Belakangan ini muncul istilah baru selain genrerasi Z dan generasi Alpha. Istilah ini muncul di media sosial setelah adanya netizen yang curhat tentang kondisi yang mereka alami.
Seperti ayam geprek yang dipukul sampai hancur, seperti itulah istilah generasi geprek ini muncul. Generasi geprek muncul dari cuitan netizen yang mengulas generasi sandwich dengan penghasilan 40 juta yang beberapa waktu lalu sempat viral. Generasi geprek mirip dengan generasi sandwich, hanya saja mereka yang masuk dalam generasi geprek adalah mereka yang berpenghasilan rendah, di mana pengeluaran melebihi penghasilan. Tuntutan hidup membuat mereka kesulitan untuk banyak hal karena banyak beban yang ditanggung, seperti tidak bisa menabung, tidak bisa melakukan hobi atau bersosialisasi dengan teman-teman.
Sementara generasi strawberry muncul setelah seorang mahasiswa yang berusia 21 tahun menceritakan kondisi perkuliahan yang ia jalani. Ia mengatakan bahwa kondisi kesehatan mentalnya bermasalah karena banyaknya tugas kuliah yang membuatnya tertekan dan membutuhkan cuti beberapa waktu dengan liburan dan menjalani pemulihan.
Banyak orang menanggapi bahwa mahasiswa tersebut dianggap sebagai generasi muda yang lemah dan tidak memiliki semangat juang. Dari cerita inilah muncul istilah generasi strawberry yang mentalnya rapuh dan mudah hancur hanya karena masalah sepele, seperti strawberry yang tampak indah dan menarik dari luar, tetapi akan hancur dengan sedikit tekanan. Berbeda dengan generasi geprek yang dituntut harus berjuang menghadapi kerasnya kehidupan.
Generasi strawberry memiliki potensi karena lahir di lingkungan maju, dengan teknologi yang cukup. Hal itu membuat mereka suka akan tantangan dan hal baru. Tetapi sayangnya karena terbiasa ditolong dengan teknologi, generasi strawberry ini jadi kurang tahan banting dan punya sifat yang manja. Mereka juga sering berpikir kreatif dan menghasilkan karya-karya yang out of the box. Tetapi karena ide yang nyeleneh itu, pola pikir mereka kadang tidak realistis dan mudah marah jika dikritik.
Menurut Profesor Universitas Indonesia, Renald Kasali, generasi strawberry sebenarnya memiliki potensi yang baik, karena lahir di lingkungan yang maju. Namun sayangnya mereka mudah menyerah dan sakit hati. Uniknya, kebanyakan generasi strawberry ini ada pada anak muda kelahiran tahun 2000 ke atas.
Secara kondisi, generasi geprek dan generasi strawberry ini berbanding terbalik.
Ketika generasi geprek harus berjuang menjalani hidup yang sulit dan harus bekerja keras sehingga menghasilkan mental yang tangguh. Sementara generasi strawberry berada dalam situasi yang segala sesuatunya tersedia, sehingga ketika menghadapi situasi sulit, mereka menjadi lemah dan mudah menyerah dengan keadaan.
Meski demikian, baik generasi geprek maupun generasi strawberry, harus mengingat bahwa kita memiliki Tuhan yang setia dan tidak pernah meninggalkan kita. Ketika menghadapi situasi sulit, kita belajar untuk berserah dan meminta pertolongan Tuhan. Tuhan kita adalah Tuhan yang hidup dan tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. MujizatNya akan diberikan kepada orang-orang yang percaya kepadaNya.
Sumber : berbagai sumber | percayasaja.com






