Apa yang terlintas dalam pikiran kita ketika menyebut kata berkat? Sesuatu yang nikmat dan enak? Ataukah sesuatu yang bagus? Sesuatu yang mahal? Sudahkah kita memahami arti berkat yang sesungguhnya? Apa kata Firman Tuhan tentang berkat?

Berkat adalah suatu kuk yang Tuhan berikan untuk mengendalikan kita agar tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri sampai kita menyelesaikan dan menggenapi apa yang menjadi kehendak Tuhan. Berkat merupakan hadiah dari Tuhan yang diberikan kepada umatNya. Berkat Tuhan masing-masing berbeda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan ukuran dan kacamata Tuhan.

Setiap tahun, anak-anak Tuhan pasti mendapatkan ayat, entah itu ayat tahunan, ayat yang diberikan saat KKR atau ayat-ayat lainnya. Seringkali anak-anak Tuhan mengartikan ayat-ayat Alkitab sesuai dengan pemikirannya sendiri, sehingga tanpa sadar mereka menyembah Yesus yang palsu, bukan Yesus yang sebenarnya, yakni Yesus versi pikiran mereka sendiri. Saat membaca Firman yang menuliskan kata berkat dan janji-janji, yang terlintas dalam pikiran adalah sesuatu yang indah, yang enak dan menyenangkan dan sesuai keinginan kita. Kita perlu kerelaan dan kemurnian hati untuk tidak dengan asal-asalan mengartikan setiap ayat Firman yang kita dapat dengan pikiran kita sendiri, tetapi ijinkan Tuhan untuk menyatakan kehendakNya. Pikiran-pikiran berkubu dan terlalu sempit, membaca Firman yang diambil dengan asal atau hanya membaca ayat-ayat yang berisi janji-janji tanpa memperhatikan teguran dan peringatan-peringatan Tuhan akan melahirkan Yesus palsu dalam pikiran kita dan berkat yang Tuhan mau berikan kepada kita disalahartikan.

 “Itulah semuanya suku Israel, dua belas jumlahnya; dan itulah yang dikatakan ayahnya kepada mereka, ketika ia memberkati mereka; tiap-tiap orang diberkatinya dengan berkat yang diuntukkan kepada mereka masing-masing…..”
Kejadian 49:28

Ruben: “…Engkau yang membual sebagai air, tidak lagi engkau yang terutama, sebab engkau telah menaiki tempat tidur ayahmu; waktu itu engkau telah melanggar kesuciannya. Dia telah menaiki petiduranku!…”

Simeon dan Lewi: “…Terkutuklah kemarahan mereka, sebab amarahnya keras, terkutuklah keberangan mereka, sebab berangnya bengis. Aku akan membagi-bagikan mereka di antara anak-anak Yakub dan menyerakkan mereka di antara anak-anak Israel…”

Yehuda: “….seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya?….”

Zebulon: “….akan diam di tepi pantai laut, ia akan menjadi pangkalan kapal, dan batasnya akan bersisi dengan Sidon…”

Isakhar : “….seperti keledai yang kuat tulangnya, yang meniarap diapit bebannya…”

Dan: “….seperti ular di jalan, seperti ular beludak di denai yang memagut tumit kuda, sehingga penunggangnya jatuh ke belakang….”

Gad: “…ia akan diserang oleh gerombolan, tetapi ia akan menyerang tumit mereka…”

Asyer: “…makanannya akan limpah mewah dan ia akan memberikan santapan raja-raja…”

Naftali: “…seperti rusa betina yang terlepas; ia akan melahirkan anak-anak indah….”

Yusuf: “…pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan yang muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok…”

Benyamin:”….seperti serigala yang menerkam; pada waktu pagi ia memakan mangsanya dan pada waktu petang ia membagi-bagi rampasannya….”

Nama-nama di atas adalah kedua belas anak Yakub yang selanjutnya menjadi kedua belas suku Israel. Kalau kita baca satu demi satu, berkat yang diberikan kepada mereka masing-masing berbeda dan bahkan tidak terdengar baik, menurut cara pandang kita. Jika kita teliti satu demi satu perkataan berkat Yakub, kita akan memiliki paradigma baru tentang berkat, yaitu semua yang diberikan oleh Tuhan agar anak-anakNya tetap berada dalam rencana dan kehendakNya. Berkat berbicara mengenai kemampuan yang diberikan agar anak-anakNya dapat menyelesaikan panggilanNya hingga akhir.

Jika Tuhan memberikan kita berkat berupa proses, penguasaan diri, orang-orang di sekitar yang memproses, pembimbing rohani atau pemimpin, bersyukurlah karena itu juga adalah berkat. Jika kita diberikan kekuatan secara fisik, itu adalah berkat. Kuk yang diberikan kepada seekor kuda menjaga agar kuda tersebut tidak menjadi liar dan dapat dikendalikan. Sama seperti kita, anak-anak Tuhan. Kita perlu mengakui bahwa dalam beberapa hal, kita masih menjadi anak yang liar. Pikiran dan tindakan kita terkadang perlu diberikan kekang oleh Tuhan agar kita tetap berjalan dalam rencana dan kehendak Tuhan dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.