Essena O’Neill adalah seorang selebgram dengan jumlah pengikut lebih dari setengah juta orang sebelum ia memutuskan berhenti dari Instagram. Saat itu, ia berada di puncak ketenarannya, dengan 200.000 subscriber di Youtube dan 60.000 di Snapchat. Ia merintis karir menjadi model di media sosial sejak berusia 16 tahun. Beratus-ratus ribu dollar ia peroleh dengan endorsement.

“Saya memiliki kehidupan yang diimpikan banyak orang. Saya dikelilingi kekayaan, ketenaran dan kekuasaan,” begitu yang ia sampaikan saat pamit dari instagram. Ia merasa hidupnya sangat menyedihkan karena dipaksa menjadi seorang yang “sempurna” di dunia maya. “Semua yang saya lakukan setiap hari hanyalah untuk menjadi seseorang yang ‘sempurna’ online. Apakah itu kehidupan?”

Sulit untuk menjadi diri sendiri ketika seluruh dunia ingin kita bertindak, berpakaian atau hidup dengan cara tertentu agar diterima atau untuk menyenangkan orang lain. Tidak hanya di media sosial, tetapi dalam pergaulan sehari-hari ada orang yang “menjadi orang lain” agar diterima di sebuah lingkungan.

Tidak masalah tidak sempurna

Kita perlu keberanian untuk mengakui dan menerima kenyataan bahwa manusia memang tidak sempurna dan kita akan tetap dicintai dan diterima sebagai mana adanya kita. Sayang sekali, ada orang-orang tertentu yang dalam pertumbuhan, mereka terlalu banyak dikritik atau diberi cinta bersyarat sehingga mereka terpaksa berpura-pura untuk mendapat cinta. Tetapi, mengejar kesempurnaan adalah hal yang mustahil.

Jadi lebih baik terima diri apa adanya dan ingatlah bahwa Tuhan mencintai kita apa adanya.

Tuhan mencintai kita apa adanya, tetapi tidak membiarkan kita apa adanya

Tidak masalah tidak menjadi seorang yang sempurna, Tuhan akan tetap mencintai kita. Tetapi dalam kehidupan kita mengenal Tuhan, ada perubahan dalam hidup kita, berubah sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Mengikut Tuhan tanpa perubahan adalah hal yang tidak mungkin, karena ketika kita mengikut Tuhan, kehidupan kita yang sesuai dengan standar dunia itu diubahkan.

Jangan kompromi dengan dosa hanya karena kita ingin diterima oleh lingkungan. Dunia akan selalu menolak kita seberapa baiknya kita, karena dunia menuntut kesempurnaan sesuai dengan standar dunia. Tetapi standar kita adalah Firman Tuhan, jadilah sempurna menurut Firman Tuhan, yaitu dengan melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan dan hidup dekat dengan Tuhan.

 

Sumber : Esther Idayanti | percayasaja.com | Ren