkan Tuhan bukanlah harta kita atau kesempurnaan kita. Korban yang diinginkanNya adalah hati kita yang dengan rela kita persembahkan kepadaNya.

Si bimbang hati tidak akan alami kebangunan. Si pahit lidah bukan bagian dari kebangunan. Si tegar tengkuk adalah musuh dari kebangunan.