Home Articles Zoom Perubahan Dimulai dari Cara Memandang Diri Sendiri

Perubahan Dimulai dari Cara Memandang Diri Sendiri

0
41

Sebelum menikah dengan Pangeran William, Kate Middleton dengan bebas mengenakan rok mini ataupun duduk bersila di lantai. Namun, setelah ia menikah dengan seorang pangeran Kerajaan Inggris, kebiasaannya berubah total. Caranya berpakaian berubah, caranya duduk juga sangat sopan. Kate mengubah perilakunya karena identitasnya berubah. Ia yang dulunya seorang rakyat jelata, kini ia adalah anggota kerajaan, bahkan ia adalah calon ratu.

Perubahan perilaku dimulai dengan mengubah pandangan terhadap diri sendiri terlebih dahulu.

Hal itu ternyata membantu seseorang untuk meraih apa yang ia inginkan. Menurut penelitian, cara kita memandang diri kita sendiri, memiliki dampak besar terhadap cara kita mengatasi gangguan atau perilaku yang tidak kita inginkan. Perubahan sederhana seperti diet, atau upaya untuk melepaskan diri dari kecanduan, semua dimulai dari perubahan bagaimana cara kita memandang diri sendiri.

Penulis Atomic Habit, James Clear, mengatakan bahwa semua perubahan pada awalnya dimulai dengan motivasi, tetapi alasan seseorang untuk tetap melakukannya adalah karena hal itu telah menjadi bagian dari identasnya. Mengapa saya menolak, bukan karena “tidak bisa,” melainkan “tidak mau.” “Tidak bisa” berarti karena terpaksa, sementara “tidak mau” berarti karena keputusan sendiri.

Misalnya, mengapa seseorang menolak jika ditawari snack yang ber-MSG, bukan karena tidak bisa, tetapi tidak mau karena identitas sebagai seorang ibu yang perlu memberi contoh pada anak-anak. Mengapa seseorang berhenti melihat pornografi? Bukan karena bosan, tetapi karena setelah mendalami iman, ia merasa bahwa perilaku tersebut tidak sejalan dengan identitas sebagai seorang yang mengasihi Tuhan.

Banyak orang bersembunyi di balik kata-kata, “Dari dulu saya seperti ini…” Tetapi cara berpikir seseorang terhadap dirinya sendiri juga sebuah “kebiasaan” yang sebenarnya bisa diubah dengan lebih baik.

Identitas kita adalah ciptaan Tuhan yang dicintai dan dikasihiNya, dan kita ada di bumi ini untuk menjadi duta kerajaanNya untuk dunia, maka perilaku kita seharusnya menyesuaikan hal itu.

Bukan tidak mencintai apa adanya, tetapi bagaimana cara kita memandang diri kita? Bagaimana kita menilai diri kita sendiri? Perilaku kita seharusnya sejalan dengan identitas, bagaimana kita mengubah pandangan kita terhadap diri sendiri. Semakin kita meneguhkan siapa kita di dalam Tuhan, semakin perilaku kita merefleksikan identitas kita yang sejati.

Sumber : Esther Idayanti

WhatsApp Support
Shalom kak, Kami menyediakan layanan Konseling dan Doa.