Saat kita menghadapi masalah, ada kalanya kita ingin curhat kepada orang lain. Tidak jarang, dengan segala emosi kita yang meluap-luap kita menyampaikan masalah kita, kegelisahan kita, kemarahan kita dan lain sebagainya ke teman kita. Tapi, sebelum kita curhat ke orang lain, kita perlu ingat 3 hal ini dulu :

Sudahkah kamu berdoa?

Sebelum kita bercerita kepada orang lain, teman atau keluarga, sudahkah kita menceritakannya terlebih dahulu kepada Tuhan? Terkadang masalah yang kita alami sebenarnya simple. Hanya saja, ketika kita menghadapi masalah, kita akan terlalu fokus dengan masalah-masalah yang ada sehingga sulit untuk melihat jalan keluar tersebut. Bahkan, dalam kondisi terlalu fokus dengan masalah, kita juga tidak dapat membedakan saran yang benar dan tidak benar.

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikuklah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Matius 11:28-29

Apakah dia sudah dewasa secara rohani?

Tidak bisa dipungkiri bahwa kita lebih senang ketika orang berpihak kepada kita daripada menyalahkan kita, tetapi kita sendiri tidak selalu benar. Kita hanya merasa diri kita benar. Terkadang, kita memerlukan orang lain untuk menyadarkan kesalahan kita. Jangan sampai, temanmu hanya berpihak padamu, tetapi tidak menunjukkan apa yang benar padamu. Apalagi jika temanmu juga membenci orang yang tidak kamu sukai, yang menjadi inti permasalahanmu. Bisa jadi kalian hanya akan saling memercikkan api dalam hati dan tidak menyelesaikan masalah.

Kita perlu memeriksa kedewasaan rohaninya. Apakah ia benar-benar memiliki iman yang dewasa atau sebaliknya? Teman yang tidak memiliki kedewasaan rohani dapat memberikan saran yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.

Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi. Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.
Amsal 27:5-6

Apakah saran yang diberikan selaras dengan Firman Tuhan?

Setelah kita bercerita, kita harus cek saran atau nasihat yang dia berikan. Apakah saran itu benar, sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan? Karena semua yang baik belum tentu benar. Apakah tolak ukur saran itu benar? Jawabannya adalah Firman Tuhan. Jadi, ketika mendengarkan nasihat, kita perlu memeriksanya kembali dengan Firman Tuhan sebagai tolak ukur.

Jangan sampai saran yang kita dengarkan mengenakkan daging kita saja, tapi membuat roh Kudus dalam hati kita menangis!

Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Mazmur 199:105

Manusia adalah makhluk sosial. Terkadang kita perlu bercerita kepada orang lain untuk masalah-masalah kita. Tetapi, hanya hikmat dari Tuhan yang bisa membantu kita melewati masalah-masalah kita. Ingatlah, bahwa mujizat Tuhan masih ada. Dan mujizat terjadi ketika ada masalah.

 

Sumber : percayasaja.com | Ren