Orang mencari kedamaian di tengah dunia yang penuh konflik. Pandemi belum berakhir dan perang mulai terjadi di mana-mana, bangsa melawan bangsa, bahkan perang saudara seperti yang terjadi di Myanmar. Mungkinkah kita bisa mendapatkan kedamaian?

Berdamai dengan diri

Dimulai dengan memiliki kedamaian di dalam diri, maka seluruh keadaan di luar, entah lingkungan, keluarga, pekerjaan dan sebagainya, juga akan penuh dengan kekacauan dan kekerasan tidak akan mempengaruhi kita. Kata-kata tajam, bullying, kekerasan, ataupun teror, diawali dengan kedamaian dalam hati. Ketika kita merasa dicintai dan dipedulikan, maka hal yang sama akan kita pancarkan ke luar. Ketika kita diterima dan ditoleransi, maka kita akan menerima dan menoleransi orang lain.

Berdamai dengan Tuhan

Kathryn A. Johnson, seorang psikolog, menemukan bahwa orang yang memandang Tuhan sebagai pribadi yang otoriter dan menghukum, cenderung memiliki perilaku agresif, sulit untuk memaafkan, dan jarang terlibat pada kegiatan kemanusiaan. Namun sebaliknya, ketika kita memahami bahwa Tuhan begitu baik dan sabar terhadap kita, mengejar setiap kita untuk menemukan hatiNya, maka kita juga cenderung sabar terhadap orang lain.

Berdamai dengan kehidupan

Damai bersama Tuhan berarti menerima kehidupan dengan rela, termasuk kebaikan dan keburukannya. Manusia selalu mencari kambing hitam untuk setiap hal buruk yang terjadi, mencari sosok untuk disalahkan dan melampiaskan kemarahannya. Misalnya ketika terjadi kecelakaan, manusia menyalahkan penyertaan Tuhan, padahal itu karena kita ngebut. Ketika pandemi melanda, orang menuduh Tuhan, padahal kecerobohan manusia sendiri yang menyebabkannya. Dunia ini telah rusak karena telah dinodai oleh dosa, tetapi mempersalahkan Tuhan untuk berbagai kejadian alam dan krisis-krisis yang justru menjauhkan kita dari Tuhan yang dapat memberi kedamaian dan pertolongan.

Dalam sebuah perlombaan melukis, diberikan satu tema yaitu kedamaian. Banyak peserta melukis pemandangan alam yang menenangkan, rumput-rumput kehijauan. Tetapi pemenang perlombaan melukis seekor burung yang tidur tenang di dalam sangkarnya sementara di luar terjadi badai dahsyat.

Damai yang sebenarnya bukan kondisi tanpa masalah, atau keadaan tenang setelah badai.

namun keadaan di mana kita bisa tetap tenang dan teguh di tengah badai. Kedamaian bukan berarti hilangnya semua masalah kita, melainkan adanya hadirat Tuhan yang mendampingi kita di tengah masalah-masalah ayng ada. Karena itu, damai di luar hanya bisa didapatkan bila seseorang memilikinya di dalam, yaitu kita mengenal Tuhan yang penuh kasih.

Sumber : Esther Idayanti