Dalam akhir kisah Ayub diceritakan bahwa murka Tuhan menyala terhadap sahabat-sahabat Ayub, sehingga mereka terkena hukuman.

Menariknya, ada satu orang sahabat Ayub yang tidak mendapat hukuman, yaitu Elihu. Apa yang membuat Elihu tidak mendapat murka Tuhan?

Elihu adalah salah satu dari keempat sahabat Ayub yang datang saat Ayub dicobai. Bersama Bildad, Zofar dan Elifas, Elihu datang dengan maksud untuk menghibur Ayub. Namun, ketika mendengar Ayub berkeluh kesah dengan penderitaannya, Bildad, Zofar dan Elifas justru memojokkan Ayub dengan menghakiminya.

Mereka berkata bahwa Ayub pasti berbuat dosa yang sangat besar sehingga mendapat hukuman yang sangat berat. Berbeda dengan Bildad, Zofar dan Elifas, Elihu tidak memojokkan Ayub dan menghakiminya, justru ia menguatkan kepercayaan Ayub kepada Tuhan.

Tuhan dapat berfirman dengan cara apapun

Seperti Tuhan menggunakan keledai untuk menegur Bileam, Tuhan dapat berfirman dengan cara yang tidak dapat kita pikirkan. Elihu berkata bahwa penderitaan juga merupakan salah satu cara Tuhan mendidik umatNya.

Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikannya.
Ayub 33:14

Tuhan adalah Tuhan yang adil

Saat perdebatan dengan ketiga temannya, Ayub memprotes keadilan Tuhan. Tanpa memojokkan Ayub, Elihu menegaskan bahwa Tuhan tidak pernah berlaku curang. Ia mengatakan bahwa Tuhan memberkati orang baik dan mengutuk orang yang jahat.

Oleh sebab itu, kamu orang-orang yang berakal budi, dengarkanlah aku: Jauhlah dari pada Allah untuk melakukan kefasikan, dan dari pada Yang Mahakuasa untuk berbuat curang.
Malah Ia mengganjar manusia sesuai perbuatannya, dan membuat setiap orang mengalami sesuai kelakuannya. Sungguh, Allah tidak berlaku curang, Yang Mahakuasa tidak membengkokkan keadilan.
Ayub 34: 10-12

 

Segala kebaikan yang kita lakukan tidak menjamin hidup tanpa masalah

Ayub terus mengatakan bahwa ia tidak berbuat dosa terhadap Tuhan dan berkata bahwa Tuhan menjadikannya sebagai musuhNya sehingga ia mendapat penderitaan. Kita pun demikian, ketika ditimpa masalah, kita seringkali memperhitungkan hal-hal yang telah kita berikan untuk Tuhan lalu merasa tidak layak mendapat masalah. Segala yang kita lakukan tidaklah tulus karena mengharapkan imbalan berupa penyertaan Tuhan, sehingga kita dapat hidup tanpa penderitaan.

Elihu mengingatkan Ayub bahwa Tuhan jauh lebih besar dari manusia, dan tidak sepantasnya kita membuat perhitungan kepada Tuhan atas setiap kebaikan yang kita lakukan. Manusia terlalu terbatas dibandingkan dengan Tuhan yang tidak terbatas. Pada Ayub 35, Elihu juga mengatakan bahwa kesetiaan kita kepada Tuhan tidak berpengaruh pada kebesaran Tuhan.

Mengapa engkau berbantah dengan Dia, bahwa Dia tidak menjawab segala perkataanmu?
Ayub 33 : 13

Jikalau engkau berbuat dosa, apa yang akan kaulakukan terhadap Dia? Kalau pelanggaranmu banyak, apa yang kaubuat terhadap Dia? Jikalau engkau benar, apakah yang kauberikan kepada Dia? Atau apakah yang diterima-Nya dari tanganmu?
Ayub 35 : 6-7

Tetap memuji dan menyembah Tuhan walau dalam kesesakan

Dalam Ayub 36, Elihu mengingatkan Ayub untuk tetap setia kepada Tuhan walau dalam kesesakan. Elihu memperingatkan Ayub agar jangan kesesakan dan penderitaannya berhasil membujuk Ayub untuk menghujat Tuhan.

janganlah panas hati membujuk engkau berolok-olok, janganlah besarnya tebusan menyesatkan engkau
Ayub 36:18

Ingatlah, bahwa engkau harus menjunjung tinggi perbuatan-Nya, yang selalu dinyanyikan oleh manusia.
Ayub 36:24

Tuhan adalah Tuhan yang Mahakuasa

Dalam nasihatnya, Elihu lebih banyak menceritakan kebesaran dan keadilan Tuhan. Berkali-kali Elihu mengatakan bahwa kebesaran Tuhan tidak dapat terselami oleh manusia. Bahkan dalam Ayub 37, Elihu menegaskan kebesaran Tuhan melalui bagaimana Tuhan mengatur bumi dan segala isinya dengan ajaib dan luar biasa. Elihu mengingatkan Ayub bahwa manusia terlalu terbatas untuk melihat jalan Tuhan.

Semua orang melihatnya, manusia memandangnya dari jauh.
Sesungguhnya, Allah itu besar, tidak tercapai oleh pengetahuan kita, jumlah tahun-Nya tidak dapat diselidiki.
Ayub 36:25-26

Yang Mahakuasa, yang tidak dapat kita pahami, besar kekuasaan dan keadilan-Nya; walaupun kaya akan kebenaran Ia tidak menindasnya.
Itulah sebabnya Ia ditakuti orang; setiap orang yang menganggap dirinya mempunyai hikmat, tidak dihiraukan-Nya.”
Ayub 37:23-24

 

Ketika ada yang berkeluh kesah pada kita tentang masalahnya, kita dapat mencontoh nasihat yang diberikan Elihu yang berfokus dengan menceritakan kebesaran dan keadilan Tuhan. Meskipun ia lebih muda dari Ayub dan teman-temannya yang lain, tetapi ia memberikan Ayub pengertian lebih. Bahkan dibandingkan teman-temannya yang lain yang hanya berbicara tentang hukuman Tuhan, Elihu lebih menceritakan kebesaran dan keadilan Tuhan. Ia menguatkan Ayub untuk tetap percaya kepada Tuhan dan memperingatkannya agar tidak berbuat dosa.

Sumber : percayasaja.com | Ren