Pengadilan Inggris telah memutuskan bahwa menyebut seorang pria “botak” tergolong sebagai bentuk pelecehan seksual.

Putusan ini bermula dari kasus penghinaan yang dialami seorang ahli listrik bernama Tony Finn di tempat ia bekerja. Finn bekerja di perusahaan manufaktur British Bung selama hampir 24 tahun sebelum akhirnya dipecat pada bulan Mei tahun 2021.

Finn berselisih dengan supervisor pabrik bernama Jamie King. Ia mengatakan bahwa ia dipanggil “botak” dan mendapatkan ancaman oleh supervisor pabrik bernama Jamie King. Perselisihan itu terjadi pada bulan Juli 2019. Kemudian pengadilan mempertimbangkan apakah komentar mengenai kebotakan yang dialami Finn termasuk penghinaan atau pelencehan.

“Dari pengakuannya sendiri, king berniat untuk mengancam Finn dan menghinanya. Dalam penilaian kami, ada hubungan antara kata ‘botak’ di satu sisi dan karakteristik seks yang dilindungi di sisi lain,” ungkap putusan tersebut seperti yang dikutip oleh The Guardian.

Sebagai bagian dari putusannya, kasus pengadilan yang sebelumnya juga diangkat kembali, tepatnya pada tahun 1995 di mana seorang pria ditemukan melakukan diskriminasi seksual terhadap seorang perempuan dengan berkomentar tentang ukuran payudaranya.

“Jauh lebih mungkin bahwa seseorang yang menerima komentar seperti yang dibuat dalam kasus [itu] adalah perempuan,” kata pengadilan. “Begitu juga, kemungkinan besar seseorang yang menerima ucapan ‘botak’ seperti yang dibuat oleh King adalah pria. King membuat pernyataan dengan maksud untuk menyakiti penggugat dengan mengomentari penampilannya yang sering ditemukan di antara pria.”

Memang kerontokan rambut yang menyebabkan kebotakan jauh lebih umum terjadi di kalangan pria dibandingkan perempuan. Pengadilan menilai menggunakan kata ‘botak’ untuk menggambarkan seseorang menjadi bentuk pelecehan seksual.

“Oleh karena itu, pengadilan memutuskan bahwa dengan menyebut penggugat sebagai ‘botak’ … perilaku King tidak diinginkan, itu adalah pelanggaran terhadap martabat Finn, itu menciptakan lingkungan yang mengintimidasi baginya.”

Pengadilan juga memutuskan bahwa Finn akan menerima kompensasi atas keputusan pengadilan, namun besaran jumlah belum ditentukan.

Selalu berhati-hati dengan ucapan kita ya! Meskipun sedang marah, jangan sampai ucapan dan kata-kata kita menyakiti hati orang lain.

Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah.
Yakobus 1:19

Sumber : cnn.com