Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.” (Amsal 17:22)

Kita tentu sering mendengar kalimat “hati yang gembira adalah obat.” Selain memang ada di Alkitab, orang-orang di sekitar kita juga mungkin sering mengatakan kalimat tersebut ketika ada yang sedang sakit. Tapi tahukah kamu, ilmu pengetahuan ternyata juga telah membuktikan pentingnya hati yang bahagia dalam kesehatan.

Sebuah riset pada tahun 2006 yang dilakukan oleh National Library of Medicine membuktikan bahwa orang dewasa dengan tingkat stres yang tinggi, memiliki respon imun yang lemah. Selain itu, pada tahun 2003, Carnegie Mellon University di Pittsburgh juga melakukan penelitian yang membuktikan orang-orang yang tidak bahagia berpeluang terserang flu tiga kali lebih besar dibandingkan orang-orang yang bahagia.

Secara fisiologis, dalam keadaan bahagia, tubuh akan lebih mudah menyerap vitamin dan mineral dari makanan secara optimal. Selain itu, rasa bahagia juga memberi energi positif untuk berpikir optimis sehingga memperlancar peredaran darah. Secara garis besar, rasa bahagia mampu meningkatkan fungsi tubuh.

Rasa bahagia dapat meningkatkan produksi sitokin dalam tubuh. Sitokin merupakan protein khusus yang membawa pesan antar sel pada sistem kekebalan tubuh. Seseorang dengan tingkat kebahagiaan yang baik dan minim stres cenderung memiliki respon sitokin yang baik. Karena itulah hati yang gembira, dapat meningkatkan sistem imun dan daya tahan tubuh.

Sebagai seorang yang sibuk, penting untuk mengelola waktu-waktu kita agar stres tidak menumpuk. Luangkan waktu untuk melakukan me time, yaitu melakukan kegiatan-kegiatan di luar pekerjaan, misalnya olahraga, menonton film, membaca buku dan lain sebagainya. Mengatur waktu untuk pekerjaan dan me time ternyata juga dapat meningkatkan produktivitas.

Selain itu, memiliki hubungan sosial yang baik juga dapat meningkatkan rasa bahagia. Belajar untuk mengelola emosi, agar tidak mudah marah untuk hal-hal kecil dan selalu berpikir positif. Melepaskan pengampunan dan tidak mempermasalahkan hal-hal kecil juga merupakan kunci untuk hidup bahagia. Selalu ingat bahwa kita tidak bisa mengatur sikap orang lain kepada kita, tetapi kita bisa mengatur emosi kita untuk menghadapi mereka.

Sumber : berbagai sumber | Ren