Minggu, 28 Maret 2021, sebuah bom bunuh diri meledak di di pintu gerbang Gereja Katedral Makassar di Jalan Kajaolalido, Makassar pada pukul 10.28 WITA. Akibat ledakan tersebut, rangkaian ibadah sepanjang hari tersebut kemudian dibatalkan.

Diduga karena melihat keramaian di gereja, maka pelaku pengeboman menjalankan aksinya. Bom meledak saat pergantian misa ibadah, sehingga halaman gereja ramai dengan orang yang akan pulang seusai mengikuti misa, dengan orang-orang yang baru datang untuk mengikuti misa di jadwal selanjutnya.

Kapolda Sulawesi Selatan Kapolda Irjen Merdisyam menyebutkan, ledakan tersebut memiliki daya ledak tinggi atau high explosive. Ledakan tersebut merusak pintu gerbang gereja dan kendaraan-kendaraan di sekitarnya. Bahkan kaca hotel di sekitar gereja ikut pecah. Jenis bom yang digunakan adalah jenis bom panci.

Melalui video yang direkam CCTV di sekitar lokasi kejadian, pelaku berjumlah dua orang dan mengendarai motor matic untuk memasukki gereja. Pihak keamanan gereja telah melihat gerak-gerik yang mencurigakan sehingga mereka berhasil dicegah untuk masuk. Saat itulah terjadi ledakan dan langsung menewaskan pelaku, serta melukai kurang lebih dua puluh orang yang berada di sekitar lokasi. Mereka segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan

Pelaku pengeboman terdiri dari dua orang yang merupakan pasangan suami istri yang baru saja melangsungkan pernikahan selama tujuh bulan. Sang suami yang berinisial “L” meninggalkan surat wasiat kepada orang tuanya.

“Saudara L meninggalkan surat wasiat kepada orang tuanya yang isinya mengatakan bahwa yang bersangkutan berpamitan dan siap untuk mati syahid,” kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam jumpa pers, Senin (29/3).

Listyo menerangkan bahwa L merupakan teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

L juga diketahui memiliki keterkaitan dengan peristiwa bom di Gereja Katedral Jolo, Filipina pada 2018 silam. Ia juga mengatakan bahwa pihaknya juga telah mengamankan kurang lebih empat orang di wilayah Bima, Nusa Tenggara Barat, yang diduga terkait dengan kegiatan kelompok teroris.

Pada hari Senin, 29 Maret 2021, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkap bahwa Polri menangkap sejumlah tersangka baru terkait bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. Sejumlah tersangka tersebut diduga memberi dukungan kepada suami-istri pelaku bom bunuh diri tersebut.

Ledakan bom tersebut bukanlah yang pertama kalinya terjadi di Gereja Katedral tersebut. Gereja yang juga dikenal dengan nama Gereja Katedral Ujung Pandang ini sebelumnya juga pernah dibom pada 9 Oktober 1943, yakni saat masa perang dengan tentara sekutu. Bom mendarat sepuluh meter dari gedung gereja dan mengakibatkan kerusakan besar di bagian altar.

Gereja Katedral Makassar didirikan pada tahun 1898 dan menjadikannya gereja tertua di Sulawesi Selatan. Kehadiran gereja ini bisa dibilang menjadi tonggak awal pertumbuhan agama Katolik di Makassar.

 

Sumber : berbagai sumber | percayasaja.com