”Tetapi Daud berpikir dalam hatinya;”bagaimanapun juga pada suatu hari aku akan binasa oleh tangan Saul. Jadi tidak ada yang lebih baik bagiku selain meluputkan diri dengan segera ke negeri orang Filistin;” (1 Samuel 27:1-7)

Dikisahkan tiba-tiba Daud berpikir bahwa ia akan binasa di tangan Saul, padahal sudah 2 kali Daud memiliki kesempatan untuk membunuh Saul, sehingga ia memutuskan untuk keluar dari tanah Israel. Daud yang sebelumnya sudah mengalami pembelaan dari Tuhan sebanyak 2 kali (Daud berkesempatan untuk membunuh Saul), namun ia melakukan tindakan yang berbeda, dia justru pergi dan berpindah ke negeri orang FIlistin. Semua bermula dari pikiran. Pikiran Daud membuat dirinya melakukan sebuah tindakan yang berbeda.

Pikiran kita ini adalah MEDAN PEPERANGAN.

Iblis dapat berusaha untuk menghancurkan anak-anak Tuhan melalui pikiran. Seperti pada kisah Daud. Tindakan Daud yang berpindah dari bangsa Israel menuju ke negeri orang Filistin menyebabkan Daud kemudian akhirnya menjauh dari Tuhan, sehingga Daud harus mengalami keluarganya dirampas, dsb.

Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. (Yohanes 14:26)

Roh Kudus juga dapat berbicara kepada kita melalui pikiran kita. Roh Kudus akan mengajarkan segala sesuatu kepada kita dan mengingatkan kita akan semua yang telah Tuhan katakan kepada kita. Lewat pikiran pula, Roh Kudus dapat mengingatkan kita, misal ketika kita marah, Roh Kudus dapat mengingatkan kita akan ayat-ayat firman Tuhan tentang kesabaran.

Dan ketahuilah, aku berpikir-pikir hendak mendirikan sebuah rumah bagi nama Tuhan, Allahku, seperti yang dijanjikan Tuhan kepada Daud, ayahku, demikian: Anakmu yang hendak kududukan nanti diatas tahtamu menggantikan engkau, dialah yang akan mendirikan rumah itu bagi namaku. (1 Raja-raja 5:5)

Tuhan juga dapat ingatkan kita melalui pikiran kita. Dalam kisah Salomo, dia memang telah diberitahu untuk membangun rumah Tuhan pada saat kecil oleh Daud, tetapi Salomo baru membangun bait Allah setelah 4 tahun ia menjadi raja. Mengapa demikian? Melalui pikirannya, Tuhan mengingatkan Salomo untuk membangun bait Allah.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, coba kita renungkan bersama, berapa banyak Tuhan berbicara dengan kita lewat pikiran kita dan kita mengacuhkannya? Jangan pernah menjadi anak yang egois sebagai anak Tuhan. Salomo dapat menjadi sedemikian besar, karena dia bukanlah orang yang egois. Namun ketika Tuhan bertanya kepada Salomo apa yang dia inginkan, Salomo tidak meminta untuk kepentingannya sendiri, tetapi ia meminta hikmat, hati yang paham menimbang perkara untuk memimpin rakyat Israel. Supaya kita bisa tahu bahwa pikiran itu memang benar, kita harus punya kedekatan dengan Tuhan.

BENIH-BENIH DALAM HATI KITA (Yakobus 1:14-15)

Kita harus tahu benih-benih apa saja yang ditanam oleh iblis dalam hati kita. Jika kita tidak tahu benih apa yang ditanam, ketika iblis memunculkan sesuatu, maka dengan cepat benih itu dapat tumbuh. Misal: si A sudah punya benih kepahitan kepada si B, kemudian si B dengan tidak sengaja melakukan sesuatu yang menurut si A tidak baik, maka dengan cepat benih itu akan tumbuh.

Benih ini ibarat bensin yang disiram api. Yang perlu diperhatikan lagi adalah apa yang meluap dari hati itu keluar dari mulut.

PENGAMPUNAN (Kolose 3:12-13; Matius 5:23-24)

Dalam kehidupan kita sehari-hari, tidak dipungkiri bahwa kita akan dihadapkan pada situasi dimana kita harus mengampuni atau meminta maaf kepada saudara seiman kita. Jelas dikatakan pada ayat firman Tuhan, apabila ada saudaramu menyesal dan meminta maaf kepadamu, apapun kesalahannya kita harus belajar untuk mengampuni. Dan apabila kita tahu kita diingatkan akan pertentangan dengan saudara kita maka kita harus berdamai dengan saudara kita.

Pikiran kita adalah medan peperangan yang sesungguhnya. Seperti Amsal 4:23 mengatakan, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”, demikianlah kita perlu berjaga dengan pikiran hati dan pikiran kita. Selalu waspada dan selidiki setiap pemikiran kita: jangan biarkan Iblis menanamkan pikiran yang salah, sehingga kita tetap berjalan dalam kehendak dan perkenanan Tuhan. Jadilah pemenang dalam setiap peperanganmu!

Sumber : grahacmc.org | percayasaja.com